KATA
PENGANTAR
Segala
puji dan syukur dilimpahkan hanya kepada Allah SWT, Tuhan pemelihara semesta
alam yang dengan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah
yang berjudul “Perencanaan Program
Public Relations”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Public Relations. Penulisan makalah ini
terdapat hambatan dan rintangan tetapi atas bantuan beberapa pihak, maka
hambatan dan rintangan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-
tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini.
Untuk
semua itu penulis tidak dapat membalas jasa dan memberi penghargaan sebagaimana
mestinya selain memohon kehadirat Allah
SWT semoga amal dan jasa yang penulis terima dari mereka diterima oleh Allah
SWT sebagai amal saleh disisi-Nya. Akhirnya dengan ketulusan hati penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang baik dari para pembaca guna memperbaiki
makalah ini.
Jakarta, September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
................................................................................................ i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Alasan
Perancanaan Program Public Relations ................................................... 3
B. Teori
Management Public Relations ................................................................... 3
C. Strategi
Public Relations ..................................................................................... 4
D. 6
Langkah Perencanaan Program Public
Relations.............................................. 6
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 12
B. Pembahasan Kasus .............................................................................................. 12
DAFTAR
PUSTAKA
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Langkah pertama dalam perencanaan program komunikasi adalah
menganalisis dan merumuskan masalah yang dihadapi. Kemudian merumuskan
strategi, di mana dilakukan pemilihan media atau saluran komunikasi yang tepat sesuai
dengan siapa khalayak yang hendak dijangkau dan apa tujuan yang akan dicapai.
Program PR atau humas dititik beratkan pada Program Pelayanan, Program Mediator, Program
Dokumenter.
Penyusunan biaya atau penganggaran (budgeting) dilakukan
departemen PR dilakukan untuk meramalkan seberapa banyak dana yang diperlukan
untuk membiayai suatu program PR. Sehingga dapat diketahui program-program mana saja yang dapat
dilaksanakan dengan jumlah dana yang tersedia.
Public Relations yang diterjemahkan menjadi hubungan
masyarakat (humas) mempunyai dua pengertian. Pertama, PR dalam artian sebagai teknik
komunikasi atau Technique Of Communication dan kedua, PR sebagai metode komunikasi atau
Method Of Communication (Abdurrahman, 1993: 10). Penggunaan teori dan metode PR seperti jurnalistik, propaganda,
periklanan dan publisitas bertujuan untuk memunculkan dan membentuk pengertian
(good will), dukungan, dan citra positif dari publiknya, baik internal maupun
eksternal. Sehingga diperlukan perencanaan program PR yang cermat dan hati-hati agar proses komunikasi yang
terjadi dapat efektif.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Adapun rumusan masalah
berdasarkan latar belakang masalah di atas adalah sebagai berikut:
1. Apa
saja alasan yang melandasi perlunya perencanaan program Public Relations?
2. Bagaimana
teori Management Public Relations?
3. Bagaimana
strategi Public Relations?
4. Bagaimana
langkah perencanaan program Public Relations?
C.
TUJUAN
Adapun tujuan
berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui alasan perlunya perencanaan
program Public Relations.
2.
Untuk mengetahui teori Management Public
Relations.
3.
Untuk mengetahui strategi Public
Relations.
4.
Untuk mengetahui langkah perencanaan
program Public Relations.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
ALASAN
PERANCANAAN PROGRAM PUBLIC RELATIONS
Kehadiran Public
Relations (PR) bagi suatu instansi, organisasi, atau perusahaan memang
dirasakan menjadi sebuah keharusan.
Dari sekian banyak alasan, ada empat yang paling penting
bagi perlunya suatu perencanaan PR. Keempat alasan tersebut adalah sebagai
berikut:
1.
Untuk
menetapkan target-target operasi humas yang nantinya akan menjadi tolak ukur
atas segenap hasil yang diperoleh.
2.
Untuk
memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan.
3.
Untuk
menyusun skala prioritas guna menentukan:
a.
Jumlah
program
b.
Waktu
yang diperlukan untuk melaksanakan segenap program humas yang telah
diprioritaskan itu
4.
Untuk
menentukan kesiapan atau kelayakan pelaksanaan berbagai upaya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan jumlah dan kualitas:
a.
Personil
yang ada
b.
Daya
dukung dari berbagai peralatan fisik seperti alat-alat kantor, mesin cetak,
kamera, kendaraan, dan sebagainya
c.
Anggaran
dana yang tersedia
B.
TEORI
MANAGEMENT PUBLIC RELATIONS
Kebanyakan organisasi
atau perusahaan kini mengakui peranan Public
Relations cukup penting dalam pengambilan keputusan manajemen. Dengan
alasan PR adalah interpreter
(penerjemah) manajemen sehinggga PR harus mengetahui apa yang manajemen
pikirkan setiap saat terhadap isu publik yang sebenarnya.
Gruning dan Hunt
menyarankan para manajer PR bertindak berdasarkan apa yang disebut sebagai boundary role (memainkan peran di
perbatasan). Dengan kata lain para manajer PR harus meletakkan satu kakinya di
dalam perusahaan dan satu kakinya di luar perusahaan (publiknya).
Menurut F. Rachmadi
dalam bukunya Public Relations dalam
Teori dan Praktek, menyebutkan secara struktural PR bagian integral dari suatu
lembaga atau perusahaan. Salah satu dari fungsi manajemen modern. PR
menyelenggarakan komunikasi timbal balik antara organisasi atau perusahaan
dengan publiknya untuk menciptakan saling pengertian (public understanding) dan dukungan publik (public support) bagi terciptanya tujuan, kebijakan dan langkah
serta tindakan oranisasi atau perusahaan itu.
C.
STRATEGI
PUBLIC RELATIONS
Istilah strategi
manajemen sering juga disebut rencana strategi atau rancana jangka panjang
perusahaan. Suatu rencana strategis perusahaan menetapkan garis-garis besar
tindakan stategis yang akan diambil dalam kurun waktu kedepan.
Renald Kasali
menyebutkan rencana jangka panjang inilah yang menjadi pegangan bagi para
praktisi PR untuk menyusun berbagai recana teknis dan langkah komunikasi yang
akan diambil sehari-hari. Untuk dapat bertindak secara strategis, kegiatan PR
harus menyatu dengan visi dan misi perusahaan atau organisasinya.
Untuk dapat memberikan
kontribusi kepada rencana kerja jangka panjang tersebut, praktisi PR dapat
melakukan langkah-langkah berikut:
1.
Menyampaikan fakta dan opini, baik yang
beredar di dalam maupun di luar perusahaan.
2.
Menelusuri dokumen perusahaan dan
mempelajari perubahan yang terjadi secara historis.
3.
Melakukana analisis SWOT (Strengths/kekuatan, Weaknesses/kelemahan, Opportunities/peluang,
Threats/ancaman) mengenai persepsi
citra dari luar dan dalam perusahaan.
Komponen kekuatan dan
kelemahan dianalisis dari unsur-unsur internal perusahaan, sedangkan kedua
komponen lainnya (peluang dan ancaman) dikaji dari unsur-unsur eksternal
perusahaan atau lingkungan sekitarnya. Peluang dan ancaman bisa muncul dari
unsur-unsur seperti pemerintah, kecemburuan masyarakat, nilai masyarakat,
perubahan struktur kependudukan, pandangan yang tengah beredar di masyarakat,
situasi ekonomi, perubahan politik dan tekanan yang muncul dari para envorenmentalist.
Sebuah strategi yang
membenarkan perusahaan atau melakukan tindakan pahit seperti amputasi
(pengurangan unit usaha, dirumahkannya karyawan, pemangkasan, dll) hal itu
dilakukan demi kehidupan peerusahaan atau organisasi dalam jangka panjang.
PR dapat memberikan kontribusinya dalam
proses strategic management melauli
dua cara:
1.
Melakukan tugasnya sebagai bagian dari stategic management keseluruhan
organisasi dengan melakukan survei atas lingkungan dan membantu mendefinisikan
misi, sarana dan objektif perusahaan.
2.
PR dapat berperan dalam stategic management dengan mengelola
kegiatannya secara strategis.
Kaitan antara strategic management dengan PR mempunyai
area kegiatan dalam tiga lapisan, yakni:
a.
Lapisan korporat atau organisasi secara
menyeluruh,
b.
Lapisan bisnis atau lapian khusus, dan
c.
Lapisan fungsional.
Kedudukan PR, terutama
pada lapisan ketiga, sangat penting karena praktisi PR dituntut untuk menjalin
hubungan dengan pihak-pihak yang strategis dan sering dianggap sebagai juru
bicara. Tetapi sebenarnya ia tak lebih dari sekedar pelaksana biasa yang tidak
tau apakah yang dilakukannya itu sesuai dengan aspirasi mereka. Oleh karena
itu, efektifitas pekerjaan PR sangat bergantung pada persepsi pemimpin
perusahaan yang tercermin dari penempatan dan ruang lingkup pekerjaan yang
didelegasikan kepadanya.
Model strategic management dalam kegiatan PR
melalui tujuh tahapan, dimana tiga tahapan pertama memulai cakupan luas
sehingga lebih bersifat analisis. Empat langkah selanjutnya merupakan
penjabaran dari tiga langkah sebelumnya yang diterapakan pada unsur-unsur yang
berbeda, yakni:
a.
Tahap Stakeholders
Sebuah organisasi atau perusahaan
mempunyai hubungan dengan publiknya bilamana perilaku organisasi tersebut
mempunyai pengaruh terhadap stakeholdersnya.
b.
Tahap Publik
Publik terbentuk ketika organisasi
atau perusahaan menyadari adanya problem tertentu.
c.
Tahap Isu
Pada tahap ini, publik muncul
sebagai konsekuensi dari adanya problem selalu mengorganisasi dan menciptakan
isu.
d.
PR perlu mengembangkan objektif formal,
seperti komunikasi, akurasi, pemahaman, persetujuan, dan perilaku tertentu
terhadap program-program kampanye komunikasinya.
e.
PR harus mengembangkan program resmi dan
kampanye komunikasi yang jelas untuk menjangkau objektif di atas.
f.
PR khususnya para pelaksana, harus memahami
permasalahan dan dapat menerapkan kebijakan kampanye komunikasi.
g.
PR harus melakkuakan evaluasi terhadap
efektifitas pelaksanaan tugasnya untuk memenuhi pencapaian objektif dan
mengurangi konflik yang muncil di kemudian hari.
D.
6
LANGKAH PERENCANAAN PROGRAM PUBLIC
RELATIONS
Enam langkah
perencanaan program Public Relation yang sudah diterima secara luas oleh
praktisi PR profesional adalah sebagai berikut:
1.
Pengenalan situasi (situation)
2.
Penetapan tujuan (objective)
3.
Definisi khalayak (audience)
4.
Pemilihan media dan teknik-teknik PR (channel and techniques)
5.
Perencanaan anggaran (budget)
6.
Pengukuran hasil (evaluation)
1.
Pengenalan
Situasi
Untuk memahami situasi yang ada perlu
diadakan suatu penyelidikan melalui observasi atau melalui studi informasi dan
statistik. Salah satu metode yang paling sering digunakan oleh para praktisi PR
adalah pengumpulan pendapat atau studi sikap ( Frank Jefkins,1998:61 ). Dengan
cara melakukan wawancara kepada sejumlah reponden sampel yang mewakili khalayak
yang dituju. Kemudian jawaban–jawaban di kelompokan menurut kategori yang telah
ditetapkan. Misalnya sampel itu dibentuk berdasarkan jenis kelamin, status perkawinan,
umur, latar belakang pendidikan dan status ekonomi sosial.
Selain itu masih banyak cara yang dapat
dilakukan untuk mengenali situasi seperti peantauan berita–berita yang ada di
media massa, tinjauan terhadap angka grafik penjualan dari laporan tahunan,
keluhan konsumen, sampai dengan kajian secara mendalam terhadap berbagai
kekuatan pasar mulai dari yang bersifat ekonomis, social hingga yang berdimensi
politis.
2.
Penetapan
Tujuan
a.
Untuk
mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan
baru yang dilakukan oleh perusahaan.
b.
Untuk
meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai
c.
Untuk
menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada
masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
d.
Untuk
memperkenalkan masyarakat kepada masyarakat luas, serta membuka pasar-pasar
baru
e.
Untuk
mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan
untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan.
f.
Untuk
memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan
dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian,
atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan.
g.
Untuk
mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti
dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.
h.
Untuk
meyakinkan khalayak bahwasanya perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali
setelah terjadinya suatu krisis.
i.
Untuk
meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan
(take-over) oleh pihak-pihak lain.
j.
Untuk
menciptakan identitas perusahaan yang baru
k.
Untuk
menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan
perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari.
l.
Untuk
mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara.
m. Untuk memastikan bahwasanya para
politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang
positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan,
undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan.
n.
Untuk
menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan, agar
masyarakat luas mengetahui batapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam
berbagai hal.
Faktor-faktor
yang harus diperhitungkan dalam menetapkan skala prioritas
§ Keterbatasan sumber daya khususnya
dana
§ Sejauh mana pimpinan perusahaana
atau organisasi yang bersangkutan menyadari arti penting humas dan seberapa
baik ia menjalin hubungan dengan kalangan media massa
§ Ketersediaan para manager di tingkat
operasional untuk bekerjasama
§ Kerjasama yang erat antara manager
humas dan manager personalia untuk memperbaiki bobot para calon pegawai baru.
3.
Definisi
Khalayak/Penetapan Khalayak
Sebesar apapun suatu organisasi tidak mungkin menjangkau
semua orang. Ia harus menentukan sebagian diantaranya yang sekiranya paling
sesuai atau yang paling dibutuhkannya. Dengan jenis dan jumlah khalayak yang
lebih terbatas, suatu organisasi akan lebih efisien dalam mengarapnya, apalagi
jika dikaitkan dengan kelangkaan sumber daya.
4.
Media
dan Teknik-Teknik Public Relations
a.
Pemilihan
Media dan Teknik PR
Bila kita membandingkan media humas dan media iklan, akan
muncul lima hal menarik:
1)
Kampanye
periklanan dan kampanye humas sama-sama bisa menggunakan berbagai macam media.
2)
Para
praktisi humas berhubungan dengan para editor, jurnalis, serta para produser TV
dan radio, sedangkan para praktisi periklanan lebih banyak berhubungan dengan
para manager iklan dari berbagai perusahaan, petugas iklan di media massa
(radio, koran, televisi, majalah, dan sebagainya).
3)
Iklan
sifatnya jauh lebih komersial dibandingkan dengan humas.
4)
Kampanye
periklanan biasanya dilakukan terbatas pada media-media yang bisa diharapkan
akan membuahkan hasil maksimal (misalnya lonjakan penjualan) dengan biaya
serendah-rendahnya. Sedangkaan kampanye humas bersedia menggunakan media apa
saja, asalkan bisa menjangkau sebanyak mungkin khalayak.
5)
Tidak
seperti dunia periklanan, dunia kehumasan dapat menggunakan berbagai media
khusus seperti jurnal-jurnal internal, buletin atau sekedar majalah dinding.
b.
Variasi
Media PR
1)
Media
pers (press)
Media
ini terdiri dari berbagai macam koran yang beredar di masyarakat secara umum,
baik yang berskala regional maupun nasional atau bahkan internasional, koran-koran
gratis, majalah-majalah, yang diterbitkan secara umum maupun hanya dalam jumlah
terbatas untuk kalangan tertentu; buku-buku petunjuk khusus; buku-buku tahunan
dan laporan-laporan tahunan dari berbagai lembaga yang sengaja dipublikasikan
untuk umum.
2)
Audio-visual
Media
ini terdiri dari slide dan kaset video, film-film dokumenter.
3)
Radio
Kategori
ini meliputi semua jenis radio, mulai dari yang berskala lokal, nasional hingga
internasional baik yang dipancarkan secara luas maupun yang dikemas secara khusus.
4)
Televisi
Televisi
sebagai media humas tidak hanya televisi nasional atau regional tapi juga
televisi internasional, termasuk pula sistem-sistem teletex.
5)
Pameran
(exhibition)
6)
Bahan-bahan
cetakan (printed material)
Yakni
berbagai macam bahan cetakan yang bersifat mendidik, informatif, dan menghibur
yang disebarkan dalam berbagai bentuk guna mencapai tujuan humas tertentu.
7)
Penerbitan
buku khusus (sponsored books)
Isi
buku ini bisa bermacam-macam, misalnya saja mengenai seluk-beluk organisasi,
petunjuk lengkap mengenai cara penggunaan produk-produknya atau bisa juga
mengenai keterangan tentang berbagai aspek yang berkenaan dengan produk atau
organisasi itu sendiri.
8)
Surat
langsung (direct mail)
Surat
humas seperti ini tidak saja ditujukan kepada tokoh atau pribadi-pribadi
tertentu saja, tetapi juga kepada berbagai macam lembaga yang sekiranya
relevan, atau untuk dipajang di tempat-tempat umum.
9)
Pesan-pesan
lisan (spoken words)
Penyampaian
pesan humas juga bisa dilakukan melalui komunikasi langsung atau tatap muka.
10) Pemberian sponsor (sponsorship)
Suatu
organisasi atau perusahaan bisa pula menjalankan kegiatan humasnya melalui
penyediaan dana atau dukungan tertentu atas penyelenggaraan suatu acara seni,
olahraga, ekspedisi, beasiswa universitas, sumbangan amal, dan sebagainya.
Kegiatan penyediaan sponsor ini juga sering dilakukan dalam rangka melancarkan
suatu iklan atau mendukung usaha-usaha pemasaran.
11) Jurnal organisasi (house jurnals)
Suatu
bentuk terbitan dari sebuah perusahaan atau organisasi yang sengaja dibuat
dalam rangka mengadakan komunikasi dengan khalayaknya.
12) Ciri khas (house style) dan
identitas perusahaan (corporate identity)
Bentuknya
bisa bermacam-macam, tergantung pada bentuk dan karakter organisasinya. Ciri
khas organisasi atau identitas perusahaan ini sengaja diciptakan untuk
mengingatkan khalayak atas keberadaan dari organisasi yang bersangkutan.
13) Bentuk-bentuk media humas lainnya
Misalnya
banyak perusahaan sengaja menyisipkan pesan-pesan sosial pada kemasan produknya
agar khalayak mengetahui bahwa mereka bukanlah binatang ekonomi yang
semata-mata mengejar keuntungan.
c.
Media
dan Anggaran
Para perencana media humas juga harus memperhitungkan media
mana yang harus digunakan untuk menjangkau khalayak yang telah dipilih,
tentunya sesuai dengan keterbatasan anggaran yang ada.
5.
Perencanaan
Anggaran
PR merupakan kegiatan yang padat karya, sehingga pos
pengeluaran terbesar dihabiskan untuk pemakaian jam kerja alias gaji personil.
Pos pengeluaran lain yang cukup besar akan tercipta bila pelaksanaan kegiatan
humas itu juga melibatkan pemakaian alat-alat canggih seperti kamera video,
komputer, hingga mesin cetak modern. Adakalanya, pos-pos pengeluaran itu
dialihkan ke anggaran yang lain misalnya saja ke anggaran dokumentasi.
6.
Pengukuran
Hasil
a.
Pengukuran
Keberhasilan atau Kegagalan
Teknik-teknik yang digunakan untuk mengenali situasi sering
juga dimanfaatkan guna mengevaluasi berbagai hasil yang telah dicapai dari
segenap kegiatan-kegiatan humas yang telah dilaksanakan. Metode pengumpulan
pendapat atau uji sikap (attitude test) merupakan dua metode yang paling
lazim digunakan.
Unsur lain yang bisa digunakan sebagai metode tolak ukur
adalah liputan oleh media massa. Sikap-sikap media massa yang lebih simpatik
terhadap suatu organisasi bisa pula dipandang sebagai salah satu bukti
keberhasilan atas segenap kegiatan humas yang telah dilaksanakan oleh
organisasi itu.
b.
Contoh-contoh
Lain Hasil PR
Setelah kampanye atau program humas usai dilaksanakan, maka
guna mengukur hasilnya kita bisa memanfaatkan keempat belas tujuan sebagai
suatu tolak ukur atau bahan perbandingan.
Hal terakhir yang perlu ditegaskan di sini adalah setiap
kegiatan humas harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh dan profesional.
Sebelumnya, segala sesuatunya harus sudah direncanakan secara cermat, dengan
mengacu pada tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Segala sesuatunya harus dibuat
sepraktis mungkin agar mudah dipahami dan diterima (disetujui) oleh pihak
manajemen.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Perencanaan program
komunikasi PR merupakan kegiatan awal untuk tercapainya program PR demi
mendapatkan pengertian positif dari Khalayaknya. Sehingga saat kegiatan PR
berlangsung dengan anggaran biaya yang terkendali. Selain itu pemilihan media
komunikasi yang tepat juga menjadi pertimbangan yang harus di teliti secara
mendalam agar proses komunikasi dapat terjadi secara efektif.
B.
PEMBAHASAN KASUS
SOAL
DISKUSI
1.
APAKAH
PERMASALAHAN DARI KASUS DIATAS ?
2.
BUATLAH
ANALISA YANG MENGACU KEPADA PERENCANAAN PROGRAM PUBLIC RELATIONS ?
JAWABAN:
1.
Permasalahan
yang timbul pada kasus diatas adalah bahwa sebuah perusahaan memiliki
ancaman/threaths yang berawal dari luar dugaan sang pemiliki perusahaan,
seorang public relation harus mampu membaca situasi yang mengancam perusahaan,
untuk menjaga image baik dan nama baik dimata masyarakat dalam hal ini adalah
sebuah hotel berbintang maka dengan bagaimanapun semua ancaman harus ditepis,
kasus ini sudah tersimpan sangat lama dikarenakan terjadi saat tahun 2008 dan
sampai sekarang baru terkuak apalagi terkait dengan tersangka yang merupakan
orang orang komisaris disuatu perusahaan,
makadari itu disinilah peran dan strategi public relations untuk menyelesaikan
problem pada perusahaan tersebut, kasus ini sudah membawa nama oknum yang
berwajib, dengan kata lain bahwa ada oknum yang terlibat dengan membantu
melaksanakan kegiatan ilegal ini, banyak bukti yang mengacu bahwa oknum bisa
menutupi hal yang tidak pantas ditutupi, selain itu, kegiatan yang termaksud
mencemarkan nama baik inipuntidak diketahui oleh pihak internal
perusahaan/hotel tidak mengetahui adanya kegiatan perjudian ini, sudah saatnya
public relation yang merupakan juru bicara perusaan dan itunjuk untuk
meluruskan hal ini dan mengevaluasi kasus diatas.
2.
Dalam
melaksanakan perencanaan public relations harus memilki tahap dan pengembangan
yang baik agar segalanya bisa berjalan dengan lancar dan berhasil, perencanaan
program public relations akan mengutaikan tentang bagaimanavdutu program
huma(hubungan masyrakat) yang mencakup semua orang disusun dan dikelola, baik
itu yang berjangka panjang maupun berjangka pendek untuk satu peristiwa,
tunggal yang terjadi didalam instasi atau lembaga dan perusahaan lainnya,
dimana program tersebut harus direncanakan dengan cermat dan hati hati dengan
sedemikian rupa sehingga akan diperoleh hasil hasil uang nyata, apalagi dengan
kasus yang sebesar ini dan melibatkan beberapa komisari besar dan hotel
terkenal, perencanaanya adalah sebagai berikut:
1)
Pengenalan situasi
Dalam
situasiperencanaan program public relations,kita harus meluruskan apa yang
telah terjadi didalam permasalahan diatas, kasus perjudian yang menyangkut para
komisaris sangat terdengan tidak baik dimata masyarakat, maka dengan itu
situasi bisa terbaca bahwa titik temu antara citra para komisaris harus
dikuruskan. Untuk itu kita memerlukan situasi dan data yang diambil dari
masyarakat, dengan itu segala perencanaan program tidak hanya praduga namun
bisa menjadi hal yang nyata dan tumbuh menjadi intelegensi masyarakat.
2) Penetapan
tujuan
Dalam penetapan tujuan perusahaan
itu akan berbeda, mengapa harus direncanakan program public relations? Ya
jawabannya adalah karena ada kasus yang menyangkut nama baik perusahaan dan
penetapan tujuan pun harus memiliki data dan informasi serta anggaran yang mendukung
dari perusahaan.
3) Definisi
khalayak
Menetapkan
khalayak sangat penting untuk perencanaan program public relations seberapa
besar perusahaan tidak akan mungkin menjangkau semua khalayak, mungkin ada
beberapa yang akan dijangkau dalam hal ini, setidaknya untuk menjangkau
audience yang layak di rangkuladalah seminimalnya memiliki sangkutan dengan
perusahaan.
4) Pemilihan
media dan teknik PR
Media
sangat penting dalam perencanaan program Public relations karena
pengembangannya bisa menunjang kegiatan humas untuk memecahkan masalah , maka
dari itu pilihlah media yang tepat guna dan terjangkau oleh anggaran ,banyak
media dan teknik yang bisa digunakan untuk program pblic relations, contohnya
saja bisa melalui konferensi pers dengan jurnalis dan disiarkan di stasiun
televisi, selain itu bisa melalui konfirmasi media cetak atau surat kabar.
5) Perencanaan
anggaran
Humas
atau publi relation merupakan kegiatan padat karya yang pengembangannya harus
memerlukan dana bagi personel untuk menunjang pekerjaanya dan akan lebih
efektif dan efisien apabila dalam pengerjaanya itu menggunakan teknologi dan
alat alat yang canggih namun semua itu kembali lagi kepada anggaran dan biaya
yang harus di kompatriotioleh perusahan guna mencapai tujuan dari program
public rekkation tersebut.
6) Pengukuran
hasil
Setelah
kita merencanakan teknik dan media yang digunakan, maka dengan hal itulah kita
bisa mengukur hasil yang dikeluarkan dari prorgam kerja public relations, semua
pengambilan data dan informasi yang telah dirangkup dalam satu nota akan
dijadikan panutan apakah hasil yang dicptakan dari program PR tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://minnyminds.wordpress.com/2009/02/06/perencanaan-program-public-relations/, diakses pada tanggal 4 september 2013.
http://nindyanidy.blogspot.com/2012/05/perencanaan-strategi-dan-penyusunan.html,
diakses pada tanggal 4 september 2013.
Parimita, Widya. 2008. Public
Relations. Jakarta: UNJ Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar