BIOGRAFI
A.
ALASAN
MEMILIH TOKOH
Tokoh yang saya pilih
adalah Dahlan Iskan. Beliau adalah Mentri BUMN di Indonesia. Dahlan Iskan
adalah salah satu tokoh yang sangat saya kagumi. Beliau adalah sosok pekerja
keras, tidak mudah mengeluh, mempunyai semangat tinggi, dan menerima segala
keadaan hidupnya dengan ikhlas. Saya ingin menjadi seperti beliau, itulah
alasan saya memilih Pak Dahlan.
Dahlan Iskan adalah
sosok yang lahir dari keluarga miskin dan bahkan sangat miskin, namundengan
semangat dan kerja kerasnya beliau bisa samapi pada tahap ini. Dahlan Iskan
sangat menjadi panutan saya dalam menjalankan kehidupan, karena saat ini juga
saya sedang melakukan hal yang sama yang dilakukan Pak Dahlan dulu, yaitu
merubah nasib kehidupan saya dan keluarga menjadi lebih baik.
B.
DESKRIPSI
TENTANG TOKOH
Dahlan Iskan adalah salah satu putera
terbaik Indonesia. Beliau dikenal masyarakat karena keberhasilannya dalam
memimpin surat kabar Jawa Pos yang awalnya hanya koran daerah yang hampir
gulung tikar menjadi koran nasional dengan penjualan yang sangat fantastis.
Saat ini Dahlan Iskan menjabat menjadi menteri BUMN menggantikan Mustafa
Abubakar.
Dahlan Iskan lahir di Desa Kebun Dalam Tegalarum, Kecamatan
Bando, Magetan, Jawa Timur, tahun 1951. Setelah lemari bajunya terjual, Dahlan
Iskan akhirnya memutuskan sendiri tanggal dan bulan kelahirannya, yaitu 17
Agustus. Beliau memilih tanggal serta bulan itu agar mudah diingat karena
bertepatan dengan kemerdekaan Indonesia.
Lemari
baju satu-satunya terpaksa dijual untuk makan sehari-hari. Padahal di
belakang lemari itu bapaknya biasa mencatat tanggal kelahiran anak-anaknya.
Tanggal lahir Dahlan pun ikut lenyap bersama sang lemari.
Dahlan Iskan adalah anak dari pasangan
Mohammad Iskan dan Lisnah. Dahlan adalah anak ketiga dari empat bersaudara.
Kakak pertamanya bernama Khosyatun, kakak keduanya bernama Sofwati sedangkan
adik bungsunys bernama Zainuddin.
Sejak kecil, Dahlan sudah akrab dengan kemiskinan. Pakaian
yang ia miliki hanya satu celana pendek, satu baju dan satu sarung. Kain sarung
yang ia miliki bisa dijadikan alat serbaguna olehnya. Mulai dari sebagai alat
ibadah, pengganti baju jika ia mencuci bajunya, pengganti celana jika ia
mencuci celananya, selimut, bahkan karung jika ia sedang mengumpulkan sisa
panen kedelai orang kaya. Kalau lapar mendera, dia terpaksa mencuri tebu milik
pabrik gula di dekat rumahnya. Puluhan tahun kemudian nasib berkata lain. Dia
harus menjadi pemimpin puluhan pabrik gula yang sedang sekarat di seluruh
Indonesia. Hutang Dahlan dibayar lunas, satu tahun setelah dia menjadi menteri
BUMN, pabrik-pabrik gula itu mulai menuai keuntungan setelah puluhan tahun
merugi.
Dahlan Iskan mulai bersekolah di
madrasah yang juga disebut sekolah rakyat (sekarang bernama sekolah dasar).
Setelah tamat ia melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat pertama, kemudian ke
sekolah aliyah setingkat SLTA. Setamat SLTA, Dahlan Iskan melanjutkan sekolahnya di
fakultas hukum IAIN Sunan Ampel dan di Universitas 17 Agustus.
Dahlan Iskan memulai karirnya sebagai calon reporter Harian
Mimbar Masyarakat di Samarinda. Segera setelah ia tidak menyelesaikan kuliahnya
di IAIN (sekarang STAIN) dan lebih memilih untuk menggeluti dunia kewartawanan
di Koran kampus dan aktif dibeberapa organisasi seperti Pelajar Islam
Indonesia. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Nama Dahlan Iskan
melejit setelah membuat liputan eksklusif karamnya Tampomas II. Kapal buatan
Jepang dari Jakarta yang menuju Makassar itu, terbakar 2 hari sebelum akhirnya
tenggelam. Sekitar 400 penumpang tewas, ada pula yang menyebut 666 tewas, salah
satunya sang nakhoda, Abdul Rivai.
Dahlan yang saat itu menjadi kepala biro Tempo Jawa Timur,
menjadi satu-satunya wartawan yang meliput. Karena medan ke lokasi sangat
sulit. Dalam 3 hari, dia mengumpulkan bahan berita dan merekonstruksi
tahap-tahap karamnya kapal. Dahlan saat itu berhasil mewawancara seluruh awak
kapal, dan korban yang selamat di dalam kapal motor Sangihe yang dipakai
mengevakuasi korban.
Begitu
terbit, liputan itu langsung banjir pujian. Bahkan disebut-sebut sebagai cikal
bakal lahirnya gaya investigasi ala Tempo. Karier Dahlan pun melesat cepat
akibat liputan maut ini.
Pada tahun 1982, Dahlan Iskan dipercaya untuk memimpin Koran
Jawa Pos yang dibeli oleh Eric Samola (Direktur Utama PT Grafiti Pers, penerbit
Tempo). Koran ini dahulu beranama Java Post yang kemudian menjadi Djawa Post
dan akhirnya menjadi Jawa Pos. Pada saat itu, pasar Koran Surabaya dikuasai
oleh harian Surabaya Post dan Kompas. Jawa Pos waktu itu hampir mati
dengan sirkulasi Cuma 6.800 eksemplar. Oplah yang habis diangkut dengan
beberapa becak. Dalam kurun waktu lima tahun pertama (1982-1987), Dahlan iskan
telah menjadikan Jawa Pos surat kabar spektakuler dengan oplah 126.000
eksemplar beserta omset tahunan melejit sampai Rp 10,6 miliar atau 20 kali
lipat dari omset ditahun pertama (1982).
“Dulu
saking tidak terkenalnya, kalo ada yang bertanya dimana kantor Jawa Pos?
Jawabannya: “Di depan kantor Bank Karman.” Padahal Bank Karman juga bukan bank
terkenal. Itu menjadi lecutan buat saya untuk membalik keadaan. Saya mau kalau
ada yang bertanya di mana kantor Bank Karman. Jawabannya harus: “Di depan
kantor Jawa Pos!” Sayangnya cita-cita saya tidak kesampaian. Bank Karman keburu
dilikuidasi saat Jawa Pos mulai terkenal.” Kenang Dahlan Iskan sambil tertawa.
Pada tahun 1993, dalam usia 42 tahun, Dahlan Iskan
memutuskan berhenti sebagai pemimpin redaksi dan pemimpin umum Jawa Pos.
Inisiatifnya untuk berhenti karena percaya pentingnya regenerasi , memberikan
kesempatan kepada generasi muda untuk berkarya. Alasan lain adalah karena ia
ingin lebih fokus sebagai orang nomor satu Jawa Pos News Network yang ia
dirikan selanjutnya.
Pada tahun 1997, ia berhasil mendirikan Graha Pena, gedung
perkantoran berlantai 20, dan menjadi salah satu gedung pencakar langit di
Surabaya. Kemudian gedung serupa juga dibangun di Jakarta pada tahun 2002.
Dahlan mengembangkan bisnis medianya dengan membentuk Jawa Pos News Network
(JPNN) yang merupakan salah satu jaringan media terbesar di tanah air yang Jawa
Pos Group saat ini memiliki 207 koran, 65 percetakan, 42 stasiun TV lokal,
jaringan pemberitaan, pabrik kertas hingga belasan gedung perkantoran.
Aktifitas di media benar-benar ditinggalkan Dahlan ketika
menderita kanker hati. Saking parahnya, satu-satunya cara untuk menyelamatkan
hidupnya adalah dengan melakukan operasi transplantasi hati. Proses menjalani
operasi ditulis Dahlan menjadi sebuah buku “GANTI HATI” yang mengilhami banyak
orang untuk mulai hidup sehat dan tetap semangat menghadapi penyakit kritis.
Setelah menjalani transplantasi hati (2006), Dahlan
menghabiskan waktu sebagai Ketua Dewan Pengawas Pesantren Sabilul Muttaqin
(PSM). Mengembangkan 131 sekolah dengan 9.300 guru. Dua di antaranya berstatus
pesantren internasional bekerjasama dengan Al Irsyad, lembaga pendidikan Islam
ternama di Singapura. Pesantren internasional di Magetan itu diberi nama
International Islamic School (IIS). Sebanyak 15 guru IIS mendapat sertifikasi
international sehingga mereka bisa menjadi guru di semua sekolah yang
menggunakan kurikulum Cambridge School di seluruh dunia.
Mengurusi pesantren adalah kebahagian Dahlan. Selain karena
perhatiannya yang besar pada dunia pendidikan, juga karena merupakan wasiat
dari orangtunya.
Bos
Koran Menjadi Bos Setrum
Pada 23 September 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur
utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar. Banyak orang yang tidak setuju akan hal
ini, dikarenakan Dahlan Iskan bukanlah seorang yang berpendidikan ataupun
berada dalam bidang PLN. Menanggapi cibiran tersebut, Dahlan dengan lugasnya menjawab
melalui petikan:
“PLN
ialah tempat berkumpul orang-orang hebat! Karyawannya lulusan SMA jurusan
terhebat, Fisika! Jurusan yang dianggap paling pintar! Lalu, masuk Fakultas
Teknik Elektro ITB, yang terhebat! Lulus ITB, diseleksi lagi masuk PLN oleh senior-senior
yang hebat! Tidak diragukan lagi, PLN adalah kumpulan orang-orang terhebat dan
terpintar di negeri ini! Jadi dibutuhkan manusia bodoh seperti saya... Kata
Dahlan.
Semenjak memimpin PLN, Dahlan membuat beberapa gebrakan
dengan mengidentifikasi masalah PLN menjadi 5 musuh besar yang harus
dikalahkan. Musuh No 1, yakni krisis listrik. PLN berhasil mengatasi krisis
listrik hanya dalam waktu enam bulan (Januari-Juni 2010). Dalam waktu sesingkat
itu kekurangan listrik di seluruh Indonesia tercukupi berkat manajemen
distribusi daya yang lebih baik. Musuh besar No 2 panjangnya daftar tunggu: 2,5
juta orang. Ada yang sudah antre listrik sejak lima atau tujuh tahun. Daftar
tunggu itu berhasil diselesaikan melalui dua kali gerakan sehari sejuta
sambungan (GRASSS).
Musuh besar No 3: banyaknya gangguan trafo, juga sudah
berhasil dikalahkan. Perawatan yang lebih intensif didukung dengan penyediaan
trafo cadangan yang mencukupi berhasil meminimalkan gangguan listrik akibat
kerusakan trafo. Musuh no. 4 yaitu gangguan feeder (penyulang) juga berhasil
diatasi. Di Indonesia masih banyak feeder yang berjarak lebih dari jarak ideal
yaitu 25 km. Bahkan di Tapanuli ada feeder yang panjangnya 300 km. Jarak feeder
diusahakan seideal mungkin dimasa Dahlan.
Musuh besar no.5 yaitu inefisiensi sudah diperangi.
Banyaknya pembangkit salah makan karena sulit mendapat gas membuat PLN terpaksa
membakar solar yang lebih mahal. Berkat ‘mengemis’ ke berbagai pihak, beberapa
pembangkit berbahan bakar BBM sudah mulai mendapatkan gas. Sayangnya sebelum
upaya ini tuntas, tanggung jawab yang lebih besar disematkan ke pundak Dahlan.
Lulusan Pesantren Memimpin BUMN
Dua tahun menjabat sebagai Direktur Utama PLN, pada tanggal
17 Oktober 2011, Dahlan Iskan ditunjuk oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono
sebagai Menteri BUMN. Ia terisak dan terharu begitu dirinya dipanggil menjadi
menteri BUMN karena ia berat meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada
puncak semangat untuk melakukan reformasi PLN serta ia harus menanggung
tanggung jawab yang besar dengan memegang amanah yang besar ini.
Begitu menjadi Menteri BUMN Dahlan menetapkan 3 misi BUMN:
Pertama, BUMN harus bisa dipakai sebagai alat ketahanan nasional. Industri
strategis masuk kelompok ini, demikian juga BUMN pangan. Kedua, BUMN harus bisa
berfungsi sebagai engine of growth. Mesin pertumbuhan ekonomi. Proyek-proyek
penting yang akan bisa menggerakkan ekonomi secara nyata harus dimasuki BUMN.
Ketiga, BUMN harus bisa dipergunakan untuk menumbuhkan kebanggaan nasional.
Pride of Nation. Sejumlah BUMN tidak boleh hanya bisa menjadi jago kandang.
Harus menjadi kebanggaan bangsa di dunia internasional.
“Alangkah
hebatnya Indonesia kalau semua potensi bangsa disatukan dalam koordinasi yang
utuh. Kalau saja ada kesatuan di dalamnya, kita bisa memproduksi pabrik apa
pun, alat apa pun, dan kendaraan apa pun. Pembangkit listrik, pabrik gula,
pabrik kelapa sawit, pesawat, kapal, kereta, motor, mobil, dan apalagi sepeda,
semua bisa dibuat di dalam negeri” Ujar Dahlan.
Visi itu satu persatu berhasil diwujudkannya dalam waktu
singkat. Industri pertahanan negara bangkit, pembangunan infrastruktur
memanfaatkan kekuatan BUMN begitu cepat, BUMN pertanian dan perkebunan bergerak
bahu membahu mewujudkan ketahanan pangan nasional. Mimpinya membentuk BUMN-BUMN
yang kuat yang mampu bersaing dalam pasar global terwujud ketika Pertamina
masuk dalam Fortune 500. Garuda Indonesia mengalahkan MAS dan menjadi maskapai
kelas ekonomi terbaik dunia. Semen Indoensia mengakusisi pabrik semen di
Vietnam dan menjadi Pabrik Semen terbesar di ASEAN. BUMN-BUMN Karya melakukan
ekspansi ke Afrika dan Jazirah Arab. Banyak prestasil lain BUMN di bawah Dahlan
Iskan yang menumbuhkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.
1.
Kelemahan
Kelemahan atau kekuranngan yang
terdapat dalam tokoh menurut pendapat saya hanya satu, yaitu keputusan Pak
Dahlan untuk berhenti kuliah dan memutuskan menjadi wartawan. Dengan kata lain,
Pak Dahlan tidak menyelesaikan kuliahnya. Selain daripada itu, hampir sulit
mencari kelemahan dari Pak Dahlan Iskan.
2.
Kekuatan
Kekuatan
yang dimiliki oleh Pak Dahlan adalah semangat hidupnya yang luar biasa. Beliau
sangat menghargai kehidupannya dengan terus bekerja keras dan memberikan hasil
terbaik atas segala hal yang ia kerjakan. Pak Dahlan juga sosok orang yang
menerima nasib kehidupannya dengan lapang dada. Beliau tidak pernah mengeluh
atas nasib yang dijalaninya. Walaupun kehidupannya sangat miskin, namun beliau
tetap menjalani kehidupannya dengan bahagia dan tidak merasa terbebani dengan
nasib miskin yang menimpa keluarganya. Hal ini merupakan salah satu panutan
yang baik bagi saya. Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini sudah sangat
jarang bahkan mungkin hampir tidak ada orang yang memiliki sifat menerima
dengan nasib yang menimpanya. Saat ini orang-orang lebih sibuk menyalahkan
nasib daripada berusaha untuk mengubah nasib itu sendiri. Dengan kata lain, jarang sekali orang dapat
‘menikmati’ kemiskinannya, dan Pak Dahlan berhasil melakukan hal tersebut.
3.
Keberhasilan
Keberhasilan
yang sudah dicapai oleh Pak Dahlan sangat banyak, baik itu keberhasilan dalam
karier dan keberhasilan Pak Dahlan dalam menghadapi masalah kehidupannya yang
sulit. Pak Dahlan berhasil menghadapi masa sulit kehidupannya yang sangat
miskin dengan tidak banyak mengeluh, dan itu yang sangat sulit dilakukan oleh
orang-orang bahkan bagi saya. Sedangkan keberhasilan karier diantaranya:
- Mimbar Masyarakat
Reporter (1972-1976)
-
Majalah
Tempo
Koresponden dan Kepala Biro Jatim (1976-1982)
-
Jawa
Pos
Pemimpin Redaksi (1982-1984)
-
Jawa
Pos
Chairman & CEO (1984-2005)
-
PLN
Direktur Utama (2009-2011)
-
Menteri
BUMN
Kabinet Indonesia Bersatu II (2011- Sekarang)
Keberhasilan yang tidak boleh dilupakan
dari Dahlan Iskan adalah keberhasilnya menciptakan memfasilitasi dan mendukung produksi mobil nasional
yaitu mobil listrik. Mobil listrik yang berhasil dibuat adalah Tuxuci dan
selanjutnya membuat kembali mobil listrik yang dinamai “Putra Petir”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar