Sabtu, 05 Juni 2021

MATERI TES CPNS RADIKALISME


 

A.  Pengertian Radikalisme Secara Umum

 

Sebenarnya, apa arti radikalisme? Menurut para ahli, Radikalisme adalah suatu ideologi (ide atau gagasan) dan paham yang ingin melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan menggunakan cara-cara kekerasan/ ekstrim.

 

Inti dari tindakan radikalisme adalah sikap dan tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara kekerasan dalam mengusung perubahan yang diinginkan. Kelompok radikal umumnya menginginkan perubahan tersebut dalam tempo singkat dan secara drastis serta bertentangan dengan sistem sosial yang berlaku.

 

Radikalisme sering dikaitkan dengan terorisme karena kelompok radikal dapat melakukan cara apapun agar keinginannya tercapai, termasuk meneror pihak yang tidak sepaham dengan mereka. Walaupun banyak yang mengaitkan radikalisme dengan Agama tertentu, pada dasarnya radikalisme adalah masalah politik dan bukan ajaran Agama.

 

 

B.  Sejarah Radikalisme

 

Pada dasarnya radikalisme sudah ada sejak jaman dahulu karena sudah ada di dalam diri manusia. Namun, istilah “Radikal” dikenal pertamakali setelah Charles James Fox memaparkan tentang paham tersebut pada tahun 1797.

 

Saat itu, Charles James Fox menyerukan “Reformasi Radikal” dalam sistem pemerintahan di Britania Raya (Inggris). Reformasi tersebut dipakai untuk menjelaskan pergerakan yang mendukung revolusi parlemen di negara tersebut. Pada akhirnya ideologi radikalisme tersebut mulai berkembang dan kemudian berbaur dengan ideologi liberalisme.

 

Seperti yang disebutkan pada pengertian radikalisme di atas, radikalisme seringkali dikaitkan dengan agama tertentu, khususnya Islam. Hal ini dapat kita lihat dari adanya kelompok ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang melakukan


teror terhadap beberapa negara di dunia dengan membawa/ menyebutkan simbol- simbol agama Islam dalam setiap aksi teror mereka.

 

Tindakan ISIS dan dukungan dari sebagian kecil umat Islam terhadap ISIS pada akhirnya membuat sebagian masyarakat dunia menganggap ISIS merupakan gambaran dari ajaran Islam. Namun, tentu saja hal tersebut tidak benar adanya karena sebagian besar umat Islam justru mengutuk tindakan keji yang dilakukan oleh ISIS.

 

 

C.  Ciri-Ciri Radikalisme

 

Radikalisme sangat mudah kita kenali. Hal tersebut karena memang pada umumnya penganut ideologi ini ingin dikenal/ terkenal dan ingin mendapat dukungan lebih banyak orang. Itulah sebabnya radikalisme selalu menggunakan cara-cara yang ekstrim.

 

Berikut ini adalah ciri-ciri radikalisme:

 

·          Radikalisme adalah tanggapan pada kondisi yang sedang terjadi, tanggapan tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk evaluasi, penolakan, bahkan perlawanan dengan keras.

·          Melakukan upaya penolakan secara terus-menerus dan menuntut perubahan drastis yang diinginkan terjadi.

·          Orang-orang yang menganut paham radikalisme biasanya memiliki keyakinan yang kuat terhadap program yang ingin mereka jalankan.

·          Penganut radikalisme tidak segan-segan menggunakan cara kekerasan dalam mewujudkan keinginan mereka.

·          Penganut radikalisme memiliki anggapan bahwa semua pihak yang berbeda pandangan dengannya adalah bersalah.


D.  Faktor Penyebab Radikalisme

 

Mengacu pada pengertian radikalisme di atas, paham ini dapat terjadi karena adanya beberapa faktor penyebab, diantaranya:

1.   Faktor Pemikiran

 

Radikalisme dapat berkembang karena adanya pemikiran bahwa segala sesuatunya harus dikembalikan ke agama walaupun dengan cara yang kaku dan menggunakan kekerasan.

2.   Faktor Ekonomi

 

Masalah ekonomi juga berperan membuat paham radikalisme muncul di berbagai negara. Sudah menjadi kodrat manusia untuk bertahan hidup, dan ketika terdesak karena masalah ekonomi maka manusia dapat melakukan apa saja, termasuk meneror manusia lainnya.

 

3.   Faktor Politik

 

Adanya pemikiran sebagian masyarakat bahwa seorang pemimpin negara hanya berpihak pada pihak tertentu, mengakibatkan munculnya kelompok- kelompok masyarakat yang terlihat ingin menegakkan keadilan.

 

Kelompok-kelompok tersebut bisa dari kelompok sosial, agama, maupun politik. Alih-alih menegakkan keadilan, kelompok-kelompok ini seringkali justru memperparah keadaan.

4.   Faktor Sosial

 

Masih erat hubungannya dengan faktor ekonomi. Sebagian masyarakat kelas ekonomi lemah umumnya berpikiran sempit sehingga mudah percaya kepada tokoh-tokoh yang radikal karena dianggap dapat membawa perubahan drastis pada hidup mereka.

5.   Faktor Psikologis

 

Peristiwa pahit dalam hidup seseorang juga dapat menjadi faktor penyebab radikalisme. Masalah ekonomi, masalah keluarga, masalah percintaan, rasa benci dan dendam, semua ini berpotensi membuat seseorang menjadi radikalis.


 

6.   Faktor Pendidikan

 

Pendidikan yang salah merupakan faktor penyebab munculnya radikalis di berbagai tempat, khususnya pendidikan agama. Tenaga pendidik yang memberikan ajaran dengan cara yang salah dapat menimbulkan radikalisme di dalam diri seseorang.

 

 

E.  Kelebihan dan Kekurangan Radikalisme

 

Radikalisme merupakan paham yang salah dan banyak menganggapnya sesat.

Namun, di dalam radikalisme juga terdapat kelebihan.

1.   Kelebihan

 

·          Penganut radikalisme punya tujuan yang jelas dan sangat yakin dengan tujuan tersebut.

·          Penganut radikalisme memiliki kesetiaan dan semangat juang yang sangat besar dalam mewujudkan tujuannya.

2.   Kekurangan

 

·          Penganut radikalisme tidak dapat melihat kenyataan yang sebenarnya karena beranggapan bahwa semua yang berseberangan pendapat adalah salah.

·          Umumnya memakai cara kekerasan dan cara negatif lainnya dalam upaya mewujudknya tujuannya.

·          Penganut radikalisme menganggap semua pihak yang berbeda pandangan dengannya adalah musuh yang harus disingkirkan.

·          Penganut radikalisme tidak perduli dengan HAM (Hak Asasi Manusia).


F.   Cara Mengatasi Radikalisme

 

Berikut ini 4 strategi yang harus dilakukan untuk memberantas radikalisme yaitu:

1.   Meningkatkan Pemahaman Keagamaan

Radikalisme disebabkan oleh minimnya pemahaman agama. Belajar agama secara dangkal dapat memicu mereka melakukan kekerasan, bahkan atas nama agama. Tindakan terorisme balakangan ini dilakukan dengan cara bunuh diri, misalnya bom bunuh diri, sebab Islam justru melarang tindakan bunuh diri, sehingga tindakan terorisme dalam bentuk apapun sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Tindakan terorisme mengatasnamakan Islam sering mengaitkan perbuatannya dengan jihad, padahal mereka sebenarnya tidak tahu makna jihad sesungguhnya. Untuk itu kita harus belajar agama pada yang ahlinya yang tahu betul apa arti jihad sesungguhnya.

 

2.   Membentuk Komunitas-Komunitas Damai di Lingkungan Sekitar

Pemuda bisa menjadi pionir dalam pembentukan komunitas cinta damai di lingkungannya. Komunitas-komunitas tersebut lah yang melakukan sosialisasi ke masyarakat maupun ke sekolah-sekolah akan bahaya paham radikalisme. Selain itu komunitas-komunitas ini juga ikut aktif dalam pengawasan sehingga jika dalam lingkungannya terdapat hal-hal yang mencurigakan terkait penyebaran virus radikalisme segera melaporkannya ke pihak yang memiliki wewenang seperti tokoh masyarkat dan tokoh agama.

 

3.   Menyebarkan Virus Damai di Dunia Maya

Hasil penelitian terbaru mencatat pengguna internet di Indonesia yang berasal dari kalangan anak-anak dan remaja diprediksi mencapai 30 juta. Mereka ini menggunakan internet hanya untuk mencari informasi, untuk terhubung dengan teman (lama dan baru) dan untuk hiburan. Hal inilah yang menjadi celah bagi para penyebar paham radikalisme untuk menyebarkan pahamnya di dunia maya. Oleh karena itu, dibutuhkan aksi dari pemuda sebagai pengguna internet terbanyak di Indonesia untuk menangkal informasi-informasi yang menyesatkan dengan mengunggah konten damai di social media seperti tulisan, komik, dan meme. Sehingga konten-konten


damai yang bertebaran di dunia maya dapat mengalahkan konten-konten radikal yang disebarkan oleh kelompok-kelompok radikal.

 

4.   Menjaga Persatuan dan Kesatuan

Generasi Muda adalah generasi penerus Bangsa yang mempunyai kemampuan, kepinteran, Keberanian dan mempunyai tekad yang kuat untuk melindungi Bangsa Indonesia yang mereka cintai. Generasi muda adalah Warga Negara yang menjadi unsur penting dalam suatu Negara. Menunjukkan sikap bela Negara para Generasi Muda saat ini dapat dilakukan dengan menampilkan perilaku-perilaku positif yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 dengan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa yang bertujuan untuk melawan segala macam paham kebencian dan kekerasan yang ingin merusak keutuhan NKRI.

 

5.   Menghindari dan memberantas Hoax

Membiasakan diri untuk menjaga diri dari berita hoax terutama yang beredar melalui media social. Oleh karena itu agar selalu melakukan konfirmasi kebenaran atas suatu berita, tidak mudah diprovokasi dan tidak membagikan berita yang belum teruji sumber dan kebenarannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar