BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Karyawan memiliki kebutuhan
dan keinginan informasi untuk mengetahui tugas–tugasnya dan mengerti seluruh
tujuan dan strategi perusahaan. Keterbukaan dan kejujuran kebijakan komunikasi
harus dibangun oleh pimpinan dan harus diterima oleh setiap bawahan. Komunikasi
dari manajemen–karyawan, karyawan ke pihak manajemen harus jujur dan dibangun
berdasar kepercayaan jika digunakan untuk membangun semangat kerja,
produktivitas dan kemajuan perusahaan.
Organisasi harus selalu
memberikan informasi kepada karyawan tentang program–program perusahaan,
masalah yang dihadapi perusahaan, perubahan-perubahan yang dilakukan beserta
alasannya atau segala hal yang menarik minat karyawan. Perlu ditumbuhkan
kebebasan untuk berdiskusi antara pimpinan dan karyawan. Bila karyawan selalu
diberi informasi, maka karyawan akan lebih merasa dihargai, dipercaya dan akan
lebih koperatif mencurahkan usaha pada tujuan–tujuan organisasi. Mediasi yang
digunakan untuk melakukan semua itu adalah komunikasi.
Komunikasi yang efektif akan
menghasilkan kepuasan dan produktivitas karyawan, perbaikan pencapaian hasil
karya dan tujuan perusahaan. Komunikasi karyawan yang efektif tergantung dari
hubungan karyawan yang memuaskan yang dibangun berdasarkan iklm dan kepercayaan
atau suasana perusahaan yang positif. Komunikasi karyawan termasuk dalam
komunikasi organisasi, dilakukan perusahaan kepada karyawan.
Komunikasi karyawan memiliki
tiga wujud. Pertama, komunikasi ke bawah (downward communication) yaitu
komunikasi dari pimpinan perusahaan kepada karyawan. Kedua, komunikasi ke atas (up
ward communication) yaitu komunikasi dari pihak karyawan ke pihak
manajemen. Ketiga, komunikasi sejajar (sideways communication),
komunikasi yang berlangsung antara sesama karyawan di dalam suatu organisasi
Komunikasi karyawan meliputi
komunikasi interpersonal. Proses komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan
khususnya yang menyangkut komunikasi antara pimpinan dan karyawan merupakan
faktor penting dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif. Komunikasi
efektif tergantung dari hubungan karyawan yang memuaskan yang dibangun
berdasarkan iklim dan kepercayaan atau suasana organisasi yang positif.
Hubungan atasan dan bawahan merupakan jantung pengelolaan yang efektif. Agar
hubungan ini berhasil, harus ada kepercayaan dan keterbukaan antara atasan dan
bawahan. Rasa percaya, keyakinan, keterbukaan, kejujuran, dukungan keamanan,
kepuasan, keterlibatan, tingginya harapan merupakan gambaran iklim perusahaan
yang ideal. Tujuan utama dari komunikasi dengan karyawan adalah
mengidentifikasi, menciptakan dan menjalin hubungan timbal balik yang
menguntungkan antara pimpinan dengan karyawan.
Komunikasi yang efektif
ditentukan oleh pihak–pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu pimpinan dan
karyawan. Pimpinan harus dapat memfasilitasi kondisi komunikasi interpersonal
yang efektif. Selain itu komunikasi efektif antara pimpanan dan karyawan
juga harus dibangun berdasarkan hubungan interpersonal yang efektif. .
Perlu dipahami oleh perusahaan
bahwa hubungan antara sesama karyawan di sebuah organisasi lebih berfokus pada
aspek–aspek manusiawi, sehingga hal tersebut tidak sepenuhnya sama dengan
hubungan industrial (industrial relations). Hubungan industri lebih menekankan
pada besar kecilnya upah dan berbagai kondisi atau fasilitas kerja. Akan
tetapi, di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, mengingant hubungan
industri juga sangat dipengaruhi oleh efektif tidaknya komunikasi di kalangan
karyawan maupun antara karyawan dengan pihak manajemen.
Tanpa adanya komunikasi
kegiatan organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Melalui komunikasi
diharapkan dapat membawa hasil pertukaran informasi dan saling pengertian di
antara orang–orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut Ukuran
manajemen komunikasi interpersonal yang efektif tergantung pada informasi yang
disampaikan serta kualitas hubungan yang dibangun. Keberhasilan dalam mencapai
ketepatan penyampaian informasi ditentukan oleh sifat, mutu informasi yang
disampaikan di mana hal ini selanjutnya juga ditentukan oleh pengertian,
keterangan, pengaruh sikap, hubungan yang makin baik serta tindakan.
Komunikasi karyawan yang
efektif akan memberikan kontribusi terhadap produktivitas kerja karyawan,
perbaikan pencapaian hasil karya dan tujuan perusahaan. Selain itu sejumlah
keuntungan–keuntungan penting dapat dicapai di mana karyawan akan
berpengetahuan luas. Banyaknya informasi akan dapat memuaskan karyawan.
Karyawan akan menjadi lebih baik dan produktif di mana mereka memberikan waktu
lebih banyak untuk pekerjaan mereka dan melakukan pekerjaan dengan lebih baik
untuk perusahaan. Bila saluran komunikasi terbuka maka keinginan–keinginan
perusahaan akan lebih mudah diketahui.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi organisasi?
2. Apa saja fungsi-fungsi komunikasi organisasi?
3. Bagaimana pendekatan-pendekatan dalam komunikasi organisasi?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi organisasi
2.
Untuk
mengetahui apa saja fungsi-fungsi komunikasi organisasi
3.
Untuk
mengetahui bagaimana pendekatan-pendekatan dalam komunikasi organisasi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Komunikasi Organisasi
Manusia di dalam kehidupannya
harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok
atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat
bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial
dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok atau organisasi
itu selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk
kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan.
Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi
dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama
yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun
kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja sama tersebut terdiri
dari berbagai maksud yang meliputi hubungan sosial/kebudayaan. Hubungan yang
terjadi merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-masing individu,
untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk
kehidupan yang berkelanjutan.
Hubungan yang dilakukan oleh
unsur pimpinan antara lain kelangsungan hidup berorganisasi untuk mencapai
perkembangan ke arah yang lebih baik dengan menciptakan hubungan kerja sama
dengan bawahannya. Hubungan yang dilakukan oleh bawahan sudah tentu mengandung
maksud untuk mendapatkan simpati dari pimpinan yang merupakan motivasi untuk
meningkatkan prestasi kerja ke arah yang lebih baik. Hal ini tergantung dari
kebutuhan dan cara masing-masing individu, karena satu sama lain erat
hubungannya dengan keahlian dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan. Bila
sasaran komunikasi dapat diterapkan dalam suatu organisasi baik organisasi pemerintah,
organisasi kemasyarakatan, maupun organisasi perusahaan, maka sasaran yang
dituju pun akan beraneka ragam, tapi tujuan utamanya tentulah untuk
mempersatukan individu-individu yang tergabung dalam organisasi tersebut.
Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan
dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung
satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu
berubah-ubah. Dari pengertian ini mengandung 7 konsep kunci yaitu proses, jaringan,
saling tergantung, hubungan, lingkungan, dan ketidak pastian.
1.
Proses
Organisasi adalah suatu
system terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar pesan diantara
anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus-menerus
dan tak ada henti-hentinya, maka hal itu dapat dikatakan sebagai suatu proses.
2.
Pesan
Pesan adalah susunan symbol yang
penuh arti tentang orang, obyek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan
orang. Kominkasi dapat efektif apabila pesan yang dikirimkan oleh komunikator
diartikan oleh komunikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirimnya.
Symbol-simbol yang digunakan dalam pesan dapat berupa verbal maupun non verbal.
Dalam komunikasi organisasi kita
mempelajari ciptaan dan pertukaran pesan dalam seluruh organisasi. Pesan verbal
dalam oirganisasi misalnya surat, memo, pidato dan percakapan. Pesan non
verbal,adalah pesan yang tidak tertulis seperti bahasa, gerakan badan,
sentuhan, nada suara, ekspresi wajah, dsbnya.
Klasifikasi pesan menurut penerima
dapat dibedakan menjadi pesan internal dan eksternal. Pesan internal dipakai
karyawan dalam organisasi misalnya memo, bulletin, dan rapat. Sedangkan pesan
eksternal digunakan untuk memenuhi kebutuhan orang yang berkaitan dengan
lingkungan dan masyarakat umum. Seperti, iklan, usaha hubungan dengan
masyarakat, usaha mengenai penjualan atau pelayanan, dll.
Pesan juga dapat diklasifikasikan
menurut bagaimana pesan itu disebarluaskan. Ada 2 metode, yaitu metode
perangkat keras dan metode perangkat lunak. Metode perangkat keras
digunakan , apabila pesan yang akan disampaikan menggunakan alat elektronik,
dan tenaga listrik, missal computer. Metode perangkat lunak digunakan apabila
pesan bergantung pada kemampuan dan keterampilan individu terutama dalam
berfikir, menulis maupun berbicara. Contohnya, komunikasi lisan secara
berhadapan, percakapan dalam rapat, interview, diskusi, dan kegiatan tulis
menulis(surat, nota, laporan, usulan, maupun pedoman).
Klasifikasi pesan yang terakhir
berdasarkan tujuan daripada pengiriman pesan. Ada 3 alasan umum arus pesan
dalam organisasi, yaitu berkenaan dengan tugas dalam organisasi, pemeliharaan
organisasi dan kemanusiaan.
Thayer mengumukan 4 fungsi dari arus
pesan dalam organisasi yaitu untuk memberi informasi, untuk mengatur, untuk
membujuk, dan untuk mengintegrasi. Goldhaber (1986) menambahkan klasifikasi
barunya yaitu inovasi. Inovasi sangat penting bagi organisasi untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang selalu berubah-ubah. Pesan inovasi
misalnya rencana baru organisasi, kegiatan baru, program baru/penghargaan yang
membangkitkan pemecahan masalah.
3.
Jaringan
Organisasi terdiri dari beberapa orang yang setiap orang menduduki
posisi tertentu dalam organisasi. Pertukaran pesan dari orang-orang terjadi
melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Luas dari
jaringan dipengaruhi oleh banyak factor, antara lain hubungan
peranan, arah dan arus pesan, hakikat seni dari arus pesan dan isi dari pesan.
Peranan tingkah laku dalam suatu organisasi menentukan siapa yang
menduduki posisi atau pekerjaan tertentu baik secara formal maupun informal.
Faktor ke-dua yang mempengaruhi jaringan adalah arah. Ada 3 arah
jaringan komunikasi yaitu komunikasi pada bawahan, komunikasi pada atasan dan
komunikasi horizontal. komunikasi bawahan biasanya untuk tujuan
tertentu missal mengajukan pertanyaan, memberikan saran-saran. Komunikasi pada
atasan berkenaan dengan tugas/ pemeliharaan organisasi missal pengarahan
tujuan, perintah, disiplin/ pertanyaan. Komunikasi horizontal berkenaan dengan
pemecahan masalah koordinasi, penyelesaian konflik dan desas-desus.
4.
Keadaan saling
tergantung
Keadaan saling tergantung 1 bagian
dengan bagian lainnya merupakan suatu system terbuka dalam suatu organisasi.
Intinya, bila pimpinan membuat suatu keputusan, maka dia harus memperhitungkan
implikasi keputusannya itu terhadap organisasinya secara menyeluruh.
5.
Hubungan
Organisasi merupakan suatu system terbuka. Suatu system social maka
dari itu semuanya terletak pada tangan manusia dimana jaringan suatu pesan
dalam organisasi dihubungkan oleh manusia. Oleh karna itu hubungan manusia
dalam organisasi seperti sikap, skill. Moral harus dipelajari. Hubungan manusia
dalam organisasi dimulai dari yang sederhana yaitu hubungan diantara 2 orang
sampai kepada hubungan yang kompleks, yaitu hubungan dengan kelompok kecil,
besar dalam organisasi.
6.
Lingkungan
Lingkungan adalah totalitas secara fisik dan factor social yang
diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu system.
Lingkungan dibagi 2 yaitu lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan
internal adalah personalia(karyawan), staf dan komponen organisasi lainnya.
Lingkungan kesternal adalah langganan, leveransir, saingan dan teknologi.
Organisasi harus berinteraksi dengan lingkungan eksternal, yaityu
teknologi, ekonomi, UU dan factor social. Mengapa? Jika lingkungan berubah-ubah
maka organisasi memerlukan informasi baru yang dapat
mengatasi perubahan dengan menciptakan pertukaran pesan baik
internal maupun eksternal.
7.
Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan
informasi yang diharapkan. Ketidakpastian dalam suatu organisasi disebabkan
terlalu banyaknya informasi yang diterima daripada sesungguhnya yang diperlukan
untuk menghadapi lingkungan mereka. Oleh karena itu urusan utama komunikasi
organisasi adalah menentukan dengan tepat berapa banyaknya informasi yang
diperlukan untuk mengurangi ketidakpastian tanpa informasi yang berlebihan.
B.
Fungsi
Komunikasi Organisasi
Sendjaja menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah
sebagai berikut :
1.
Fungsi Informatif.
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan
informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi
yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan
pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen
membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna
mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan
(bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu
juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin
cuti, dan sebagainya.
2.
Fungsi Regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam
suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif,
yaitu:
a.
Berkaitan
dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang
memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang
disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya
dilaksanakan sebagaimana semestinya.
b.
Berkaitan
dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja.
Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh
dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3.
Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak
akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini,
maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada
memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan
akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4.
Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang
memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada
dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu:
a.
Saluran
komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin,
newsletter) dan laporan kemajuan organisasi
b.
Saluran
komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat
kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan
aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar
dalam diri karyawan terhadap organisasi.
C.
Pendekatan
Komunikasi Organisasi
Untuk melihat
komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat digunakan tiga pendekatan,
yaitu :
1)
Pendekatan
Makro
Organisasi dipandang sebagai suatu struktur global yang
berinteraksi dengan lingkungannya. Aktivitasnya antara lain adalah :
a. Memproses informasi dan lingkungan
Memproses
informasi dalam hal ini maksudnya adalah menyesuaikan apa yang terjadi pada
lingkungan dengan jalan mentransfer informasi yang relevan dengan keadaan
organisasi, kemudian merumuskan suatu respons yang tepat terhadap input
informasi tersebut.
b. Identifikasi
Suatu
organisasi menggunakan informasi yang telah diproses dari lingkungan untuk
mencapai beberapa macam negosiasi, persetujuan dengan relasi yang potensial
dari langgananya. Proses penyesuaian diri dinamakan dengan identifikasi.
Dalam melakukan
identifikasi peranan komunikasi memegang peranan penting. Tanpa dikomunikasikan
kepada langganan, langganan tentu tidak mengetahui bahwa organisasi telah
meningkatkan pelayannya.
c. Integrasi dengan organisasi lain
Tidak ada
organisasi bergerak dalam keadaan terisolasi. Setiap organisasi dipengaruhi
oleh aktivitas organisasi lain dalam lingkungannya. Organisasi mesti memonitor
altivitas ini, menentukan apa pengaruh aktivitas itu kepadanya.
Sebagian
organisasi menggunakan prosedur pengawasan yang komplek untuk memonitor satu
sama lain yang mencakup penggunaan peralatan elektronik yang sensitive dan
membayar seorang mata-mata dalam industri.
Kadang-kadang
interaksi dengan saingan terlalu bersifat institusioanl seperti dalam
organisasi perdagangan. Kelompok ini mempunyai anggota yang bersifat terbuka
hanya kepada orang yang ahli dibidangnya. Mereka melakukan konvensi dan rapat
dan menggunakan materi yang memberikan informasi yang relevan bagi kepentingan
golongannya.
d.
Penetuan Tujuan
Dari semua kegiatan organisasi
secara makro yang memerlukan komunikasi yang sangat penting adalah tujuan
organisasi. Suatu tujuan adalah tempat yang diinginkan organisasi sesudah
diberika periode waktu tertentu. Tujuan dari organisasi umumnya memproduksi suatu
produksi dengan biaya yang minimum dan menjualnya dengan mendapat keuntungan
bagi organisasi.
Untuk menentukan tujuan, organisasi
harus mengembangkan informasi kekuatan internal dan eksternal organisasi.
Kekuatan eksternal organisasi mencakup sikap langganan, tersedianya bahan
mentah, status pengaturan menurut pemerintah, dan tingkah laku dari saingan.
2)
Pendekatan
Mikro
Pendekatan ini memfokuskan kepada
komunikasi dalam unit dan submit pada suatu organisasi. Komunikasi yang
diperlukan pada tingkat ini adalah komuniaksi antara anggota kelompok, komunikasi
untuk pemberian orientasi dan latihan, komunikasi untuk melibatkan anggota
kelompok dalam tugas kelompok, komunikasi untuk menjaga iklim organisasi,
komunikasi dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan dan komunikasi untuk
mengetahui rasa kepuasan kerja dalam organisasi.
Didalam organisasi biasanya terdapat
bermacam-macam kelompok yang masing-masing mempunyai tujuannya, terlebih dalam
tujuan organisasinya. Dalam hal ini diperlukan keterampilan berkomunikasi dari
pimpinan sehingga anggota kelompok mempunyai motivasi untuk bekerja dengan baik
dan mereka akan bekerja dengan giat dan akan mendukung tujuan
organisasi.
a.
Orientasi dan
latihan
Kadang-kadang
organisasi perlu memberikan orientasi dan latihan untuk melatih orang-orang
dalam suatu organisasi agar dapat melakukan suatu perkerjaan tertentu.
Orientasi
adalah proses yang terus-menerus yang menghendaki komuniaksi untuk
membawa orang lain melihat apa yangs edang berlangsung dalam suatu organisasi.
Tugas memberi orientasi ini dapat dilakukan oleh pimpinan unit-unit organisasi
maupun oleh anggota unit lainnya.
b.
Keterlibatan
Anggota
Dalam
organisasi sangat diperlukan keterlibatan anggota dalam unitnya masing-masing
untuk menjaga kelancaran tugas organisasi. Untuk mendorong anggota unit organisasi
mau bekerja adalah dengan menggunakan komunikasi dan itu merupakan tugas dari
pimpinan unit masing-masing.
c.
Penentuan Iklim
Organisasi
Iklim
organisasi ditentukan oleh bermacam-macam factor, tetapi pada umumnya iklim
organisasi ditentukan oleh tingkah laku dari pimpinan kepada kelompoknya.
Misalnya pimpinan yang tidak mau bicara dengan bawahannya dan tidak pula ambil
pusing dengan apa yang dilakukan mereka mungkin akan menjadikan bawahannya
malas bekerja dan tidak produktif.
d.
Supervisi dan
Pengarahan
Tugas dalam
organisasi perlu diawasi dikontrol serta diarahkan sesuai dengan kriteria yang
telah dutentukan dan dilakukan oleh beberapa orang pimpinan organisasi terhadap
orang-orang dibawah hierarki yaitu supervisor yang
bertanggungjawab terhadap orang-orang yang ada dibawahnya dan
membantu agar dapat melakukan pekerjaannya sebaik mungkin. Semua kegiatan
yang dilakukan supervise menggunakan komunikasi.
e.
Kepuasan Kerja
Ada dua hal
yang mungkin menyebabkan orang tidak puas dengan pekerjaannya. Pertama, apabila
orang tersebut tidak mendapatkan informasi yang dibutuhkannya untuk melakukan
pekerjaannya. Yang ke-dua apabila hubungan sesama teman sekerja kurang baik.
Atau dengan kata lain ketidakpuasan kerja ini berhubungan dengan masalah
komunikasi.
3)
Pendekatan
Individual
Pendekatan individual berpusat
kepada tingkah laku komunikasi individual dalam organisasi. Komunikasi individual
ada beberapa bentuknya diantaranya berbicara dalam kelompok kerja, mengunjungi
dan berinteraksi dalam rapat, menulis dan mengonsep surat, memperdebatkan suatu
usulan dan sebagainya.
a.
Berbicara pada
kelompok kerja
Kerja kelompok adalah pusat efektifnya kerja organisasi. Oleh
karena itu seseorang harus mempunyai keterampilan berkomunikasi dengan orang
lain untuk mendapatkan dan memberikan informasi yang diperlukan dalam melakukan
tugas kelompok.
b.
Menghadiri dan
berinteraksi dalam rapat
Rapat adalah satu cara kehidupan organisasi yang umum. Oleh karena
itu seorang anggota organisasi harus terampil dalam interaksi rapat yang
mencakup keterampilan memberikan informasi bila diperlukan atau untuk membujuk
anggota lain untuk menerima usulan dan mengarahkan rapat bila diperlukan.
c.
.Menulis
Organisasi banyak memerlukan materi cetak dan tertulis yang biasanya
dilakukan oleh anggota organisasi yang khusus bertugas untuk itu. Petugas itu
biasa disebut dengan pegawai tata usaha yang dituntut untuk mempunyai
keterampilan dalam menulis maupun mengetik.
d.
Berdebat suatu
usulan
Di dalam organisasi keputusan penting dibuat dalam rapat kecil
dimana orang saling berdebat satu sama lain sebelum memilih satu tindakan
tertentu. Orang dalam organisasi harus membuat suatu usulan atau program baru
mengenai aktivitas yang akan dilakukan
Griffin menyatakan tiga pendekatan untuk membahas komunikasi
organisasi. Ketiga pendekatan itu adalah sebagai berikut:
1.
Pendekatan Sistem
Karl Weick (pelopor pendekatan sistem informasi) menganggap struktur
hirarkhi, garis rantai komando komunikasi, prosedur operasi standar merupakan
munsuh dari inovasi. Ia melihat organisasi sebagai kehidupan organis yang harus
terus menerus beradaptasi kepada suatu perubahan lingkungan dalam orde untuk
mempertahankan hidup. Pengorganisasian merupakan proses memahami informasi yang
samar-samar melalui pembuatan, pemilihan, dan penyimpanan informasi. Weick
meyakini organisasi akan bertahan dan tumbuh subur hanya ketika
anggota-anggotanya mengikutsertakan banyak kebebasan (free-flowing) dan
komunikasi interaktif. Untuk itu, ketika dihadapkan pada situasi yang mengacaukan,
manajer harus bertumpu pada komunikasi dari pada aturan-aturan.
Teori Weick tentang pengorganisasian mempunyai arti penting dalam bidang
komunikasi karena ia menggunakan komunikasi sebagai basis pengorganisasian
manusia dan memberikan dasar logika untuk memahami bagaimana orang
berorganisasi. Menurutnya, kegiatan-kegiatan pengorganisasian memenuhi fungsi
pengurangan ketidakpastian dari informasi yang diterima dari lingkungan
atau wilayah sekeliling. Ia menggunakan istilah ketidakjelasan untuk mengatakan
ketidakpastian, atau keruwetan, kerancuan, dan kurangnya predictability.
Semua informasi dari lingkungan sedikit banyak sifatnya tidak jelas, dan
aktivitas-aktivitas pengorganisasian dirancang untuk mengurangi ketidakpastian
atau ketidakjelasan.
Weick memandang pengorganisasian sebagai proses evolusioner yang bersandar
pada sebuah rangkaian tiga proses: penentuan (enachment)à seleksi
(selection)à penyimpanan (retention). Penentuan adalah
pendefinisian situasi, atau mengumpulkan informasi yang tidak jelas dari luar.
Ini merupakan perhatian pada rangsangan dan pengakuan bahwa ada ketidakjelasan.
Seleksi, proses ini memungkinkan kelompok untuk menerima aspek-aspek
tertentu dan menolak aspek-aspek lainnya dari informasi. Ini mempersempit
bidang, dengan menghilangkan alternatif-alternatif yang tidak ingin dihadapi
oleh organisasi. Proses ini akan menghilangkan lebih banyak ketidakjelasan dari
informasi awal. Penyimpanan yaitu proses menyimpan aspek-aspek tertentu
yang akan digunakan pada masa mendatang. Informasi yang dipertahankan
diintegrasikan ke dalam kumpulan informasi yang sudah ada yang menjadi dasar
bagi beroperasinya organisasinya.
Sub-subkelompok individual dalam organisasi terus menerus melakukan
kegiatan di dalam proses-proses ini untuk menemukan aspek-aspek lainnya dari
lingkungan. Meskipun segmen-segmen tertentu dari organisasi mungkin
mengkhususkan pada satu atau lebih dari proses-proses organisasi, hampir semua
orang terlibat dalam setiap bagian setiap saat. Pendek kata di dalam organisasi
terdapat siklus perilaku.
Siklus perilaku adalah kumpulan-kumpulan
perilaku yang saling bersambungan yang memungkinkan kelompok untuk mencapai
pemahaman tentang pengertian-pengertian apa yang harus dimasukkan dan apa yang
ditolak. Di dalam siklus perilaku, tindakan-tindakan anggota dikendalikan oleh aturan-aturan
berkumpul yang memandu pilihan-pilihan rutinitas yang digunakan untuk
menyelesaikan proses yang tengah dilaksanakan (penentuan, seleksi, atau
penyimpanan). Demikianlah pembahasan tentang konsep-konsep dasar dari teori
Weick, yaitu: lingkungan; ketidakjelasan; penentuan; seleksi; penyimpanan;
masalah pemilihan; siklus perilaku; dan aturan-aturan berkumpul, yang semuanya
memberi kontribusi pada pengurangan ketidakjelasan.
2.
Pendekatan
Budaya
Asumsi interaksi simbolik mengatakan bahwa manusia bertindak
tentang sesuatu berdasarkan pada pemaknaan yang mereka miliki tentang sesuatu
itu. Mendapat dorongan besar dari antropolog Clifford Geertz, ahli
teori dan ethnografi, peneliti budaya yang melihat makna bersama yang unik
adalah ditentukan organisasi. Organisasi dipandang sebagai budaya. Suatu
organisasi merupakan sebuah cara hidup (way of live) bagi para anggotanya,
membentuk sebuah realita bersama yang membedakannya dari budaya-budaya lainnya.
Pacanowsky dan para teoris interpretatif lainnya menganggap
bahwa budaya bukan sesuatu yang dipunyai oleh sebuah organisasi, tetapi budaya
adalah sesuatu suatu organisasi. budaya organisasi dihasilkan melalui interaksi
dari anggota-anggotanya. Tindakan-tindakan yang berorientasi tugas tidak hanya
mencapai sasaran-sasaran jangka pendek tetapi juga menciptakan atau memperkuat
cara-cara yang lain selain perilaku tugas ”resmi” dari para karyawan, karena
aktivitas-aktivitas sehari-hari yang paling membumi juga memberi kontribusi
bagi budaya tersebut.
Pendekatan ini mengkaji cara individu-individu menggunakan
cerita-cerita, ritual, simbol-simbol, dan tipe-tipe aktivitas lainnya untuk
memproduksi dan mereproduksi seperangkat pemahaman.
3.
Pendekatan Kritik.
Stan Deetz, salah seorang penganut pendekatan ini, menganggap bahwa
kepentingan-kepentingan perusahaan sudah mendominasi hampir semua aspek lainnya
dalam masyarakat, dan kehidupan kita banyak ditentukan oleh keputusan-keputusan
yang dibuat atas kepentingan pengaturan organisasi-organisasi perusahaan, atau
manajerialisme.
Bahasa adalah
medium utama dimana realitas sosial diproduksi dan direproduksi. Manajer dapat
menciptakan kesehatan organisasi dan nilai-nilai demokrasi dengan
mengkoordinasikan partisipasi stakeholderdalam keputusan-keputusan
korporat.
BAB III
KESIMPULAN
Pimpinan di
dalam organisasi harus dapat memfasilitasi tumbuhnya suasana keterbukaan dalam
komunikasi dengan karyawan, dapat berempati, memiliki sikap yang dapat
memberikan dukungan kepada karyawan, dapat bersikap positif baik terhadap diri
sendiri maupun karyawan serta mampu menciptakan suasana setara.
Komunikasi
karyawan yang efektif akan menghasilkan kepuasan dan produktivitas karyawan,
perbaikan pencapaian hasil karya dan tujuan perusahaan. Tidak hanya itu,
hubungan antar karyawan yang dibangun berdasarkan iklim dan kepercayaan atau
suasana perusahaan yang positif turut memberi andil dalam menciptakan iklim
komunikasi efektif. Rasa percaya, keyakinan, keterbukaan, dukungan keamanan,
kepuasan, keterlibatan dan tingginya harapan merupakan cermin iklim komunikasi
organisasi yang ideal.
Jika organisasi
atau perusahaan memiliki dan melakukan komitmen untuk melakukan komunikasi yang
efektif dengan karyawan maka sejumlah keuntungan–keuntungan penting dapat
dicapai. Karyawan akan memiliki pengetahuan yang luas dan banyaknya informasi
akan memuaskan karyawan.
Selain itu, karyawan akan menjadi
lebih baik dan produktif di mana mereka akan memberi waktu lebih banyak untuk
pekerjaan mereka dan melakukan pekerjaan dengan lebih baik untuk perusahaan,
sehingga apa yang diharapkan oleh perusahaan dapat terwujud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar