BAB I
PENDAHULUAN
A.
PENGERTIAN EFISIENSI DILIHAT DARI
UNSUR KEGIATAN DAN HASIL
Pengertian efisiensi menurut Sedarmayanti (2001:112) pada
prinsipnya adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh dengan
kegiatan yang dilakukan. Bekerja dengan efisien adalah bekerja dengan gerakan,
usaha, waktu dan kelelahan yang sedikit mungkin. Dengan menggunakan cara kerja
yang sederhana, penggunaan cara yang dapat membantu mempercepat penyelesaian
tugas serta menghemat gerak dan tenaga, maka seseorang dapat dikatakan bekerja
dengan efisien dan memperoleh hasil yang memuaskan. Tujuan utama hal tesebut
adalah untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pembelajaran seorang siswa
Dalam pelaksanaan suatu pembelajaran sering dijumpai kendala-kendala yang dapat
mempengaruhi kelancaran aktivitas belajar siswa. Diantaranya dapat
berupa sistem, prosedur atau cara kerja yang kurang efisien dalam melaksanakan
pembelajaran itu sendiri. Banyak yang memiliki modal dan tenaga kerja pendidik
yang lengkap tetapi tidak dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan semula.
Hal ini dapat terjadi karena kurang baiknya pelaksanaan penerapan kegiatan
belajar terhadap siswa-siswa tersebut.
Oleh karena itu jika seorang pendidik yang ingin mencapai
tujuan dan hasil yang memuaskan harus mampu melalui penerapan cara belajar
dengan tepat, sesuai standartisasi dan pembelajaran dengan tepat. Sumber utama
efisiensi sebenarnya ada dalam diri individu masing-masing siswa, karena dengan
akal pikiran dan pengetahuan yang ada, serang pendidik mampu menciptakan cara
belajar yang efisien terhadap siswanya untuk meraih kesuksesan. Unsur- unsur
efisien itu antara lain kesadaran, keterampilan atau skill, disiplin yang
dimiliki oleh pendidik serta kerja sama yang baik antara pegawai dengan ruang
lingkup pekerjaannya. Namun untuk lebih meningkatkan jiwa efisiensi dalam diri
tiap siswa yang dijadikan pengamatan, maka dibuatlah peraturan yang mengikat
yaitu berupa penerapan tata cara pembelajaran yang efisien di sekolah. Jika
penerapan tata pembelajaran telah diterapkan maka diharapkan setiap pendidik
wajib mematuhi tata cara yang sekolah canangkan tersebut, karena jika suatu
peraturan yang telah disepakati dilanggar maka akan dikenakan sanksi.
Efisiensi itu sendiri merupakan suatu usaha untuk
memberantas pemborosan bahan dan tenaga kerja seorang pendidik maupun
gejala-gejala yang merugikan sekolah. Menurut Achmad (2007), efisensi artinya
perbandingan terbaik antara usaha yang telah dikorbankan dengan hasil yang
dicapai. Pengertian efisiensi pada prinsipnya merupakan perbandingan terbaik
atau rasionalitas antara hasil yang diperoleh (Output) dengan kegiatan yang
dilakukan serta sumber-sumber dan waktu yang dipergunakan (Input). Salah satu
dimensi penting dalam sebuah lembaga adalah adanya tata kerja yang teratur,
terencana, dan tersusun dengan rapi agar memudahkan dalam pengawasan dan
monitoring terhadap hasil yang telah dicapai dan tercipta suatu efisiensi dalam
melaksanakan pekerjaan yang bersangkutan.
Salah satu konsep pengetahuan yang
perlu dipahami oleh seorang guru adalah efisiensi, pendekatan dan metode
belajar. Banyak yang tidak paham perbedaan antara efisiensi, pendekatan dan
metode belajar. Efisiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan
terbaik antara usaha dengan hasilnya. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari
pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada guru (teacher centered approach). Metode pembelajaran
dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diakukan secara efektif dan efisien.
B. EFISIENSI DIRI, EFISIENSI KERJA DAN EFISIENSI BELAJAR
Terbagi dari pengertian efisiensi belajar dalam meraih
kesuksesan studi siswa terdiri dari tiga macam efisiensi diataranya adalah
efisiensi diri, efisiensi kerja dan efisiensi belajar. Efisiensi diri merupakan
suatu prinsip dasar untuk melakukan kegiatan pribadi dari dalam diri sendiri
untuk mendapatkan tujuan yang dicapai secara personal terhadap kesuksesan para
siswa, usaha yang dilakukan seorang guru juga dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas belajar yang diharapkan semakin bagus. Efisiensi kerja
merupakan suatu prinsip dasar untuk melakukan setiap kegiatan suatu organisasi
dengan tujuan untuk dapat memperoleh hasil yang dikehendaki dengan usaha yang
seminimal mungkin sesuai dengan standar yang ada. Usaha yang seminimal mungkin
dikaitkan dalam hubungannya dengan pemakaian tenaga jasmani, pikiran, waktu,
ruang, benda, dan uang. Dengan kata lain efisiensi kerja merupakan pelaksanaan
cara-cara tertentu dengan tanpa mengurangi tujuannya dan merupakan cara yang
termudah mengerjakannya, termurah biayanya, tersingkat waktunya, teringan
bebannya, dan terpendek jaraknya. Kemudian yang dimaksud dengan efisiensi belajar merupakan suatu prinsip dasar yang
dipakai pendidik atau guru sebagai cara untuk diterapkan kepada siswanya agar
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan terlaksana dengan yang semestinya,
sehingga siswa yang dijadikan objek pembelajaran mengikuti proses belajar yang
diberikan secara efisien.
Dalam kegiatan belajar mengajar guru
di hadapkan pada siswa. Siswa yang di hadapi oleh guru rata-rata satu kelas
yang terdiri dari empat puluhan orang, hal ini menunjukan betapa pentingnya
keterampilan mengorganisasi siswa-siswa agar belajar, pembelajaran meningkatkan
kemampuan-kemampuan koqnitif, afektif dan keterampilan siswa adalah suatu
prasyarat teknis untuk dapat membelajarkan bahwa seorang pembelajar (guru)
sudah bertindak belajar itu sendiri.
Peningkatan
mutu pendidikan dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain: melalui
peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan lainnya, pelatihan dan
pendidikan, atau dengan memberikan kesempatan untuk menyelesaikan masalah
masalah pembelajaran dan nonpembelajaran secara professional agar hasil yang
dicapai dapat didapatkan secara efektif dan efisien.
Dari sini dapat dipahami dari keseluruan penjabaran diatas
bahwa efisiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik
antara usaha dengan hasilnya. Efisiensi berarti pula melakukan segala
sesuatu secara benar, tepat, akurat, dan mampu membandingkan antara cara kerja
dari suatu pembelajaran yang ada.
Dalam
konteks belajar, efisiensi mempunyai arti, meningkatkan kualitas belajar dan
penguasaan materi belajar; mempersingkat waktu belajar; meningkatkan kemampuan
guru, mengurangi biaya tanpa mengurangi kualitas belajar mengajar. Bagi suatu
lembaga pendidikan, pengertian efisiensi tersebut tampaknya mengarah pada
efisiensi yang memberikan arti peningkatan kemampuan guru dalam proses
belajar-mengajar. Hal ini karena dalam proses belajar mengajar yang
mementingkan hubungan peserta didik dan guru, guru menjadi pihak yang aktif.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MOTIVASI DAN KETERATURAN SEBAGAI
PANGKAL DARI EFISIENSI BELAJAR
1.
Motivasi
Belajar sebagai Pangkal Belajar Efisien
Efektivitas
dan efisiensi pembelajaran akan dapat diwujudkan oleh seorang guru apabila guru
tersebut dapat memerankan perannya di dalam kelas dengan baik dan maksimal.
Adapun peran penting seorang guru di dalam kelas adalah sebagai pendidik,
pengajar, dan pelatih. Hal ini sesuai dengan tugas guru itu sendiri yaitu mendidik
dalam arti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup (afektif), mengajar
dalam arti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan (kognitif), dan
melatih dalam arti mengembangkan keterampilan para siswa (psikomotorik).
(Sukadi, 2006:17).
Dalam mengembangkan
tugas-tugas tersebut, setiap guru perlu melakukan berbagai upaya untuk
mewujudkan efektivitas pembelajaran. Adapun penulis berpandangan bahwa
efektivitas pembelajaran adalah suatu kondisi dimana siswa dapat mengeluarkan
segala potensinya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Untuk dapat mewujudkan
hal tersebut, salah satu upaya yang perlu dilakukan oleh setiap guru adalah
membangun motivasi belajar para siswa. Motivasi belajar siswa yang tinggi akan
merangsang siswa untuk mengembangkan potensinya dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran yang efisien. Motivasi siswa tidak muncul begitu saja, tetapi
harus dibangkitkan atau dibangun.
Oleh karena itu,
diperlukan berbagai upaya dalam membangun motivasi belajar siswa untuk mencapai
efektivitas pembelajaran. Upaya-upaya tersebut dapat dilakuakAn dengan cara sebagai
berikut:
1.
Mengawali kegiatan belajar dengan
suasana riang akan membuat siswa termotivasi untuk giat belajar dan
bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2.
Kerapkali di sekitar kita masih
saja ada guru yang memperlakukan siswanya seperti seorang robot yang akan patuh
dengan intruksi-intruksi formal dan baku. Hal ini tercermin dari kebiasaan
buruk seorang guru yang memiliki konsep diri negatif, seperti suka memarahi
siswa tanpa batas, berteriak dengan bahasa yang tidak layak, dan menghukum
siswa melewati batas wajar. Perilaku-perilaku tersebut hendaknya dihentikan
segera mungkin dan dikendalikan secara proporsional agar tidak menimbulkan
adanya korban kekerasan di dalam dunia pendidikan.
3.
Menumbuhkan jiwa kompetesi kepada
diri siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan persaingan di kelas
seperti memberikan hadiah (reward) kepada
siswa yang memiliki prestasi unggul. Hadiah tersebut dapat berupa materi
seperti alat-alat tulis atau dapat bersifat ruhaniah seperti pemberian nilai
lebih bagi siswa yang bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Ataupun
bisa berupa pujian kepda siswa yang rajin mengumpulkan tugas dan
memberikan tepuk tangan teman-teman sekelas atas pujian Anda. Hal ini dapat
meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk lebih maju dan meningkatkan harga
diri siswa dengan eksistensinya di dalam keals sehingga keberadaannya diakui
dan dihargai oleh teman-temannya.
4.
Pada dasarnya manusia itu akan
termotivasi saat menghadapi sebuah tantangan. Begitu pula pada diri siswa. Agar
motivasi siswa terbangun maka dapat diciptakan dengan menyampaikan target
pembelajaran. Sebelum pelajaran dimulali, guru dapat menyampaikan tujuan
pembelajaran dan target yang harus dicapai oleh siswa setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran.
5.
Motivasi belajar sisiwa akan
terpacu apabila ia mengetahui bahwa tes akan dilakukan setelah kegiatan
pembelajaran
6.
Setiap siswa ingin pekerjaannya
mendapat nilai terbaik. Namun kemampuan siswa setiap individu berbeda-beda. Ada
yang langsung dapat menyelesaikan soal dengan cepat dan benar dan ada pula yang
dapat mengerjakan soal dengan waktu yang tidak sebentar dan jawaban yang kurang
tepat. Di sinilah peran guru untuk mendidik mereka agar tidak putus asa dengan
memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperbaiki pekerjaan mereka dengan
tambahan waktu. Hal ini akan melatih mereka untuk terus bangkit dari setiap
kegagalan dan terus memperbaiki kesalah menuju kesempurnaan
7.
Setiap manusia ingin dihormati dan
dihargai oleh siapapun. Tak terkecuali pada diri siswa. Apabila guru sudah
tidak menghargai siswa dengan menyebutkan kekurangan siswa di depan teman-teman
atau dengan mengatakan perkataan “bodoh” kepada siswa, maka hal ini malah akan
membuat siswa merasa tidak dihargai dan dan menimbulkan pertentangan batin di
dalam diri sisiwa.
Oleh karena itu, dalam
hal ini penulis menekankan agar setiap guru memahami kondisi psikologis setiap
individu yang selalu ingin dihargai termasuk para siswa bahkan saat ia berbuat
salah pun tetap ingin dihargai dan ditegakkan keadilan seadil-adilnya dalam hal
pemberian hukuman.
Penghargaan seroang
guru pun kepada siswa dapat berupa menjawab pertanyaan siswa dengan semaksimal
kemampuan, mendengar permasalahan dan keluhan belajar mereka, menghargai
kekurangan mereka, memahami kondisi mereka, dan melaksanakan tanggung jawab
guru yang berdedikasi tinggi pada dunia pendidikan.
Agar motivsai belajar
siswa terbangun, Sukadi (2006:44) mengungkapan ada beberapa hal yang perlu
dilakukan diantaranya:
a.
Memberikan pujian dan penghargaan
terhadap mereka sekecil apapun.
b.
Memperhatikan dan menanggapi
gagasan, pikiran, pertanyaan, dan pendapat siswa dengan tulus.
c.
Mengenali nama-nama siswa dan
kelebihan mereka untuk tujuan pembelajaran.
d.
Mau mengerti dan memahami
kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran.
e.
Menghargai hasil pekerjaan siswa.
f.
Tidak menghina, menghardik, atau
mencela siswa di depan umum (teman-temannya).
g.
Meluruskan siswa yang melakukan
perlanggaran etika atau norma dengan cara-cara yang manusiawi (humanistik).
h.
Berkata dan bersikap sopan, ramah,
dan penuh kasih sayang kepada siswa.
i.
Tempatkan siswa sebagai “orang
penting”. Dengan cara ini kita akan melayani siswa secara optimal.
j.
Berlaku adil dalam perlakuan,
penilaian, dan sikap terhadap siswa.
Apabila guru dapat
membangun motivasi belajar siswa dengan baik dan berkelanjutan, maka secara
perlahan tapi pasti, efektivitas dan efisiensi pembelajaran di dalam kelas
dapat diwujudkan sehingga dapat menunjang hasil pembelajaran yang maksimal.
2.
Keteraturan
Belajar sebagai Pangkal Belajar Efisien
Cara belajar yang efisien mengandung
asas-asas tertentu yang tidak saja untuk dipahami melainkan lebih diterapkan dalam
proses belajarnya. Asas adalah suatu dalil umum yang dapat diterapkan pada
suatu rangkaian kegiatan untuk menjadi petunjuk dalam melakukan
tindakan-tindakan.
Dalam belajar yang
baik/cara belajar yang
efektif efisien, yang menjadi pokok pangkal pertama
ialah adanya suatu keteraturan, baik dalam belajar, mencatat ataupun menyimpan
alat-alat perlengkapan untuk belajar.
Siswa harus teratur
mengikuti pelajaran, membaca buku pelajaran, catatan pelajaran, dan alat
perlengkapan untuk belajar harus dipelihara secara teratur. “Jika sifat
keteraturan ini telah benar dihayati sehingga menjadi kebiasaan seseorang siswa
dalam perbuatannya, maka sifat ini akan mempengaruhi jalan pikirannya. Sehingga
keteraturan dalam belajar hendaknya tercermin dalam tindakan siswa setiap
harinya” (The Liang Gie. 1984;89)
Salah satu masalah yang
sering dihadapi siswa adalah kesukaran dalam mengatur waktu belajar. Seseorang
yang ingin mencapai hasil belajar yang maksimal, di tuntut untuk pandai
mengatur waktu dalam belajar. Banyak waktu yang terbuang sia-sia terurtama
karena kebiasaan mengobrol atau bersantai. Sebaiknya membaca buku pelajaran
yang belum dipahaminya dapat dimengerti. Agar perhatian siswa berpusat pada
buku yang dibacanya dapat dengan cara memberi tanda-tanda pada kalimat yang
penting agar dapat teringat dengan baik.
Oleh karena itu
keteraturan belajar sangat penting agar ilmu pelajaran yang telah diperoleh
tidak hilang, karena kemampuan otak dalam berpikir dan mengingat mempunyai
keterbatasan. Sehingga dengan belajar secara teratur akan dihindari cara
belajar dengan mendadak atau semalam suntuk. Siswa hendaknya jangan belajar
sekaligus terlalu banyak, mulailah belajar teratur agar tujuan yang diinginkan
tercapai.
Asas lain cara belajar yang baik ialah
disiplin. Dengan jalan berdisiplin untuk melaksanakan pedoman-pedoman yang baik
di dalam usaha belajar, barulah seseorang mempunyai cara belajar yang baik.
Karena berdisiplin selain akan membuat seseorang memiliki kecakapan
mengenai cara belajar yang baik juga
merupakan suatu proses kearah pembentukan watak yang baik yang akan menciptakan
pribadi yang luhur. Dengan demikian cara belajar yang baik adalah
suatu kecakapan yang dapat dimiliki seseorang dengan jalan latihan.
Setiap orang yang
sedang menuntut ilmu kemudian harus melakukan konsentrasi dalam belajarnya, karena
tanpa konsentrasi dalam belajarnya, tak mungkin berhasil menguasai
pelajaran yang diberikannya. Konsentrasi
adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan menyampaikan
semua hal lainnya yang tidak berhubungan.
Selain keteraturan,
disiplin dan konsentrasi masih ada yang perlu dijadikan pedoman, yaitu
perpustakaan, sebab tidak ada belajar yang dapat dilaksanakan tanpa bacaan dan
gudang bacaan itu hanya terdapat dalam perpustakaan . Perlunya pemakaian
kepustakaan sebab tidak ada belajar yang dapat dilaksanakan tanpa buku bacaan,
minat baca untuk meningkatkan prestasi belajar.
B.
CARA
MENGUASAI PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN (MEMBACA, MENULIS, MENCATAT BACAAN,
MEMUSATKAN PERHATIAN, DAN BERFIKIR KREATIF)
1.
Cara
Menguasai Pengetahuan dan Keterampilan dengan Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis (Hendry Guntur Tarigan
1979:7).
Membaca sangat berpengaruh penting terhadap perkembangan
pengetahuan dan keterampilan kita. Dengan membaca, pengetahuan dan keterampilan
kita bisa bertambah dan sebaliknya. Pertanyaan yang muncul membaca seperti apa
yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga efisiensi belajar
dapat tercapai.
Teknik yang dapat menunjang efisiensi belajar yaitu dengan
membaca cepat. Membaca cepat adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan,
dengan tidak meninggalkan pemahaman terhadap aspek bacaan.
Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat
Melalui Teknik SQ3R
Pada umumnya orang tak sadar dengan masalah membacanya.
Kebanyakan orang telah puas dengan kondisi kemampuan membacanya, baik dalam
kecepatan maupun dalam tingkat pemahaman. Padahal, secara teoretis kecepatan
dan pemahaman terhadap bacaan itu dapat ditingkatkan dua atau tiga kali lipat
dari kecepatan dan pemahaman semula menurut (Nurhadi 2005: 17).
Soedarso (2002) menambahkan, dalam membaca cepat supaya
siswa menghindari hambatan fisik seperti membaca dengan bersuara sangat memperlambat
membaca, karena itu berarti mengucapkan kata demi kata dengan lengkap.
Menggumam, sekalipun dengan mulut mengantup dan suara tidak terdengar, jelas
termasuk membaca dengan bersuara. Untuk mengetahui apakah kita mengucapkan
kata-kata itu atau tidak, terletakkan tangan di leher sementara membaca. Bila
getaran terasa di jakun (gulu menjing), itu berarti kita membaca dengan
bersuara. Sedangkan menggerakan bibir di saat membaca itu juga sama lambatnya
dengan membaca bersuara. Kecepatan membaca suara ataupun dengan menggerakan
bibir hanya seperempat dari kecepatan membaca secara diam.
Banyak orang menghadapi buku atau bacaannya dari awal sampai
akhir dari membaca beranggapan bahwa dengan cara itu mereka pasti menguasai isi
bacaan. Ternyata hal itu tidak benar. Untuk memahami suatu bacaan kita tidak
cukup hanya membaca sekali saja, tetapi kita harus mengambil langkah-langkah
yang strategis untuk menguasai bahan itu dan mengingatnya lebih lama. Jadi,
usaha yang efektif untuk memahami dan mengingat lebih lama dapat dilakukan
dengan cara: (1) mengorganisasikan bahan yang di baca dalam kaitan yang mudah
dipahami dan (2) mengaitkan fakta yang satu dengan yang lain, atau dengan
menghubungkan pengalaman atau konteks yang anda hadapi. Pemahaman atau
komprehensip adalah kemampuan membaca untuk mengerti: ide pokok, detail yang
penting, dan seluruh pengertian. Untuk pemahaman itu perlu: (1) menguasai
perbendaharaan kata, (2) akrab dengan struktur dasar dalam penulisan (kalimat,
paragraf, tata bahasa). Kemampuan tiap orang dalam memahami apa yang dibaca
berbeda. Hal ini tergantung pada perbendaharaan kata yang dimiliki, minat,
jangkauan mata, kecepatan interpretasi, latar belakang pengalaman sebelumnya,
kemampuan intelektual, keakraban dengan ide yang dibaca, tujuan membaca, dan
keluwesan mengatur kecepatan (Soedarso 2002:58)
Menurut (Soedarso 2002:14) sebagian karena tingkat
kecerdasannya orang hanya mampu membaca 125 kpm (kata per menit). Pada umumnya,
orang membaca jauh lebih lambat dari pada kemampuannya. Orang dewasa di Amerika
yang belum pernah mendapat latihan khusus kecepatannya antara 200-500 kpm,
beberapa orang sampai 325-350 kpm, dan beberapa orang yang terlalu lambat,
yaitu 125-175 kpm. Orang dewasa Indonesia, seperti yang penulis catat
berdasarkan kursus-kursus yang diadakan, keadaannya seperti di Amerika, yaitu
175-300 kpm. Akan tetapi, pada pertengahan kursus (minggu kedua), pada umumnya,
dapat dinaikkan menjadi 350-500 kpm. Semua itu dengan pemahaman 70 persen.
Bukti lain yang pernah ada ialah apa yang dilakukan (John A. Broyson dalam
Nurhadi 2005:35) Ia melatih sejumlah 111 orang untuk ditingkatkan kecepatan
membacanya. Pada awal latihan, kecepatan mereka pada mulanya berkisar antara
115-210 kata permenit, tetapi tiga bulan kemudian dengan latihan yang intensif,
52 orang mampu meningkatkan kecepatan membacanya menjadi 295-325 kata per menit
(dua sampai tiga kali lipat)
Dalam membaca cepat kita harus benar-benar menyadari dan mau
membaca cepat dan agresif untuk menyelesaikan bahan bacaan dan memaksakan diri
untuk menambah kecepatan membaca. (Soedarso 2002:84) mengungkapkan selain itu
jurus membaca yang sangat ampuh untuk mengukur kecepatan kita dalam membaca dan
sangat efektif memberikan hasil seperti itu yaitu dengan skimming dan scanning.
Jika kita tidak membutuhkan fakta dan detailnya, maka lompati fakta detail itu
dan pusatkan perhatian untuk cepat menguasai ide pokoknya. Cara membaca yang
hanya untuk mendapatkan ide pokoknya ini disebut skimming, sedangkan kita perlu
melompati lainnya dan langsung ke sasaran yang kita cari itu di sebut scanning.
Selain itu kita membuat ringkasan, mengambil intisari suatu bab, bagian, atau
paragraf, kita akan menguasai ide yang di kandungnya. Catatan tidak boleh
terlalu panjang atau terlalu banyak karena akan sulit mengaturnya, tetapi
secukupnya sehingga membantu pemahaman kita.
Di dalam bukunya (Soedarso 2002:59) sejak lima puluh
terakhir para ahli psikologi pendidikan telah menyelidiki cara-cara membaca
yang efisien dan mengemukakan beberapa sistem salah satu yang banyak dikenal
dan dipraktekkan orang adalah SQ3R. Secara umum sistem-sistem yang di kemukakan
orang ahli itu memakai pendekatan sama yang membuata kita aktif dan bertujuan
dalam menghadapi bacaan. Teknik-teknik yang diberikan dimaksudkan untuk
menemukan ide pokok dan detail penting yang mendukung ide pokok serta
mengingatnya lebih lama. Sistem membaca SQ3R dikemukakan oleh (Francis P.
Robinson 1941) merupakan proses membaca yang terdiri dari lim langkah : survey,
question, read, recite, review (SQ3R).
Dengan membaca menggunakan teknik SQ3R kita akan mudah dan
cepat menangkap ide-ide pokok bacaan dengan cara mensurvei buku bacaan.
Sehingga pembaca mengerti apa isi maksud yang terkandung dalam bacaan tersebut.
Selain itu pembaca juga akan cepat menangkap gagasan bacaan itu dengan detail.
Pada saat kita membaca bagian-bagian yang penting usahakan supaya diperlambat
dalam kita membacanya dan jangan sampai saat membaca bagian yang penting atau
bagian yang dianggap kita susah kita tandai dengan garis bawahi karena itu akan
mempengaruhi kita dalam membaca cepat.
Selain itu dalam membaca teknik SQ3R manfaat lainnya kita
menghemat waktu dalam membaca buku dan yang paling penting adalah hafal isi
bacaan itu oleh karena itu di dalam teknik membaca SQ3R yang terakhir usahakan
untuk menelusuri kembali judul-judul dan sub judul dan bagian-bagian penting
yang perlu diingat kembali. Karena selain membaca data ingat dan akan
memperjelas pemahaman kita dalam membaca. Sebab (Soedarso 2002:64) daya ingat
kita terbatas, sekalipun pada waktu membaca 85 persen kita menguasai isi
bacaan. Kemampuan kit dalam 8 jam untuk mengingat detail yang penting tinggal
40 persen dan dalam tempo dua minggu pemahaman kita tinggal 20 persen.
Membaca SQ3R adalah membaca yang efektif dan efisisen untuk
memahami dan mengingat lebih lama. Membaca dengan metode SQ3R sangat baik untuk
kepentingan membaca secara intensif dan rasional. Metode pembacaan studi ini
dianjurkan oleh seorang guru besar psikologi dari Ohio State University, yaitu
Prof, Francis P. Robinson dalam (A. Widyamartaya 1992:60).
Dengan metode membaca cepat melalui teknik SQ3R diharapakan
proses belajar akan lebih efisien, sehingga ketrampilah dan pengetahuan kita
kan lebih mudah diingat, dipahami, dan yang paling penting tidak mudah lupa
terhadap pengetahuan yang baru dipelajari.
2.
Cara
Menguasai Pengetahuan dan Keterampilan dengan Menulis
Menulis adalah kegiatan
penyampaian pesan (gagasan, perasaan, atau informasi) secara tertulis kepada
pihak lain. Menulis bukan pekerjaan yang sulit melainkan juga tidak mudah.
Untuk memulai menulis, orang tidak perlu menunggu menjadi penulis yang
terampil. Belajar teori menulis itu mudah, tetapi untuk memraktikkannya tidak
cukup sekali dua kali. Frekuensi pelatihan menulis akan menjadikan seseorang
terampil dalam bidang tulis-menulis.
Oleh karenanya, perlu kita pelajari
seberapa penting keterampilan menulis itu sendiri dan juga tahapan-tahapan yang
perlu dilalui dalam kegiatan menulis terutama bagi pembelajar menulis.
Keterampilan menulis tidak hanya berguna untuk penulis,
menulis merupakan keterampilan yang mendukung dalam proses belajar. Pertanyaan
kali ini yang muncul adalah teknik menulis yang seperti apa yang dapat
mendukung belajar terutama belajar yang efisien.
Kemampuan menulis dipengaruhi aspek kemampuan seseorang
menggunakan bahasa dalam mengkomunikasikan gagasannya dalam bentuk tulisan. Dalam
proses belajar kemampuan tersebut penting untuk dimiliki oleh orang yang sedang
belajar. Mengapa demikian? Karena saat kita belajar, terkadang bahasa yang
digunakan oleh buku atau pengajar tidak semuanya dapat kita pahami dengan
mudah. Untuk itu, kita membutuhkan keterampilan menulis untuk dapat menuangkan
gagasan yang kita dapat dengan bahasa khas kita sendiri, sehingga proses
belajar akan leih mudah dan tentunya lebih efisien.
Seperti yang kita ketahui, pengetahuan akan lebih mudah
dipahami apabila ada aksi langsung dalam menguasai pengetahuan tersebut. Dengan
menulis, kita langsung bergerak dalam proses penyerapan ilmu baru yaitu dengan
menuangkan kembali sesuai dengan pemahaman yang kita miliki dari ilmu tersebut.
Pada saat menulis, kita melakukan beberapa kegiatan secara bersamaan yaitu,
memperhatikan, membaca, kemudian menuangkan dalam tulisan. Dengan kegiatan
tersebut, maka akan dengan mudah pengetahuan dan keterampilan yang baru dapat
kita kuasasi.
3.
Cara
Menguasai Pengetahuan dan Keterampilan dengan Mencatat
Bacaan
Mencatat bacaan merupakan ketrampilan yang penting untuk
belajar dari mulai tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi.
Catatan yang baik akan menjadi rekaman yang permanen untuk mendaftar poin-poin
penting yang akan membantu kita memadukannya dalam tulisan atau perkataan kita
sendiri. Catatan yang baik akan mengurangi resiko plagiat, serta membantu
membedakan gagasan yang berasal dari kita sendiri atau dari orang lain, dan
menggambarkan bagaimana perspektif kita terhadap gagasan tersebut.
Mencatat bacaan sangat penting dalam menunjang kita untuk
menambah pengetahuan dan keterampilan dalam bidang ilmu yang sedang kita
pelajari. Berikut ini akan disampaikan bagaimana catatan dapat menunjang hal
tersebut.
Catatan yang efektif membutuhkan:
1) Pengenalan terhadap gagasan utama
2) Identifikasi informasi apa yang
relevan terhadap tugas kita
3) Memiliki suatu sistem pencatatan
yang bekerja untuk kita
4) Mengurangi informasi menjadi catatan
dan format diagram
5) Jika memungkinkan menulis informasi
itu ke dalam bahasa kita sendiri
6) Merekam sumber informasi
Strategi Mencatat Bacaan
a.
Selektif dan sistematis
Tidak
semua bacaan yang kita baca relevan dengan kebutuhan kita. Fikirkan tujuan kita
membaca:
§ apakah kita membaca untuk memahami
topik atau konsep secara umum?
§ Apakah kita membaca informasi
tertentu yang berkaitan dengan topik atau tugas kita.
Sebelum
memulai membuat catatan, bacalah teks secara cepat. Garisbawahi atau stabilo
poin-poin utama dan informasi yang relevan dengan kebutuhan kita. Dengan
mengingat tujuan kita membaca, bacalah secara hati-hati bagian tersebut dan
buatlah catatan terpisah tentang apa yang kita baca.
b.
Mengidentifikasi tujuan dan fungsi
dari sebuah teks
Kita
ingin mencatat tentang sebagian atau keseluruhan tulisan, keduanya membutuhkan
identifikasi tujuan utama dan fungsi dari sebuah teks agar pencatatan kita
efektif dan efisien. Langkah-langkahnya adalah sbb:
§ Membaca juudul dan abstrak
§ Membaca pendahuluan atau halaman
pertama
§ Skim (baca sekilas) tulisan untuk
mengetahui bagaimana tulisan tersebut diorganisir
§ Baca grafik-grafik dan tebak maksud
dari tulisan.
Tujuan
kita adalah untuk mengidentifikasi informasi penting apa yang dapat disajikan
oleh overview dari tulisan yang kita pilih untuk dibaca. Tanyakan ke diri kita
sendiri, apakah tulisan tersebut memberikan informasi yang kita butuhkan, dan
pada bagian mana informasi itu terletak dalam tulisan.
c.
Mengidentifikasi bagaimana informasi
diorganisir
Kebanyakan
teks menggunakan prinsip-prinsip pengorganisasian yang logis. Beberapa pengorganisasian
yang umum adalah:
§ Gagasan lama ke gagasan baru
§ Langkah-langkah dalam suatu proses
§ Dari poin-poin yang terpenting ke
poin yang kurang penting
§ Gagasan yang umum ke gagasan yang
kurang popular
§ Gagasan yang sederhana ke gagasan
yang kompleks
§ Gagasan umum ke gagasan khusus.
§ Bagian yang terbesar ke bagian yang terkecil
dari sesuatu
§ Permasalahan dan penyelesaian
§ Penyebab dan hasil
d.
Memasukkan pemikiran kita
Ketika
mencatat untuk suatu tugas, sangat bermanfaat untuk merekam pemikiran kita
sepanjang waktu. Rekam pemikiran kita dalam sebuah kolom yang terpisah atau
dalam sebuah tulisan yang berwarna yang berbeda.
§ Gagasan apa yang muncul setelah
membaca informasi tersebut.
§ Bagaimana pemikiran kita agar dapat
memanfaatkan informasi tersebut ke dalam tugas yang akan kita kerjakan
4.
Cara
Menguasai Pengetahuan dan Keterampilan dengan Memusatkan
Perhatian
Belajar efektif artinya
cara belajar yang teratur, tuntas, berkesinambungan dan produktif yakni
menghasilkan kepandaian, pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap mental
dan intelektual yang baik dan bertanggung jawab. Seorang pelajar yang
belajarnya tidak teratur, tidak sungguh-sungguh, asal-asalan, waktunya tidak
menentu, tidak tuntas, tidak terus-menerus, dan tidak berkesinambungan, baik di
sekolah maupun di rumah berarti ia tidak membiasakan diri belajar efektif,
sehingga sasaran belajar tidak tercapai. Sebaliknya, jika kita berusaha belajar
secara teratur, tertib, disiplin, bersungguh-sungguh, tuntas, terus-menerus,
produktif, dan berkesinambungan berarti telah mengembangkan kebiasaan belajar
yang efektif. Dengan mengembangkan kebiasaan belajar efektif berarti hasil
belajar yang diperoleh jelas efeknya, atau jelas hasilnya, yaitu berupa
kepandaian, penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan dan terbentuknya sikap
mental yang baik, unggul dan bertanggung jawab.
Hal yang paling penting selain hal di atas yang perlu
dilakukan terlebih dahulu adalah bagaimana kita bisa memusatkan perhatian kita
terhadap hal-hal yang sedang kita pelajari. Intinya, kita dapat belajar
efektif dengan terlebih dahulu
memusatkan perhatian kita pada sesuatu yang akan kita pelajari.
Bagaimana cara memusatkan perhatian sehingga kita bisa
tertarik pada hal yang akan kita pelajari, berikut ini bebrapa cara yang dapat
dilakukan:
1)
Munculkan Minat
Semakin kita tidak menyukai sesuatu baik itu pelajaran
ataupun peristiwa bahkan seseorang semakin kita tidak peduli tentang sesuatu
tersebut, jadi jika kita ingin berkonsentrasi terhadap apa yang kita hadapi,
persiapkanlah diri untuk mengetahui banyak tentang apa yang kita hadapi
tersebut, semakin banyak informasi yang kita dapatkan dari sesuatu yang tidak
kita sukai, semakin banyak pula peluang kita memunculkan minat tentang sesuatu
tersebut dan semakin kita dapat memusatkan perhatian kita kepada sesuatu
tersebut.
Minat dapat kita tumbuhkan dalam diri kita ini dengan banyak
belajar dan membaca mengenai pengetahuan yang tidak kita sukai tersebut, semakin
banyak informasi yang kita dapatkan tentang yang tidak kita sukai, semakin
banyak kemungkinan muncul minat kita terhadap sesuatu yang kita tidak sukai
tersebut, mengapa seperti itu, karena sesuatu yang tidak kita sukai biasanya
kita akan menutup diri ini untuk menerima informasi apapun dari sesuatu
tersebut.
2)
Tingkatkan Sikap Disiplin Diri
Sendiri
Seseorang yang sudah membiasakan dirinya ketika sudah berada
di ruang kerja ataupun kantornya ia akan memfokuskan dirinya untuk konsentrasi
terhadap pekerjaannya, akan membuat dirinya disiplin terhadap pekerjaannya,
dengan begitu apapun masalah yang tidak ada hubungan dengan pekerjaannya dapat
ia pilah terlebih dahulu, jika memang lebih penting pekerjaan, ia akan tetap
dalam pekerjaannya.
Semakin disiplin kita mengatur diri kita sendiri, semakin
kuat daya konsentrasi kita terhadap apapun, karena akan terbiasa diri ini
untuk tidak mencampur adukkan masalah satu dengan yang lain terlebih lagi jika
tidak ada hubungannya dengan masalah yang sedang kita hadapi.
Termasuk jika kita ingin konsentrasi terhadap mata pelajaran
yang ingin kita pelajari, belajarlah disiplin diri terlebih dahulu, dari hal
kecil seperti sikap duduk waktu belajar, ataupun sikap kita menghadapi
pengajar kita, karena dengan begitu kita hanya mendidik diri sendiri untuk
tidak memperdulikan apapun kecuali pelajaran yang kita akan terima, bahkan akan
muncul sikap anda “ siapapun yang menasehati saya, bukan karena orangnya masih
muda, ataupun tokoh terpandang yang nasehati saya, tapi karena isi nasehat
itulah saya menurutinya”, jadi bukan memandang siapa yang mengucapkan nasehat
itu, tapi karena isi nasehat itu yang kita praktekkan.
3)
Cari Lingkungan yang Mendukung
Semakin lingkungan kita mendukung terhadap apa yang kita
pelajari semakin baik pemusatan pikiran kita terhadap apa yang kita pelajari.
Jadi, cari lingkungan yang benar-benar mendukung kita untuk memusatkan
konsentrasi terhadap apa yang ingin kita pelajari ataupun ingin kita ingat.
4)
Mengatur
Kegiatan
Semakin teratur kegiatan yang kita
lakukan, semakin cepat kita mengerjakannya, jadi apapun yang ingin kita
konsentrasikan, terlebih dahulu aturlah waktu dengan jenis kegiatan dalam satu
waktu, karena jika dalam satu waktu ada dua bahkan sampai tiga kegiatan
sekaligus kita jalani, bisa dipastikan sulit kita berkonsentrasi terhadap
kegiatan utama yang ingin kita selesaikan.
5.
Cara
Menguasai Pengetahuan dan Keterampilan dengan Berfikir
Kreatif
Generasi yang kritis dan kreatif merupakan sebuah keharusan
untuk para siswa saat ini. Cara guru bisa lahirkan siswa yang kritis dan
kreatif sebenarnya tidaklah sulit, asalkan guru senang mendengarkan aspirasi
dan tidak alergi kritik. Generasi kritis dan kreatif lahir dari guru kreatif
yang senang belajar dan haus akan perubahan. Jika guru senang akan perubahan,
ia akan surprise, bahkan murid-muridnya jadi mau membantu dan kooperatif. Guru
kreatif adalah guru yang berhasil memadukan cara mengajar yang menyenangkan dan
target kurikulum yang tercapai.
Tapi ingat, kurikulum adalah peta dan bukan kitab suci, ia
bisa dimodifikasi asal tujuan akhirnya sama. Kurikulum terbuka untuk
ditafsirkan dan dipetakan, dan kini saatnya jadikan buku teks sebagai salah
satu mitra dan rujukan. Buku teks bukan kurikulum, namun berisi penafsiran
pembuatnya terhadap kurikulum. Guru juga bisa membuat indikator pembelajaran
yang bervariasi dan beragam. Guru kreatif memiliki perencanaan pembelajaran
yang baik, manajemen kelas yang mengutamakan komunikasi yang sehat dan rasa
hormat.
Guru yang emosional sulit lahirkan siswa yang kritis dan
kreatif, maklum murid akan lebih senang cari aman daripada jadi sasaran.
Generasi yang kritis dan kreatif adalah generasi yang pandai berkomunikasi
(offline dan online), sopan saat menyampaikan pendapat, mampu berpendapat
dengan jernih, senang jika gurunya tampil kreatif di kelas, dan mengeluh jika
selama pembelajaran cuma diminta mengerjakan buku teks oleh gurunya.
Dari uarain di atas telah disampaikan bagaiman peran guru
dalam menciptakan siswa yang kreatif. Namun, tuntutan untuk kreatif tidak hanya
harus dimiliki oleh guru dalam memberikan pengajaran pada siswa. Dengan
pembelajaran kreatif guru, diharapkan siswa pu dapat berfikir kreatif dalam
proses belajarnya. Sehingga dapat mendukung kegiatan belajar.
Guru yang kretif dalam mengajar akan menimbulkan KBM yang
lebih kondusif, tidak menyebabkan siswa jenuh atau bosan, dan siswa lebih
tertarik dalam belajar. Sedangkan untuk siswa atau pembelajar sendiri, berfikir
kreatif sangat penting dalam proses belajar siswa itu sendiri. Dengan berfikir
kreatif, seorang siswa dapat mengembangkan cara belajar yang menurutnya cocok
dan dapat lebih cepat memahami materi yang dipelajari.
BAB
III
PENUTUP
Dari uraian materi pada Bab 1 dan 2
dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Semakin
sering kita belajar dan berlatih dalam waktu singkat akan lebih berhasil dari
pada belajar dalam jangka waktu lama tapi hanya dilakukan satu kali saja.
2.
Pelajaran
akan lebih cepat kita kuasai jika seluruh tubuh kita ikut aktif memahaminya
3.
Ketika
suatu pengetahuan sudah dikuasai, lakukan berulang-ulang untuk menjadikan
kebiasaan
4.
Hasil
dari mempelajari ilmu akan berbeda-beda pada setiap orang
5.
Imu
Pengetahuan akan cepat di kuasai jika kita sanggup menghubungi dengan ilmu
pengetahuan lainnya
6.
Ilmu
pengetahuan akan cepat anda kuasai jika anda mengetahui kemajuan menguasai ilmu
tersebut
7.
Kecepatan
anda menguasai pelajaran tergantung suasana dan kondisi anda serta lingkungan
anda
8.
Kecepatan
anda menguasai pengetahuan tergantung minat anda terhadap pengetahuan tersebut
9.
Kecepatan
anda mengusai ilmu atau keterampilan dipengaruhi dengan manfaat dari ilmu
tersebut
DAFTAR
PUSTAKA
http://almuqontirin.blogspot.com/2013/04/makalah-peningkatan-kemampuan-membaca.html
http://www.infodaku.com/2012/01/cara-meningkatkan-konsentrasi.html
http://www.infodaku.com/2012/01/cara-menguasai-pelajaran.html
http://t3hermawan.wordpress.com/2008/10/26/ketrampilan-membuat-catatan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar