A. Pengertian Radikalisme Secara Umum
Sebenarnya, apa arti radikalisme? Menurut para ahli,
Radikalisme adalah suatu ideologi (ide atau gagasan) dan paham yang ingin
melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara-cara
kekerasan/ ekstrim.
Inti dari tindakan radikalisme adalah sikap dan tindakan
seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara kekerasan dalam
mengusung perubahan yang diinginkan. Kelompok radikal umumnya menginginkan perubahan tersebut dalam tempo singkat
dan secara drastis
serta bertentangan dengan sistem
sosial yang berlaku.
Radikalisme sering dikaitkan dengan terorisme karena
kelompok radikal dapat melakukan cara apapun agar keinginannya tercapai,
termasuk meneror pihak yang tidak sepaham dengan mereka.
Walaupun banyak yang mengaitkan radikalisme dengan Agama tertentu, pada
dasarnya radikalisme adalah masalah politik dan bukan ajaran Agama.
B.
Sejarah Radikalisme
Pada dasarnya radikalisme sudah ada sejak jaman dahulu
karena sudah ada di dalam diri manusia. Namun,
istilah “Radikal” dikenal
pertamakali setelah Charles James Fox memaparkan tentang
paham tersebut pada tahun 1797.
Saat itu, Charles James Fox menyerukan “Reformasi
Radikal” dalam sistem pemerintahan di Britania Raya (Inggris). Reformasi
tersebut dipakai untuk menjelaskan pergerakan yang mendukung revolusi parlemen
di negara tersebut. Pada akhirnya ideologi radikalisme tersebut mulai
berkembang dan kemudian berbaur dengan ideologi liberalisme.
Seperti yang disebutkan pada pengertian radikalisme di
atas, radikalisme seringkali dikaitkan dengan agama tertentu, khususnya Islam.
Hal ini dapat kita lihat dari adanya kelompok ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang melakukan
teror terhadap
beberapa negara di dunia dengan membawa/ menyebutkan simbol- simbol agama Islam dalam setiap aksi teror mereka.
Tindakan
ISIS dan dukungan dari sebagian kecil umat Islam terhadap ISIS pada akhirnya
membuat sebagian masyarakat dunia menganggap ISIS merupakan gambaran dari
ajaran Islam. Namun, tentu saja hal tersebut tidak benar adanya karena sebagian
besar umat Islam justru mengutuk tindakan keji yang dilakukan oleh ISIS.
C.
Ciri-Ciri Radikalisme
Radikalisme sangat mudah kita kenali. Hal tersebut karena
memang pada umumnya penganut ideologi ini ingin dikenal/ terkenal dan ingin
mendapat dukungan lebih banyak orang. Itulah sebabnya radikalisme selalu
menggunakan cara-cara yang ekstrim.
Berikut ini adalah ciri-ciri radikalisme:
·
Radikalisme adalah tanggapan pada kondisi yang
sedang terjadi, tanggapan tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk evaluasi,
penolakan, bahkan perlawanan dengan keras.
·
Melakukan upaya penolakan secara terus-menerus dan
menuntut perubahan drastis yang diinginkan terjadi.
·
Orang-orang yang menganut paham radikalisme biasanya
memiliki keyakinan yang kuat terhadap program yang ingin mereka jalankan.
·
Penganut radikalisme tidak segan-segan menggunakan
cara kekerasan dalam mewujudkan keinginan mereka.
·
Penganut radikalisme memiliki anggapan bahwa semua
pihak yang berbeda pandangan dengannya adalah
bersalah.
D.
Faktor Penyebab Radikalisme
Mengacu pada pengertian radikalisme di atas, paham ini
dapat terjadi karena adanya beberapa faktor penyebab, diantaranya:
1.
Faktor Pemikiran
Radikalisme dapat berkembang karena adanya pemikiran
bahwa segala sesuatunya harus dikembalikan ke agama walaupun dengan cara yang
kaku dan menggunakan kekerasan.
2.
Faktor Ekonomi
Masalah ekonomi juga berperan membuat paham radikalisme
muncul di berbagai negara. Sudah menjadi kodrat manusia untuk bertahan hidup,
dan ketika terdesak karena masalah ekonomi maka manusia dapat melakukan apa
saja, termasuk meneror manusia lainnya.
3. Faktor Politik
Adanya pemikiran sebagian masyarakat bahwa seorang
pemimpin negara hanya berpihak pada pihak tertentu, mengakibatkan munculnya
kelompok- kelompok masyarakat yang terlihat ingin menegakkan keadilan.
Kelompok-kelompok tersebut bisa dari kelompok sosial,
agama, maupun politik. Alih-alih menegakkan keadilan, kelompok-kelompok ini
seringkali justru memperparah keadaan.
4.
Faktor Sosial
Masih erat hubungannya dengan faktor ekonomi. Sebagian
masyarakat kelas ekonomi lemah umumnya berpikiran sempit sehingga mudah percaya
kepada tokoh-tokoh yang radikal karena dianggap dapat membawa perubahan drastis
pada hidup mereka.
5.
Faktor Psikologis
Peristiwa pahit dalam hidup seseorang juga dapat menjadi
faktor penyebab radikalisme. Masalah ekonomi, masalah keluarga, masalah
percintaan, rasa benci dan dendam, semua ini berpotensi membuat seseorang
menjadi radikalis.
6. Faktor Pendidikan
Pendidikan yang salah merupakan faktor penyebab munculnya
radikalis di berbagai tempat, khususnya pendidikan agama. Tenaga
pendidik yang memberikan ajaran dengan cara yang salah
dapat menimbulkan radikalisme di dalam diri seseorang.
E.
Kelebihan dan Kekurangan Radikalisme
Radikalisme merupakan paham yang salah dan banyak
menganggapnya sesat.
Namun, di dalam radikalisme juga terdapat kelebihan.
1. Kelebihan
·
Penganut radikalisme punya tujuan yang jelas dan
sangat yakin dengan tujuan tersebut.
·
Penganut radikalisme memiliki
kesetiaan dan semangat
juang yang sangat
besar dalam mewujudkan tujuannya.
2. Kekurangan
·
Penganut radikalisme tidak dapat melihat kenyataan
yang sebenarnya karena beranggapan bahwa semua yang berseberangan pendapat
adalah salah.
·
Umumnya memakai cara kekerasan dan cara negatif
lainnya dalam upaya mewujudknya tujuannya.
·
Penganut radikalisme menganggap semua pihak yang
berbeda pandangan dengannya adalah musuh yang harus disingkirkan.
·
Penganut radikalisme tidak perduli dengan HAM (Hak
Asasi Manusia).
F.
Cara Mengatasi Radikalisme
Berikut ini 4 strategi yang harus dilakukan untuk
memberantas radikalisme yaitu:
1. Meningkatkan
Pemahaman Keagamaan
Radikalisme disebabkan oleh minimnya pemahaman agama.
Belajar agama secara dangkal dapat memicu mereka melakukan kekerasan, bahkan
atas nama agama. Tindakan terorisme balakangan ini dilakukan dengan cara bunuh diri, misalnya bom bunuh diri,
sebab Islam justru melarang tindakan bunuh diri, sehingga tindakan terorisme
dalam bentuk apapun sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Tindakan terorisme
mengatasnamakan Islam sering mengaitkan perbuatannya dengan jihad, padahal
mereka sebenarnya tidak tahu makna jihad sesungguhnya. Untuk itu kita harus
belajar agama pada yang ahlinya yang tahu betul apa arti jihad sesungguhnya.
2. Membentuk
Komunitas-Komunitas Damai di Lingkungan Sekitar
Pemuda bisa menjadi pionir dalam pembentukan komunitas
cinta damai di lingkungannya. Komunitas-komunitas tersebut lah yang melakukan sosialisasi ke masyarakat
maupun ke sekolah-sekolah akan bahaya paham radikalisme. Selain itu
komunitas-komunitas ini juga ikut aktif dalam pengawasan sehingga jika dalam
lingkungannya terdapat hal-hal yang mencurigakan terkait penyebaran virus
radikalisme segera melaporkannya ke pihak yang memiliki wewenang seperti tokoh
masyarkat dan tokoh agama.
3. Menyebarkan Virus
Damai di Dunia Maya
Hasil penelitian terbaru
mencatat pengguna internet
di Indonesia yang berasal dari kalangan anak-anak dan
remaja diprediksi mencapai 30 juta. Mereka ini menggunakan internet hanya untuk
mencari informasi, untuk terhubung dengan teman (lama dan baru) dan untuk hiburan.
Hal inilah yang menjadi celah bagi para penyebar
paham radikalisme untuk menyebarkan pahamnya di dunia maya. Oleh karena itu,
dibutuhkan aksi dari pemuda sebagai pengguna internet terbanyak di Indonesia
untuk menangkal informasi-informasi yang menyesatkan dengan mengunggah konten
damai di social media seperti tulisan,
komik, dan meme. Sehingga konten-konten
damai yang
bertebaran di dunia maya dapat mengalahkan konten-konten radikal yang
disebarkan oleh kelompok-kelompok radikal.
4.
Menjaga Persatuan dan Kesatuan
Generasi Muda adalah generasi penerus Bangsa yang
mempunyai kemampuan, kepinteran, Keberanian dan mempunyai tekad
yang kuat untuk melindungi Bangsa Indonesia yang
mereka cintai. Generasi muda adalah Warga Negara yang menjadi unsur penting
dalam suatu Negara. Menunjukkan sikap bela Negara para Generasi Muda saat ini dapat dilakukan dengan menampilkan
perilaku-perilaku positif yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 dengan
menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa yang bertujuan untuk melawan
segala macam paham kebencian dan kekerasan yang ingin merusak keutuhan NKRI.
5. Menghindari dan
memberantas Hoax
Membiasakan diri untuk menjaga diri dari berita hoax
terutama yang beredar melalui media social. Oleh karena itu agar selalu
melakukan konfirmasi kebenaran atas suatu berita, tidak mudah diprovokasi dan
tidak membagikan berita yang belum teruji sumber dan kebenarannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar