BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial. Mereka hanya dapat hidup berkembang
dan berperan sebagai manusia dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia
lain. Salah satu cara terpenting untuk berhubungan dan bekerja sama dengan manusia
adalah komunikasi.
Komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dan kompleks bagi
kehidupan manusia. Manusia sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang dilakukannya
dengan manusia lain, baik yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal sama
sekali. Komunikasi memiliki peran yang sangat vital bagi kehidupan manusia,
karena itu kita harus memberikan perhatian yang seksama terhadap komunikasi.
Setiap orang selalu berupaya memahami setiap peristiwa yang
dialaminya. Orang memberikan makna terhadap apa yang terjadi di dalam dirinya
sendiri atau lingkungan sekitarnya. Terkadang makna yang diberikan itu sangat
jelas dan mudah dipahami orang lain, namun terkadang makna itu buram, tidak
dapat dipahami dan bahkan bertentangan dengan makna sebelumnya. Dengan memahami
komunikasi maka orang dapat menafsirkan peristiwa secara lebih fleksibel dan
bermanfaat.
Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah bentuk
komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis
(written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena
kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara
verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun
pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan. Contoh :
komunikasi verbal melalui lisan dapat dilakukan dengan menggunakan media,
contoh seseorang yang bercakap-cakap melalui telepon. Sedangkan komunikasi
verbal melalui tulisan dilakukan dengan secara tidak langsung antara komunikator
dengan komunikan. Proses penyampaian informasi dilakukan dengan menggunakan
berupa media surat, lukisan, gambar, grafik dan lain-lain.
Komunikasi non verbal ( non verbal communicarion) menempati
porsi penting. Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena
komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal dengan baik dalam waktu
bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan
mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa
senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya. Kaitannya
dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu komunikator untuk
lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi komunikan
saat menerima pesan.Bentuk komunikasi non verbal sendiri di antaranya adalah,
bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, simbol-simbol, pakaian seragam, warna
dan intonasi suara.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas, dapat dirumuskan masalah yaitu sebagai berikut :
1.
Apa
pengertian komunikasi verbal dan non verbal ?
2.
Apa perbedaan
komunikasi verbal dan non verbal ?
3.
Apa hambatan
dari komunikasi interpersonal ?
4.
Bagaimana
strategi meningkatkan komunikasi interpersonal ?
C.
Tujuan Penulisan
Secara umum tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan informasi mengenai
kewajiban-kewajiban apa itu komunikasi verbal dan non verbal.
Secara khusus tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Interpersonal
Employee Relation. Dan selanjutnya ingin mendapatkan nilai tugas kelompok dan
nilai presentasi terkait mata kuliah tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Komunikasi Verbal
1. Pengertian
Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol
verbal, baik secara lisan maupun tertulis. Komunikasi verbal adalah semua jenis
simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan bicara
yang kita sadari termasuk kedalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu
usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain
secara verbal.
Komunikasi verbal ( verbal communication ) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator
kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi
verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau
keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan
harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa lebih mudah memahami
pesan-pesan yang disampaikan.
Prakteknya, komunikasi
verbal bisa dilakukan dengan cara :
a.
Berbicara dan menulis.
Umumnya untuk menyampaikan, orang cenderung lebih menyukai speaking
(berbicara) ketimbang (writing ). Selain karena praktis, speaking dianggap
lebih mudah “menyentuh” sasaran karena langsung didengar komunikan. Namun bukan
berarti pesan tertulis tidak penting. Untuk menyampaikan pesan bisnis yang
panjang dan memerlukan pemahaman dan pengkajian matang, diperlukan pula
penyampaian writing. Semisal penyampaian bussines report. Sangat tidak mungkin
jika hanya disampaikan dengan berbicara.
b.
Mendengarkan dan
membaca.
Kenyataan menunjukkan, pelaku bisnis lebih sering mendapatkan informasi
ketimbang menyampaikan informasi. Dan aktivitas penerimaan informasi.pesan
bisnis ini dilakukan lewat proses (listening) mendengarkan dan membaca
(reading). Sayangnya, kenyataan juga menunjukkan, masih banyak di antara
kalangan bisnis yang tidak memiliki kemampuan dan kemauan memadai untuk
melakukan proses reading dan listening ini. Sehingga pesan penting sering hanya
berlalu begitu saja, dan hanya sebagian kecil yang tercerna dengan baik.
contoh : komunikasi verbal melalui lisan dapat
dilakukan dengan menggunakan media, contoh seseorang yang bercakap-cakap
melalui telepon. Sedangkan komunikasi verbal melalui tulisan dilakukan dengan
secara tidak langsung antara komunikator dengan komunikan. Proses penyampaian
informasi dilakukan dengan menggunakan berupa media surat, lukisan, gambar,
grafik dan lain-lain.
Komunikasi
verbal ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
-
Disampaikan secara lisan / bicara atau tulisan
-
Proses
komunikasi eksplisit dan cenderung dua arah
-
Kualitas
proses komunikasi seringkali ditentukan oleh komunikasi non verbal
2. Fungsi bahasa sebagai Bentuk Komunikasi Verbal
Bahasa dianggap sebagai suatu sistem kode verbal. Bahasa
didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan alunan untuk mengkombinasikan
simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.
a. Untuk
mengartikulasikan apa yang dipikirkan dan dirasakan manusia.
b. Untuk
membina hubungan yang baik diantara sesame manusia.
c. Untuk
mempelajari tentang dunia sekeliling kita.
d. Untuk
menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.
Menurut
Larry Barker (Mulyana, 243) bahasa memiliki 3 fungsi sebagai berikut:
Ø Penamaan (naming/labeling)
Penamaan merupakan fungsi bahasa yang mendasar. Penamaan atau
penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan, atau orang yang
menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam berkomunikasi
a.
Interaksi
Fungsi
interaksi merujuk pada berbagai gagasan dan emosi yang dapat mengunadang
simpati pengertian ataupun kemarahan dan kebingugan
b.
Transmisi
Informasi
Yang dimaksud
dengan fungsi transmisi informasi adalah bahwa bahasa merupakan media untuk
menyampaikan informasi kepada orang lain. Bahasa merupakan media transmisi
informasi yang bersifat lintas waktu, artinya melalui bahasa dapat disampaikan
informasi yang menghubungkan masa lali, masa kini, masa depan sehingga
memungkinkan adanya kesinambungan budaya dan tradisi.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelancaran Komunikasi Verbal
a.
Faktor
Intellegensi
Orang yang
memiliki intellegensi yang tinggi biasanya memiliki banyak pembendaharaan kata
dibandingkan orang yang memiliki intellegensi rendah.
b.
Faktor budaya
Setiap budaya
memiliki bahasa yang berbeda-beda. Seperti di Indonesia yang memiliki keragaman
suku. Suku Sunda, Batak memiliki bahasanya masing-masing.
c.
Faktor
Pengetahuan
Orang yang
memiliki pengetahuan banyak akan mendorong yang bersangkutan untuk berbicara
lancar dengan pembendaharaan kata yang banyak
d.
Faktor
Kepribadian
Orang
memiliki sifat pemalu, atau pendiam biasanya sedikit berbicara pada orang lain
disebabkan tidak terbiasa berkomunikasi.
e.
Faktor
Biologis
Adanya
kelainan sehingga mengganggu saat berbicara.
f.
Faktor
Pengalaman
Orang
yangbanyak berkomunikasi baik berbicara dengan orang lain, individu atau massa,
akan dapat berbicara secara lancar.
B.
Komunikasi Nonverbal
1.
Pengertian
Komunikasi Nonverbal
Beberapa pengertian dan pendapat Komunikasi nonverbal dari
beberapa ahli diantaranya :
-
Menurut Edward Sapir,
Komunikasi nonverbal adalah sebuah kode yang luas yang ditulis tidak di mana
pun juga, diketahui oleh tidak seorang pun dan dimengerti oleh semua (an
elaborate code that is written nowhere, known to none, and understood by all).
-
Molandro dan Barker yang dikutip dari Ilya Sunarwinadi: komunikasi antar budaya memberikan batasan-batasannya sebagai
berikut :
1.
Komunikasi
nonverbal adalah komunikasi tanpa kata-kata.
2.
Komunikasi
nonverbal terjadi bila individu berkomunikasi tanpa menggunakan suara
3.
Komunikasi
nonverbal adalah setiap hal yang dilakukan oleh seseorang yang diberi makna
oleh orang lain
4.
Komunikasi
nonverbal adalah studi mengenai ekspresi wajah, sentuhan, waktu, gerak,
isyarat, bau, perilaku mata dan lain-lain.
Dapat disimpulkan bahwa Komunikasi non
verbal ( non verbal communicarion) Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan
disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh
komunikasi nonverbal ialah menggunakangerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan
rambut, dan sebagainya, simbol-simbol,
serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan,
kualitas suara, gaya emosi, dan gaya
berbicara.
Contoh :
a.
Sentuhan
Sentuhan dapat termasuk:
bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus,
pukulan, dan lain-lain.
b.
Gerakantubuh
Dalam komunikasi
nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah,
isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan
suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk
mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan,
c. Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.
d. Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
Contoh Komunikasi Non
Verbal :
Pertama saya lihat dari apotek K24. Menurut saya logo apotek K24 dengan
background hijau muda terlihat lebih fress dan lebih terang. Dengan tulisan K24
putih dan merah, warna- warna cerah sangat menarik. Tulisan yang besar
jelas akan lebih mudah terbaca dari sisi manapun. Mudah terbaca dan mudah
dimengerti bahwa apotek ini buka 24 jam non- stop. Dan logo tersebut jelas
menandakan bahwa tempat itu adalah apotek. Dan konsumen juga akan mudah apabila
mencari obat atau butuh obat malam - malam.
2.
Adapun
ciri-ciri komunikasi nonverbal diantaranya :
-
Disampaikan
dengan menggunakan isyarat (gesture), gerak-gerik (movement), postur/lipologi,
pembahasa, kinesic/sentuhan, penampilan fisik, ruang, jarak, waktu, consumer
product dan artefak
-
Proses
komunikasi implisit dan dapat terjadi dua arah maupun satu arah
-
Kualitas
proses komunikasi tergantung pada pemahaman terhadap persepsi orang lain
3.
Fungsi
Komunikasi Nonverbal
Fungsi pesan
nonverbal dalam hubungannya dengan pesan verbal menurut Mark L. Knapp (1972:
9-12) dalam (Herlina Tanpa tahun) ada lima, yaitu:
a.
Repetisi,
yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya
menggelengkan kepala.
b.
Substitusi,
yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita berkata, kita
menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
c.
Kontradiksi,
menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal.
Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata
”Hebat, kau memang hebat.”
d.
Komplemen,
yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda
menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
e.
Aksentuasi,
yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Misalnya, anda mengungkapkan betapa jengkelnya anda
dengan memukul meja.
C.
Perbedaan Antara Komunikasi Verbal dan Komunikasi Nonverbal
Untuk memahami dengan lebih jelas antara komunikasi verbal dan non
verbal, kita dapat melihat tabel mengenai tipe-tipe komunikasi berikut ini
Komunikasi Vokal Non
Vokal
|
||
Komunikasi
verbal
|
Bahasa Lisan (spoken
words)
|
Bahasa Tertulis
(written words)
|
Komunikasi
nonverbal
|
Nada Suara (tone of
voice). desah (sighs), jeritan (screams), kualitas vokal (vocal
quality)
|
Isyarat (gesture)
gerakan (movement) penampilan (appearance), ekspresi wajah (facial
expression)
|
D. Hambatan
Komunikasi Interpersonal
Dalam komunikasi antar personal terdapat
beberapa hambatan yang ada, hambatan-hambatan tersebut antara lain sebagai
berikut:
- Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial
yang dimiliki setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih
rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka
karyawan tersebut tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau
pendapatnya.
- Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang
dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya
kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus
benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab kesalahan pengucapan atau
kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding)
atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah
komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa dan salah
penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai
menjadi keledai dan lain-lain.
- Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan
karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan
cara berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga
dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang
antara satu dengan yang lainnya.
- Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan
adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu
organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada
beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh :
kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku
jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
- Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan
lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara
riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang
kurang jelas.
- Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media
yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan
sehari-hari misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang
hilang dan muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang
buram pada surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan
jelas.
- No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender
mengirimkan pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari
receiver maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti
contoh : Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para
karyawan, dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan
tanggapan atau respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang
manajer.
Selain
itu juga terdapat beberapa hambatan komunikasi antar personal yang biasanya
terjadi, antara lain adalah:
- Tujuan yang tidak jelas : Dalam komunikasi harus
ada kejelasan dalam berhubungan agar ada tujuan yang pasti, apabila tidak
ada tujuan yang jelas akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya
miss komunikasi yang dapat memecahkan hubungan antar sahabat ataupun
hubungan antar personal yang lainnya.
- Penipuan : Hambatan komunikasi yang lain adalah
penipuan. Dalam sebuah komunikasi bila terjadi penipuan akan merusak
keakraban yang sudah terjadi dan sudah terpelihara selama ini.
- Sisi historis / pengalaman : Setiap orang pasti
memiliki pengalaman sendiri-sendiri. Apabila dari pengalaman orang yang
satu dengan yang lain tidak ada titik temu maka terjadi kesalahpahaman.
Dan bila orang yang bersangkutan tidak segera memperbaiki bisa saja
terjadi perusakan yang berakhir dengan pemutusan suatu hubungan atau
komunikasi.
- Menganggap enteng lawan bicara : Dalam suatu
komunikasi atau hubungan kita harus bisa menghormati antar personal agar
tercipta suatu hubungan yang harmonis. Tapi apabila tidak ada rasa saling
menghormati maka akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan misalnya
pemutusan hubungan.
- Mendominasi pembicaraan : Komunikasi dua arah
akan berhasil bila kita saling mengisi dan melengkapi. Bila ada seorang
yang lebih mendominasi suatu pembicaraan, komunikasi tersebut tidak akan
efektif dan tidak akan berjalan dengan lancar.
- Pihak ketiga : Ketika terjadi komunikasi dua arah
jangan sampai ada pihak ketiga yang datang karena pihak ketiga atau orang
yang tidak diundang dapat merusak suatu komunkasi yang sudah terbina dari
awal. Hal ini dapat terjadi karena pihak ketiga tidak tahu dari awal apa
yang terjadi dalam komunikasi dua arah yang sebelumnya dan bisa merusak
sedikit demi sedikit komunikasi atau hubungan yang sudah tercipta
sebelumnya.
Pada tiap personal terjadi proses komunikasi yang bertujuan untuk
mengenali satu dengan lainnya, maka dari itu komunikasi yang terjalin harus
terdapat pengertian serta kepercayaan antar personal, selain itu terdapat
beberapa komponen yang harus dijaga untuk menjaga hubungan komunikasi agar
tidak terjadi kesalah pahaman yang dapat mengakibatkan perusakan atau pemutusan
hubungan.
E. Strategi
Meningkatkan Komunikasi Interpersonal
Menurut Roger hubungan interpersonal akan
terjadi secara efektif apabila kedua pihak memenuhi kondisi berikut :
1. Bertemu satu sama lain.
2. Empati secara tepat terhadap pribadi yang
lain dan berkomunikasi yang dapat dipahami satu sama lain secara berarti.
3. Menghargai satu sama lain, bersifat
positif dan wajar tanpa menilai atau keberatan.
4. Menghayati pengalaman satu sama lain
dengan sungguh-sungguh, bersikap menerima dan empati satu sama lain.
5. Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan
dan iklim yang mendukung dan mengurangi kecendrungan gangguan arti.
6. Memperlihatkan tingkah laku yang percaya
penuh dan memperkuat perasaan aman terhadap orang lain.
Pace dan Boren
(1973) mengusulkan cara-cara untuk menyempurnakan hubungan interpersonal.
Hubungan interpersonal cenderung menjadi sempurna bila kedua pihak mengenal
standar berikut :
a. Mengembangkan suatu pertemuan personal
yang langsung satu sama lain mengkomunikasika perasaan secara langsung.
b. Mengkomunikasikan suatu pemahaman empati
secara tepat dengan pribadi orang lain melalui keterbukaan diri.
c. Mengkomunikasikan suatu kehangatan,
pemahaman yang positif mengenai orang lain dengan gaya mendengarkan dan
berespon.
d. Mengkomunikasikan keaslian dan penerimaan
satu sama lain dengan ekspresi penerimaan secara verbal dan nonverbal.
e. Berkomunikasi dengan ramah tamah,
wajar,menghargai secara positif satu sama lain melalui respon yang tidak
bersifat menilai.
f. Mengkomunikasikan satu keterbukaan dan
iklim yang mendukung melalui konfrontasiyang bersifat membangun.
g. Berkomunikasi untuk menciptakan kesamaan
arti dan memberikan respon yang relevan.
Pada pernyataan
dan preposisi di atas terdapat satu kesamaan iklim yang mendukung harus ada
agar hubungan interpersonal dapat dijaga dan disempurnakan. Lingkungan yang mendukung
dalam lingkungan sekolah maksudnya, kepala sekolah mendukung, ramah tamah,
bersifat membantu, baik dan tegas, tidak pernah mengancam, memperhatikan
sungguh-sungguh keadaan guru, karyawan beserta siswanya, dan berusaha keras
melayani perhatian yang baik dari guru, karyawan beserta siswanya, menunjukkan
kepercayaan dan memotivasi.
Cara Meningkatkan Interpersonal Skill
1. Mengatasi persepsi negative. Sebelum
bertindak kita harus melihat sesuatu dari sudut pandang kita, melihat dari
sudut pandang orang lain, melihat dari sudut pandang netral/tidak memihak, dan
tidak mencampuradukan emosi pribadi. Hal ini untuk membantu kita berpikir
terlebih dahulu sebelum menilai dan menyertakan emosi. Kita melihat masalah
dari tiga sudut pandang berbeda. Hal ini membuat kita menjadi lebih empati
sehingga mengatasi persepsi negative. Untuk mempunyai kemampuan ini kita harus
memiliki kemampuan mendengar. Untuk memahami kita perlu mendengarkan,
mendengarkan dnegan penuh perhatian.
2. Menerima pesan dengan baik dengan cara mendengarkan.
Mendengarkan bukan hanya secara harfiah menggunakan telinga, namun lebih luas,
yaitu memberikan perhatian terhadap sesuatu, bukan hanya terhadap suara semata.
Pentingnya mendengar dinyatakan dalam berbagai penelitian, salah satunya
menyatakan bahwa kemampuan mendengarkan jauh lebih penting daripada kemampuan
berbicara, kemampuan mendengarkan harus dimiliki oleh semua orang, dalam diri
pekerja, manajer, eksekutif, atau hubungan personal.
Alasan untuk mendengarkan adalah:
a. Untuk memahami dan memperoleh informasi.
Orang yang menguasai informasi akan memiliki kesempatan lebih besar untuk
sukses.
b. Analisis terhadap kualitas informasi.
Kemampuan ini dibutuhkan agar dapat bertindak lebih tepat. Mendengarkan dan
mendapatkan informasi lebih banyak akan meningkatkan kualitas pesan yang
diterima, kelengkapan data, dan kemampuan mengolah informasi, sehingga simpulan
atau analisis terhadap suatu kondisi atau keadaan dapat diambil.
c. Membangun dan memelihara hubungan. Orang
yang memiliki kemampuan mendengarkan dengan baik akan memiliki hubungan lebih
baik dengan sesamanya, dan juga sebaliknya.
d. Menolong orang lain, kemampuan
mendengarkan dimiliki agar dapat memahami orang lain dan pada akhirnya dapat
menolong orang lain. Beberapa profesi mewajibkan kompetensi mendengarkan untuk
dimiliki dengan baik, contohnya dokter, pengacara, psikolog, guru, atau
lainnya.
a. Untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan
adalah dengan cara: membuat kontak mata dengan pembicara, hindari gerakan atau
komunikasi nonverbal yang justru mengganggu atau tidak sesuai dengan maksud
kita untuk mendengarkan, mengajukan pertanyaan, mengungkapkan
kembali/konfirmasi, hindari interupsi, jangan berbicara terlalu banyak, membuat
transisi yang baik antara menjadi pendengar yang baik dengan pembicara yang baik,
empatik.
3. Menekan ego pribadi kita. Perbedaan antara
individu akan selalu ada, entah itu perbedaan pkitangan, perbedaan kepentingan,
dan lainnya. Dengan menekan ego pribadi, maka kita dapat belajar untuk mencoba
memahami orang lain. Setiap orang punya keunikan masing-masing, dan kita harus
menerima fakta tersebut.
4. Pengetahuan juga punya peranan penting
dalam berinteraksi. Ketika kita berusaha untuk mendekati orang lain, kita dapat
memanfaatkan knowledge yang kita miliki terkait dengan keunikan yang dimiliki
orang tersebut. Contohnya kita berkenalan dengan seorang musisi, supaya
interaksi berjalan dengan baik maka kita dapat memulai pembicaraan seputar
musik. Intinya adalah membangun komunikasi yang dapat menciptakan jalinan
hubungan baik dengan orang lain.
5. Memperhatikan juga bahasa non-verbal kita.
Bahasa non-verbal dapat menyampaikan lebih banyak dibandingkan dengan bahasa
verbal. Ketika berkomunikasi dengan menggunakan bahasa ujaran (verbal
communication) orang acap menggunakan bantuan gerak-gerik anggota tubuh seperti
mata, tangan, kepala, dll. Kemampuan memanfaatkan anggota tubuh merupakan aset
komunikasi dan bukan sekedar tampilan fisik. Jika digunakan secara tepat dan
benar akan menimbulkan rasa tenteram (bagi diri sendiri atau pendengar),
memperjelas bahasa ujaran dan sekaligus akan menghasilkan dampak positif yang
mungkin tidak diduga. Sebagai contoh, cara berdiri, bergerak, menatap, dan
tersenyum yang dimanipulasikan sedemikian rupa akan memberi nuansa komunikatif
terhadap penampilan kata-kata.
Beberapa
teknik sederhana yang dapat digunakan adalah:
- Lakukan tatapan mata setiap saat, pada individu
atau kelompok tertentu untuk memperoleh keyakinan bahwa mereka
memperhatikan isi yang sedang dibicarakan untuk menumbuhkan rasa percaya
diri sebagai pembicara. Jika keberanian untuk melakukan hal ini belum
ada, tujukanlah tatapan mata kebagian pendengar di barisan belakang.
Kekhawatiran itu akan terkikis sedikit demi sedikit selama berbicara
sehingga akhirnya timbul keberanian menatap pada satu arah pendengar tertentu.
Jangan lupa memberi keseimbangan tatapan, berganti arah. Jangan
sekali-kali menatap ke bahan tertulis konten pembicaraan/menunduk selama
berbicara.
- Gunakan bahasa tangan untuk mengilustrasikan
poin-poin ujaran yang disampaikan. Jika tidak terbiasa menggunakan
gerakan tangan sebagai aksentuasi, silangkan saja dibagian punggung
(jika bicara sambil berdiri) atau di balik podium (jika berdiri di
mimbar). Jangan sekali-kali menggunakan gerakan tangan yang menunjukkan
kegelisahan atau sebaliknya membuat gerakan yang membuat pendengar
menjadi tidak tenteram misal, memutar-mutar pulpen dengan tangan atau
mengetuk-ngetukkannya di meja selama berbicara.
- Bergerak santai jika bicara sambil berdiri. Tapi
jangan mondar mandir dari satu sisi ke sisi yang lain terlalu cepat
(seperti orang sedang adu lari) atau terlalu diatur (sehingga terkesan
seperti pragawati).
- Rileks dan santai, jangan tegang. Dalam
berkomunikasi dihindari ada rasa beban. Kalau tidak akan terjadi
ketegangan dan ketidakteraturan berbicara. Dengan demikian interaksi
komunikasi yang positif tidak terjadi.
- Senyum dan senyum. Ini akan menimbulkan
keyakinan pada diri sendiri dan rasa akrab bagi pendengar. Selalu
tersenyum sambil menceritakan suatu anekdot atau humor yang terkait
dengan bahan pembicaraan akan membuat pendengar benar-benar menikmati
humor dan anekdot tersebut (paling tidak untuk sopan santun, mereka akan
turut tertawa juga). Dan ini penting buat pembicara. Sebab, jika humor
tidak bersambut akan mengakibatkan hilang kontrol dan percaya diri
pembicara juga akan hilang. Akhirnya, apa pun konten pembicaraan yang
akan disampaikan maka keberhasilannya akan bergantung pada kemampuan
menggabungkan unsur isi pembicaraan, pengungkapannya dalam bahasa ujaran,
dan aksentuasinya dalam bentuk non-ujaran atau bahasa tubuh. Semua ini
harus bersifat sinergis.
6. Memperbanyak bertemu dengan orang-orang
baru. Hal ini karena interpersonal skill yang terasah membutuhkan suatu proses
dan waktu yang panjang. sehingga harus selalu dilatih. Semakin banyak kita menjalin
hubungan dengan orang lain, maka interpersonal skill Kita akan semakin terasah.
7. Menghindari judgement. Salah satu hambatan
dalam menjalin komunikasi di awal adalah judgement. Ketika judgement sudah ada,
maka kita punya persepsi dan kesan mengenai orang lain, yang mungkin negatif.
Oleh karena itu, jangan biarkan judgement menahan kita untuk memulai
komunikasi. Berikan kesempatan pada orang lain untuk berinteraksi dengan kita.
8. Open minded. Belajarlah untuk menerima dan
menghargai pendapat orang lain. Jangan langsung menolak dengan keras
`knowledge` baru yang berbeda dengan pengetahuan yang kita miliki.
Berkomunikasilah dengan serius, namun santai. Jika harus berdebat, lakukan
dengan saling menghargai dan sopan.
9. Empati. Empati adalah sikap dimana kita
dapat menempatkan diri seolah-olah kita berada di posisi lawan bicara.
Bayangkan seolah-olah kita berada di situasinya., dan berikan respon yang
tepat. Empati kita terhadapnya akan menciptakan suatu hubungan yang positif.
Empati ini harus terus menerus dilatih. Biasanya, orang yang punya Emotional
Quotient (EQ) tinggi, lebih pkitai dalam berempati.
10. Menghadapi konflik. Interpersonal skill
kita sangat diuji ketika terjadi konflik. Kita dapat menjadi mediator dari
pihak-pihak yang berkonflik. Kumpulkan mereka, dan bantu untuk mengatasi
konflik yang mengemuka. Lakukan dengan kepala dingin, supaya komunikasi
berjalan lancar, dan masalah bisa diselesaikan dengan baik. Kita harus bersikap
netral sekaligus bijak untuk dapat mengambil peran ini.
BAB III
STUDI KASUS
“MISKOMUNIKASI
MENYEBABKAN TRAGEDI”
Ketika
manajer atau karyawan telah mengkomunikasikan informasi, miskomunikasi dapat
menciptakan masalah, tetapi kebanyakan peristiwa itu tidak menimbulkan akibat
yang serius atau tragis. Tetapi dalam industri penerbangan, miskomunikasi dapat
mematikan seperti gambaran berikut.
Alaska
Airlines jatuh di pantai California Februari 2000 dengan korban tewas 88 orang.
Penyidikan terhadap kecelakaan berfokus pada catatan perawatan tertulis yang
tidak diisi secara memadai.
Kemungkinan
kecelakaan terjadi karena hasil uji servis 1977 pada jackscrew pesawat bagian
dari stabilizer horizontal yang menjaga keseimbangan telah diubah, menjadikan
pesawat itu harus diservis ulang dengan cepat.
September
1977 Pesawat Garuda jatuh di hutan Sumatra.
Semua penumpang tewas. Penyebab bencana itu adalah pilot dan pengawas lalu
lintas udara kebingungan dengan kata “kiri” dan “kanan” saat pesawat mendekati
bandara dalam cuaca yang sangat buruk.
Pada 20
Desember 1995, American Airlines flight 965 mendekati bandara Cali, Kolumbia. Pilot mengira
mendengar kata “cleared as filed” yang artinya ia harus mengikuti rencana
penerbangan yang disusun sebelum meninggalkan Miami atau “ cleared direct” yang artinya
terbang langsung dari tempat anda berada ke Cali,
rute yang sedikit berbeda dari rencana penerbangan. Pengawas bermaksud
mengatakan mengijinkan penerbangan itu “as filled” tetapi mengatakan “ cleared
to Cali”. Pilot menterjemahkan
sebagai ijin langsung. Ketika ia memeriksa kembali, pengawas berkata
“affirmative”. Pada pendekatan akhir ke bandara pesawat itu menabrak gunung,
dan menewaskan 160 penumpang.
Tahun 1993,
pilot China yang menerbangkan pesawat MD 80 buatan AS berusaha mendarat dalam
cuaca buruk berkabut tebal di Urumqi, barat laut China, Mereka dibingungkan
oleh alarm radio dari sistem peringatan kedekatan dengan permukaan tanah pada
Jet itu, yang memperingatkan pilot bahwa mereka mendekati permukaan tanah
terlalu cepat. Sebelum jatuh, perekam di kokpit merekam seorang crew yang berkata
kepada yang lain dalam bahasa China : Apakah artinya “pull up”? Pesawat
itu menabrak pusat tenaga listrik dan jatuh, menewaskan 12 orang.
Tahun 1990,
pilot di perusahaan penerbangan Kolombia Avianca berkata kepada pengawas ketika
mendekati bandara Kennedy New
York bahwa boing 707-nya
“kehabisan bahan bakar” setelah melakukan beberapa pola bertahan yang
disebabkan cuaca buruk.
Pengawas
mendengar kata-kata itu di sepanjang waktu sehingga mereka tidak bertindak
apa-apa. Ketika pilot mengetahui ada masalah serius, mereka gagal menggunakan
kata kunci”darurat bahan baker” yang akan mendorong pengawas untuk mengarahkan
pesawat Avianca mendahului yang lainnya dan mendaratkannya secepat mungkin.
Selain nada
suara pilot tidak mampu menyampaikan kegawatan atau mendesaknya masalah bahan
baker kepada pengawas lalulintas Bandar udara. Para pengawas
di Kennedy sama sekali tidak mengerti krisis hebat yang dihadapi para pilot
itu. Jet kehabisan bahan baker dan jatuh 16 mil dari bandara menewaskan 73
orang.
Akhirnya,
bencana penerbangan terburuk dalam sejarah terjadi pada tahun 1977 di Tenerife di Kepulauan Kenari. Pada sore hari
yang sangat berkabut, kapten pesawat KLM mengira pengawas lalu lintas udara
telah mengijinkannya lepas landas. Tetapi pengawas itu hanya bermaksud
memberikan perintah keberangkatan. Walaupun bahasa yang dipakai pilot KLM
Belanda dan pengawas Spanyol itu adalah bahasa Inggris, aksen yang berat dan
istilah yang tidak tepat membuat kebingungan. Boeing 747 KLM menabrak Pan Am
747 dengan kecepatan penuh di landas pacu – bencana yang disebabkan oleh
miskomunikasi yang menewaskan semua dari 583 orang.
Semua contoh
itu menggambarkan bagaimana miskomunikasi dapat menyebabkan akibat yang tragis.
Walaupun situasi kebanyakan komunikasi manajerial tidak sedramatis itu,
kenyataannya tetap bahwa komunikasi yang baik itu sangat penting bagi
keefektifan semua kelompok atau organisasi.
Pertanyaan :
1. Penghalang komunikasi apakah yang anda lihat dalam contoh itu ? Bagaimana cara
mengatasi penghalang itu?
Jawaban
:
Penghalang
komunikasi pada kasus di atas adalah :
a. Kurang perhatian ; pada kasus
Garuda, American Airlines, dan pesawat KLM di Tenerife terjadi
kesalahpahaman karena baik pengawas maupun pilot tidak menyimak dengan
benar pesan yang disampaikan,
b.
Bahasa ; pada kasus Pilot China terjadi karena ketidakmampuan crew
menterjemahkan arti kata “pull up”.
c. Emosional ; pada kasus Kolombia Avianca, penekanan nada dalam penyampaian
kondisi darurat bahan bakar kurang mengekspresikan kondisi yang sebenarnya
terjadi sehingga terjadi salah interpretasi oleh pengawas bandara yang
menyebabkan kecelakaan terjadi.
B. Cara mengatasi masing-masing kendala
tersebut :
a. Kurang perhatian ; setiap
pihak yang terlibat dalam hal ini pilot dan pengawas bandara berkonsentrasi
penuh pada apa yang disampaikan pembicara dan mengkonfirmasi kembali bila perlu
sehingga tidak terjadi miskomunikasi yang menyebabkan tragedi.
b.
bahasa ; setiap pihak yang terlibat dalam hal ini pilot dan pengawas
bandara hendaknya menguasai bahasa inti dan istilah-istilah penting yang
digunakan dalam penerbangan. Kode dan pesan yang digunakan hendaknya seragam
sehingga dapat mengurangi miskomunikasi.
c.
emosional ; setiap pihak yang terlibat dalam hal ini pilot dan pengawas
bandara harus ekspresif dalam penyampaian pesan disamping menggunakan kode-kode baku dalam
istilah penerbangan.
2. Akankah komunikasi non-verbal memainkan peran dalam miskomunikasi
antara pilot dan pengawas lalu lintas udara? Jelaskan.
Jawaban:
Komunikasi non-verbal
merupakan salah satu hal penting dalam miskomunikasi antara pilot dan pengawas
lalulintas udara. Hal ini berhubungan dengan salah interpretasi terutama pada
kondisi darurat. Komunikasi non-verbal dalam bentuk signal, sandi, kode atau
sejenisnya dapat membantu memberikan penekanan terhadap informasi yang disampaikan
secara verbal dari pengawas kepada pilot ataupun sebaliknya sehingga
miskomunikasi dapat diminimalkan.
3. Bagaimana menyimak secara aktif bisa mencegah kecelakaan itu?
Uraikan.
Jawaban:
Jika setiap pihak yang terlibat dalam hal ini pilot dan pengawas
bandara memperhatikan secara seksama perintah-perintah dan informasi dalam
penerbangan, menguasai bahasa dan kode-kode baku dalam istilah penerbangan, tetap
tenang dan berkonsentrasi dalam menginterpretasikan setiap informasi maka
miskomunikasi dapat diminimalisasi sehingga bisa mencegah terjadinya
kecelakaan.
4.
Bahasa dapat
menjadi penghalang komunikasi. Apakah implikasi bagi para manajer yang
mengelola beragam kelompok kerja di mana karyawannya mungkin tidak fasih
berbahasa seperti bahasa asalnya?
Jawab
:
Peran
komunikasi dalam organisasi sangat penting. Seberapa jauh proses berkomunikasi
itu berhasil dengan baik sangat ditentukan oleh kondisi dan perilaku manajer
sebagai pengirim gagasan atau pesan, penerima pesan, media yang digunakan,
teknologi informasi yang ada, isi pesan dan cara pesan disampaikan serta
suasana komunikasi itu sendiri. Jadi walaupun karyawan dalam kelompok kerjanya
tidak fasih berbahasa seperti si manajer, tetapi komunikasi efektif tetap dapat
terjadi selama kedua belah pihak saling memahami dan berusaha menyatukan
persepsi terhadap suatu masalah (baik informasi disampaikan dengan menambah
bahasa non-verbal) sehingga tidak aka nada kesenjangan pemahaman antara manajer
dan karyawannya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Komunikasi interpersonal menyangkut bagaimana kita berpersepsi, mempunyai
konsep diri, atraksi interpersonal, dan membentuk hubungan interpersonal.
Tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan diri sendiri, menemukan dunia
luar, membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti, berubah sikap dan tingkah
laku, untuk bermain dan kesenangan, dan untuk membantu.
Keterampilan interpersonal adalah ketrampilan untuk mengenali dan
merespon secara layak perasaan, sikap dan perilaku, motivasi serta keinginan orang
lain. Keterampilan interpersonal mencakup bagaimana diri kita mampu membangun
hubungan yang harmonis dengan memahami dan merespon manusia atau orang lain.
Kemampuan interpersonal sangat mempengaruhi bagaimana kita mempersepsikan diri
kita terhadap orang lain, dan bagaimana kita mempersepsikan diri kita. Ketika
kita memiliki keterampilan interpersonal yang tinggi kita akan memiliki rasa
percaya diri yang tinggi, sehingga kita akan dihargai orang lain, dan pada
akhirnya kita akan membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain. Dalam
dunia kerja, keterampilan interpersonal yang tinggi akan membawa kesuksesan
dalam pekerjaan dan tentunya membawa keuntungan material dan spiritual. Cara
meningkatkan interpersonal skill kita dengan mengatasi persepsi negative,
menerima pesan dengan baik dengan cara mendengarkan, menekan ego pribadi,
meningkatkan knowledge, memperhatikan juga bahasa non-verbal, memperbanyak
bertemu dengan orang-orang baru, menghindari judgement, open minded, empati,
dan mengadapi konflik.
B. Saran
Karena interpersonal skill merupakan kemampuan yang dapat dilatih, maka
sebaiknya kemampuan ini dilatih dalam diri setiap orang, bukan hanya terbatas
pada bidang keahlian tertentu seperti dokter, konselor, guru, pengacara, dsb.
Agar setiap komunikasi interpersonal yang terjadi dapat berjalan efektif,
dengan penuh empati, saling menghargai dan beresiko kecil menimbulkan konflik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Al-‘Aththar,
Muhammad. 2012. The Magic of Communication. Jakarta; Zaman
Cangara, Hafied.
2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta; Raja Grafindo
Persada
M. Hardjana, Agus.
2003. Komunikasi Intra Personal dan Interpersonal. Yogyakarta;
Kanisius
T. Wood, Julia.
2009. Communication in Our Lives. Boston; Wadsworth Cengage
Learning
Sumber : Ronald B. Adler,
George Rodman, Understanding Human Communica tion, Second Edition, hal.96.
Muhammad, Arni.
1995. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Rebat FBS TERBESAR – Dapatkan pengembalian rebat atau komisi
BalasHapushingga 70% dari setiap transaksi yang anda lakukan baik loss maupun
profit,bergabung sekarang juga dengan kami
trading forex fbsasian.com
-----------------
Kelebihan Broker Forex FBS
1. FBS MEMBERIKAN BONUS DEPOSIT HINGGA 100% SETIAP DEPOSIT ANDA
2. FBS MEMBERIKAN BONUS 5 USD HADIAH PEMBUKAAN AKUN
3. SPREAD FBS 0 UNTUK AKUN ZERO SPREAD
4. GARANSI KEHILANGAN DANA DEPOSIT HINGGA 100%
5. DEPOSIT DAN PENARIKAN DANA MELALUI BANL LOKAL
Indonesia dan banyak lagi yang lainya
Buka akun anda di fbsasian.com
-----------------
Jika membutuhkan bantuan hubungi kami melalui :
Tlp : 085364558922
BBM : fbs2009