Selasa, 06 Oktober 2015

ORGANISASI

ANI ATIH (8105118050)

PENDIDIKAN ADMINISTRASI NR 2011

PRINSIP ORGANISASI

Berkaitan dengan pembentukan atau penyusunan suatu organisasi, maka perlu diperhatikan beberapa prinsip-prinsip atau asas organisasi. Diantaranya adalah:
1.       Perumusan Tujuan yang Jelas. Tujuan dan arah merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan suatu organisasi. Karena dari tujuan ini akan terlihat hasil yang akan dicapai baik itu secara fisik maupun non fisik.
2.       Pembagian kerja. Dalam pembentukan suatu organisasi harus terlihat dengan jelas akan pembagian kerja dari masing-masing unit (sub) organisasi, hal ini supaya tidak terjadinya tumpang tindih aktivitas dan dapat menghambat tercapainya suatu tujuan.
3.       Delegasi kekuasaan. Dengan adanya pembagian kerja tersebut yang jelas maka akan telihat pula garis komando dan delegasi kekuasaan (wewenang) dari masing-masing unit kerja.
4.       Rentang kekuasaan. Rentang kekuasaan merupakan penjabaran dari pendelegasian suatu kekuasaan. Parameter dan tolok ukur pun harus menjadi bagian dari rentang kekuasaan, sehingga tidak timbul diktatoris kekuasaan atau kesewenangan kekuasaan tersebut.
5.       Tingkat pengawasan. Penggambaran tingkat pengawasan yang timbul antar atasan dengan sub (unit) bawahannya harus lah terlihat dalam struktur organisasi tersebut. Sehingga batasan apa yang menjadi hak dan kewajiban baik itu atasan maupun bawahan akan tercipta.
6.       Kesatuan perintah dan tanggung jawab. Dengan tergambarnya struktur organisasi yang jelas maka kesatuan perintah atau komando akan terlihat pula. Begitu juga dengan tanggung jawab dari orang yang memberikan delegasi (perintah) akan nampak.
7.       Koordinasi. Ini pun harus terlihat dengan jelas dalam penyusunan suatu organisasi. Koordinasi dari masing-masing divisi atau unit kerja akan tercipta. Dengan demikian tujuan suatu organisasi ini akan semakin  cepat tercapai.


PRINSIP-PRINSIP ORGANISASI

1.      Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan lain lain.
2.      Prinsip Skala Hirarkhi.
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban, dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
3.      Prinsip Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.
4.      Prinsip Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
5.      Prinsip Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.
6.      Prinsip Pembagian Pekerjaan.
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi.

7.      Prinsip Rentang Pengendalian.
Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
8.      Prinsip Fungsional.
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
9.      Prinsip Pemisahan.
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain.
10.  Prinsip Keseimbangan.
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan. Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh ‘koperasi di suatu desa terpencil’, struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi koperasi yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
11.  Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
12.  Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut

14 PRINSIP ORGANISASI
Henry Fayol merumuskan 14 prinsip administrasi organisasi yang dalam adaptasi luas bisa diterapkan sebagai prinsip manajemen atau prinsip-prinsip organisasi. Henri Fayol adalah ahli manajemen berkebangsaan Prancis yang memberi pengaruh sangat besar dalam konsep manajemen dan administrasi modern. Salah satunya dengan mengenalkan prinsip-prinsip organisasi yang tertuang dalam karyanya, Administration Industrielle et Generale. Artikel ini akan membahas seputar prinsip-prinsip organisasi Henry Fayol dan prinsip-prinsip organisasi lainnya. Berikut ini 14 Prinsip-prinsip Organisasi Henry Fayol:
1.      Pembagian Kerja;  Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja untuk meraih tujuan bersama. Namun, pada dasarnya, sebuah organisasi terdiri atas bagian-bagian tertentu yang masing-masing memiliki tanggung jawab. Oleh karena itu, harus ada pembagian kerja yang jelas antara tiap-tiap bagian. Prinsip-prinsip organisasi berupa pembagian kerja akan memberi pengaruh positif pada efisiensi dan efektivitas organisasi. Pembagian itu menghindarkan sekelompok orang terkonsentrasi pada pekerjaan tertentu, sementara pekerjaan yang lain terbengkalai.
2.      Pendelegasian Wewenang;  Pendelegasian wewenang sangat penting agar setiap elemen dalam organisasi memiliki rasa tanggung jawab. Prinsip-prinsip organisasi ini di satu sisi merupakan bagian dari pembagian kerja dan di sisi lain merupakan pelimpahan tanggung jawab. Di samping itu, pendelegasian wewenang sangat penting fungsinya dalam komando.
3.      Disiplin;  Setiap organisasi pasti memiliki tata tertib dan peraturan-peraturan menyangkut sistem kerja. Namun, semua tata tertib dan peraturan itu menjadi tidak ada artinya jika tidak ditunjang dengan kedisiplinan para pelaksananya. Oleh karena itu, disiplin dalam suatu organisasi adalah prinsip-prinsip organisasi yang sangat mendasar yang mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan.
4.      Kesatuan Komando;  Komando dalam hal ini adalah kepemimpinan dalam menjalankan visi dan misi organisasi. Dalam pelaksanaan lapangan, komando dan wewenang bisa didelegasikan kepada struktur di bawahnya. Namun, hakikatnya, komando tetap harus tunggal. Adanya lebih dari satu komando akan membuat organisasi bergerak tidak fokus pada tujuan.
5.      Kesatuan Tujuan; Organisasi tanpa tujuan yang jelas adalah omong kosong. Tujuan organisasi harus tergambar dengan jelas dalam visi dan misi organisasi tersebut. Sebab, tujuan organisasi ini menjadi acuan gerak dan program kerja. Kesatuan tujuan dari seluruh jenjang organisasi merupakan kunci pokok keberhasilan organisasi tersebut dalam mengorganisasi elemen-elemennya.
6.      Prioritas;  Setiap anggota organisasi pasti memiliki kepentingan masing-masing. Kadang-kadang, kepentingan individu itu berjalan selaras dengan kepentingan organisasi. Namun, saat kepentingan tersebut bertentangan, setiap anggota organisasi semestinya mendahulukan kepentingan organisasinya.Inilah prinsip-prinsip organisasi.
7.      Penghargaan atas Prestasi dan Sanksi Kesalahan; Penghargaan dan sanksi adalah semacam stimulasi bagi setiap anggota organisasi. Ini merupakan bentuk apresiasi. Bentuknya tidak harus selalu uang atau nilai-nilai nominal. Tiap-tiap organisasi perlu menerapkan penghargaan dan sanksi ini dalam bentuk-bentuk yang sesuai dengan organisasi tersebut. Prinsip-prinsip organisasi ini juga sangat penting diterapkan.
8.      Sentralisasi dan Desentralisasi Pengambilan Keputusan;  Sentralisasi dan desentralisasi dalam pengambilan keputusan sangat erat hubungannya dengan efektivitas dan efisiensi organisasi. Organisasi yang baik menerapkan prinsip-prinsip organisasi ini secara proporsional. Ada hal-hal yang tidak bisa disentralisasikan kepada pemimpin manajemen dan begitu juga sebaliknya. Tidak semua keputusan harus diambil dengan musyawarah yang melibatkan seluruh elemen. Tingkat-tingkat keputusan itu dikembangkan sesuai jenjang dan kapasitas masing-masing.
9.      Wewenang;  Garis wewenang dari atas sampai ke bawah merupakan rujukan dalam pelaksanaan program. Setiap elemen organisasi harus memahami garis wewenang sehingga tidak terjadi kelambatan birokratis atau sebaliknya. Prinsip-prinsip organisasi berupa garis wewenang ini juga berfungsi menegaskan kembali kesatuan komando.
10.  Tata Tertib; Tata tertib dalam organisasi berfungsi untuk meletakkan orang yang tepat pada posisi yang tepat. Dengan demikian, kinerja organisasi akan berjalan dengan optimal.
11.  Keadilan dan Kejujuran; Keadilan dalam segala elemen merupakan syarat mutlak dalam organisasi. Di samping itu, jenjang atas harus jujur dan terbuka kepada jenjang-jenjang di bawahnya sampai level akar rumput. Kejujuran ini akan membawa dampak pada kepercayaan bawahan kepada atasan.
12.  Stabilitas dan Regulasi; Harus diperhatikan masa kerja yang efektif dan efisien, mengatur perputaran dan peralihan tugas untuk menghindari kejenuhan dan merangsang pembaruan-pembaruan. Namun, di sisi lain, harus dipikirkan agar regulasi tersebut tidak menjadi beban bagi organisasi. Sebab, perputaran dan pergantian jabatan yang terlalu tinggi pun berpengaruh buruk pada efektivitas kerja dan efisiensi biaya.
13.  Inisiatif; Organisasi yang baik harus mampu menumbuhkan inisiatif anggotanya dalam pengelolaan organisasi. Iklim organisasi juga harus dibangun sedemikian rupa agar mampu menstimulasi munculnya ide dan inisiatif anggota dari berbagai jenjang. Inisiatif adalah prinsip-prinsip organisasi yang juga sangat penting.
14.  Keselarasan dan Persatuan; Hubungan interpersonal antaranggota organisasi memiliki pengaruh sangat besar dalam kinerja anggota. Tanpa hubungan yang baik dan selaras, organisasi tidak akan berjalan baik. Di samping itu, keselarasan tersebut sangat penting perannya dalam memelihara persatuan dan kesatuan anggota.
Sumber:
http://pcnucilacap.com/14-prinsip-organisasi, diakses pada tanggal 18 Oktober 2013.

BENTUK ORGANISASI
Untuk saat ini pada pokoknya ada 6 bentuk organisasi yang perlu diperhatikan. Bentuk organisasi tersebut adalah:
1.      Organisasi Lini (Line Organization)
Diciptakan oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah suatu bentuk organisasi yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan yang terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau komando. Organisasi ini sering disebut dengan organisasi militer. Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil. Contohnya : Perbengkelan, Kedai Nasi, Warteg, Rukun tetangga.
Ciri-ciri:
§  Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengan satu garis wewenang
§  Jumlah karyawan sedikit
§  Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi
§  Belum terdapat spesialisasi
§  Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan
§  Struktur organisasi sederhana dan stabil
§  Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil
§  Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)
Keuntungan-keuntungan penggunaan organisasi tipe garis adalah:
a.       Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baik
b.      Disiplin pegawai tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan)
c.       Koordinasi lebih mudah dilaksanakan
d.      Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapat berjalan cepat
e.       Garis kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinan langsung berhubungan dengan bawahannya sehingga semua perintah dapat dimengerti dan dilaksanakan
f.       Rasa solidaritas pegawai biasanya tinggi
g.      Pengendalian mudah dilaksanakan dengan cepat
h.      Tersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi pengembangan bakat-bakat pimpinan.
i.        Adanya penghematan biaya
j.        Pengawasan berjalan efektif
Kelemahan-kelemahan organisasi garis adalah:
a.       Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan dengan tujuan organisasi
b.      Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan , karena dipegang sendiri
c.       Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter/diktaktor, cenderung bersikap kaku (tidak fleksibel).
d.      Kesempatan pegawai untuk berkembang agak terbatas karena sukar untuk mengabil inisiatif sendiri
e.       Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang, yaitu pimpinan
f.       Kurang tersedianya saf ahli

2.      Organisasi Lini Dan Staf (Line and Staff Org)
Merupakan kombinasi dari organisasi lini, asaz komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff berperan memberi masukan, bantuan pikiran saran-saran, data informasi yang dibutuhkan.
Ciri-ciri:
§  Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung
§  Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff
§  Terdapat 2 kelompok wewenang yaitu lini dan staff
§  Jumlah karyawan banyak
§  Organisasi besar, bersifat komplek
§  Adanya spesialisasi
Keuntungan penggunaan bentuk organisasi garis dan staf adalah :
a.       Asas kesatuan komando tetap ada. Pimpinan tetap dalam satu tangan.
b.      Adanya tugas yang jelas antara pimpian staf dan pelaksana
c.       Tipe organisasi garis dan staf fleksibel (luwes) karena dapat ditempatkan pada organisasi besar maupun kecil.
d.      Pengembalian keputusan relatif mudah, karena mendapat bantuan/sumbangn pemikiran dari staf.
e.       Koordinasi mudah dilakukan, karena ada pembagian tugas yang jelas.
f.       Disiplin dan moral pegawai biasanya tinggi, karena tugas sesuai dengan spesialisasinya
g.      Bakat pegawai dapat berkembang sesuai dengan spesialisasinya.
h.      Diperoleh manfaat yang besar bagi para ahli
Kelemahan-kelemahan dari bentuk organisasi garis dan staf adalah :
a.       Kelompok pelaksana terkadang bingung untuk membedakan perintah dan bantuan nasihat
b.      Solidaritas pegawai kurang, karena adanya pegawai yang tidak saling mengenal
c.       Sering terjadi persaingan tidak sehat, karena masing-masing menganggap tugas yang dilaksanakannyalah yang penting
d.      Pimpinan lini mengabaikan advis staf
e.       Apabila tugas dan tanggung jawab dalam berbagai kerja antara pelajat garis dan staf tidak tegas, maka akan menimbulkan kekacauan dalam menjalankan wewenang
f.       Penggunaan staf ahli bisa menambah pembebanan biaya yang besar
g.      Kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya sehingga menimbulkan ketidaksenangan pegawai lini
h.      Kemungkinan akan terdapat perbedaan interpretasi antara orang lini dan staf dalam kebijakan dan tugas-tugas yang diberikan sehingga menimbulkan permasalahan menjadi kompleks.



3.      Organisasi Fungsional (Functional Org)
Diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.
Ciri-ciri:
§  Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan
§  Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasanPekerjaan lebih banyak bersifat teknis
§  Target-target jelas dan pasti
§  Pengawasan ketat
§  Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi
Keuntungan-keuntungan menggunakan organisasdi fungsional adalah :
a.       Spesialisasi dapat dilakukan secara optimal
b.      Para pegawai bekerja sesuai ketrampilannya masing-masing
c.       Produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan
d.      Koordinasi menyeluruh bisa dilaksanakan pada eselon atas, sehingga berjalan lancar dan tertib
e.       Solidaritas, loyalitas, dan disiplin karyawan yang menjalankan fungsi yang sama biasanya cukup tinggi
f.       Pembidangan tugas menjadi jelas
Kelemahan-kelemahan organisasi fungsional adalah :
a.       Pekerjaan seringkali sangat membosankan
b.      Sulit mengadakan perpindahan karyawan/pegawai dari satu bagian ke bagian lain karena pegawai hanya memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja
c.       Sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri, sehingga koordinasi menyeluruh sulit dan sukar dilakukan

4.      Organisasi Lini & Fungsional (Line & Functional Org)
Suatu bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala unit dibawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon atau tingkatan.
Ciri-ciri:
§  Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas yang bersifat bantuan
§  Terdapat spesialisasi yang maksimal
§  Tidak ditonjolkan perbedaan tingkatan dalam pemabagian kerja
Kelebihan organisasi Lini dan fungsional adalah :
a.       Solodaritas tinggi
b.      Disiplin tinggi
c.       Produktifitas tinggi karena spesialisasi dilaksanakan maksimal
d.      Pekerjaan – pekerjaan yang tidak rutin atau teknis tidak dikerjakan
Kekurangan organisasi Lini dan fungisional adalah :
a.       Kurang fleksibel dan tour of duty
b.      Pejabat fungsional akan mengalami kebingungan karena dikoordinasikan oleh lebih dari satu orang
c.       Spesiaisasi memberikan kejenuhan

5.      Organisasi Lini, Fungsional dan Staf (Line, Functional and Staff Org)
Organisasi ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari organisasi berbentuk lini dan fungsional. Ciri-ciri:
§  Organisasi besar dan kadang sangat ruwet
§  Jumlah karyawan banyak
§  Mempunyai 3 unsur karyawan pokok, yaitu:
1)      Karyawan dengan tugas pokok (line personal)
2)      Karyawan dengan tugas bantuan (staff personal)
3)      Karyawan dengan tugas operasional fungsional (functional group)

6.      Organisasi Komite (Commite Org)
Suatu organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu lainnya dilaksakan secara kolektif. Organisasi komite terdiri dari:
1)      Executive Committee ( Pimpinan Komite) yaitu para anggotanya mempunyai wewenang lini
2)      Staff Committee yaitu orang – orang yang hanya mempunyai wewenang staf

Ciri-ciri:
§  Adanya dewan dimana anggota bertindak secara kolektif
§  Adanya hak, wewenang dan tanggung jawab sama dari masing-masing anggota dewan
§  Asas musyawarah sangat ditonjolkan
§  Organisasinya besar & Struktur tidak sederhana
§  Biasannya bergerak dibidang perbankan, asuransi, niaga
Kelebihan organisasi komite adalah :
a.       Pelaksanaan decision making berlangsung baik karena terjadi musyawarah dengan pemegang saham maupun dewan
b.      Kepemimpinan yang bersifat otokratis yang sangat kecil
c.       Dengan adanya tour of duty maka pengembangan karier terjamin
Kekurangan organisasi komite adalah :
a.       Proses decision making sangat lambat
b.      Biaya operasional rutin sangat tinggi
c.       Kalau ada masalah sering kali terjadi penghindaran siapa yang bertanggung jawab

STRUKTUR DAN SKEMA ORGANISASI
Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan, sedangkan disetiap komponen dari organisasi tersebut adalah saling tergantung, yang apabila setiap bagian dapat dikelola dengan baik maka organisasi tersebut pun akan ikut membaik.           
Pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan lingkungan yang ada. Hal ini akan sangat mempengaruhi dalam kelancaran atau kesejahteraan organisasi
tersebut, lingkunan adalah faktor yang sangat mempengaruhi. Tentu dalam tujuan sebuah organisasi yang baik tidak akan mengorbankan lingkungan sekitar demi kepentingan organisasinya semata.
Menurut Keith Davis ada 6 bagan bentuk struktur organisasi yaitu:
1)      Bentuk Vertikal 
2)      Bentuk Mendatar/horizontal    
3)      Bentuk Lingkaran/circular       
4)      Bentuk Setengah lingkaran/semi Sircular
5)      Bentuk Elliptical
6)      Bentuk Piramida terbalik (Invented Piramid)       
Bagan organisasi adalah suatu upaya dengan tulisan atau lisan untuk menunjukan tingkatan organisasi.
1)      Bagan mendatar ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari kiri kearah kanan atau sebaliknya. 
2)      Bagan Lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran ke arah bidang lingkaran.       
3)      Bagan Setengah lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran kearah bidang bawah lingkaran atau sebaliknya.      
4)      Bagan Elips ialah bentuk bagan satuan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat Elips kearah bidang elips.  
Setiap bentuk bagan organisasi yang ada menggambarkannya dapat dibalik, kecuali bagan lingkaran, bagan elips dan bagan sinar. Bagan pyramid dapat disusun dari bawah kearah atas, bagan mendatar dapat disusun dari kanan kearah kiri, bagan menegak (Vertikal) dapat disusun dari bawah ke atas, bagan setengah lingkaran dapat di susun dari pusat lingkaran ke arah bidang atas lingkaran, bagan setengah elips dapat disusun dari pusat elips kearah bidang atas elips. Dalam bagan lingkaran, bagan elips dapat pula digambar satuan organisasi atau pejabat yang lebih rendah kedudukannya terletak di atas, tetapi ini semua tidak mengubah jenjang ataupun kedudukan yang sesungguhnya.
Hal ini dikemukakan pula oleh Keith Davis sebagai berikut:       
“Perubahan-perubahan penggambaran bagan kadang-kadang diterima untuk menggalakan pertalian kedudukan atasan bawahan dari kebiasaan bagan-bagan organisasi, tetapi perubahan-perubahan ini tidak mengubah keadaan kedudukan yang sebenarnya”. Termasuk di dalamnya perubahan-perubahan bagan mendatar, lingkaran, setengah lingkaran, elips dan piramida terbalik.
Sumber:

BERBAGAI ISTILAH TERKAIT LEMBAGA DAN ORGANISASI
Kalangan awam akan kesulitan jika membaca literatur berbahasa Inggris. Perkembangan yang berlangsung berkenaan dengan institution dan organization jauh lebih cepat dibandingkan dengan wacana di Indonesia. Berikut berbagai istilah umum berkenaan dengan “organisasi” yang saya coba jelaskan dengan bahasa sendiri.
1.      Organization = secara sederhana bisa didefinisikan sebagai “….assembly of people working together to achieve common objective through a division of labour.”  Untuk mengefektifkan hidupnya, manusia  dengan sadar  dan keinginan sendiri membentuk organisasi, lalu berkomitmen  bersama-sama mencapai tujuan dengan mengikuti aturan yg disepakati. Meskipun dalam masyarakat ada reward dan sanksi, disini reward dan sanksi lebih tegas. Mereka bisa membuat reward dan sanksi tersendiri. Sesungguhnya tanpa berorganisasipun, dalam masyarakat sudah ada pedoman dalam berperilaku, karena sudah ada nilai, norma, aturan dan saknsi. Inilah yang disebut dengan “institution” (lembaga).  Jadi, dengan lembaga saja, petani sudah dapat menjalankan usahanya. Namun, jika membuat organisasi, diharapkan akan lebih efektif dan sistematis.
2.      Farmer Organizations = istilah untuk menyebut organisasi yang anggotanya adalah petani, dibentuk dan dikembangkan oleh petani sendiri. Istilah ini dipakai untuk membedakan dengan organisasi milik warga lain di pedesaan, misalnya organisasi yang angotanya kalangan perempuan (woman organization).
3.      Individual Organization = organisasi yang anggotanya berupa orang-orang secara individually. Contohnya adalah kelompok tani, KWT, dan koperasi primer.
4.      Inter-Group Associations = organisasi yang levelnya di atas individual organization. Ia mengkoordinasikan, melayani, dan mewakili seluruh kebutuhan individual organization ke luar. Contohnya adalah Gabungan Kelompok Tani, Induk Koperasi, dan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dalam program PNPM Mandiri. Anggotanya bukan orang-orang secara individual, namun organisasi.
5.      Small Farmer Groups (SFGs) = organisasi yang anggotanya petani yang lemah secara ekonomi, karena rendahnya penguasaan sumberdaya, terutama sempitnya penguasaan lahan. Organisasi ini memiliki karakter yang khas, dan akan sangat berbeda dengan organisasi yang anggotanya lebih bervariasi dari sisi level ekonomi. “Spontaneity is an important characteristic of such groups”. Ini adalah organisasi milik petani yang bersifat informal, dan merupakan kelompok yang niat pokoknya untuk saling membantu secara sosial (voluntary self-help group). Anggotanya biasanya 5 sampai 15 petani kecil yang biasanya tinggal berdekatan.
6.      Small Farmer Group Association (SFGA): sama dengan intergroup association, menunjuk pada organisasi milik petani pada level lokal, berbentuk informal, serta bersifat voluntary dan mandiri (self-governing). Ia diciptakan dan didanai dengan kemampuan anggotanya sendiri. Anggota mau masuk untuk tujuan melayani diri mereka sendiri dan berharap dapat meningkatkan kondisi kehidupan mereka. Ia dapat disebut sebagai organisasi level kedua ("secondary level") dari small farmer groups. Ada empat peran pokoknya, yaitu koordinasi dan pelatihan, pembelian input dan sarana usaha, penjualan hasil-hasil produk, dan simpanan serta pelayanan kredit. Jumlah organisasi optimal untuk diwadahi berjumlah 5 sampai 10 unit.
7.      Group Promoters = kelompok pendukung. Adalah sejumlah orang atau pihak yang dengan posisi dan perannya membantu, secara langsung maupun tak langsung, kinerja organisasi petani. Mereka dapat berupa para pemimpin desa (pemerintah, agama, dan adat) dan berbagai agen perubahan (change agents) dari luar, misal petugas penyuluh, instansi Pemda, dan LSM. Mereka memliki kontak langsung dengan organisasi petani dan perduli untuk mengembangkan organisasi milik petani. Selama ini kita sering menyebutnya dengan stakeholders.
8.      Inter-Group Services = sama dengan group promoters, dimana mereka berusaha melayani seluruh kebutuhan individual organization dan intergroup association.
9.      Inter-Organizational Linkages = kesalinghubungan antar organisasi, misalnya apa relasi dan kerjasama yang terbangun antar dua Gapoktan di satu wilayah. Dalam konteks ini bisa dilihat apakah ada konflik di antara mereka, bagaimana efektivitas dan output dari relasi tersebut, dan seterusnya.
10.  Commodity Organizations = organisasi petani yang basisnya adalah kesamaan komoditas yang diusahakan. Di Indonesia kita mengenal kelompok peternak dan kelompok petani ikan. Anggotanya ekslusif hanya para petani peternak domba saja misalnya, tidak dicampur dengan petani lain.
11.  Community-Based and Resource-Orientated Organization = dapat berbentuk koperasi di level desa atau asosiasi berkenaan dengan pemenuhan input oleh petani, dan kelompok pemilik sumber daya (resource owners) untuk meningkatkan produktivitas dan dan bisnis mereka berdasarkan lahan, air, atau hewan. Organisasi ini biasanya kecil, dibatasi secara geografis, dan umumnya berkaitan dengan masalah input. Namun kliennya (client group) sangat beragam dalam konteks tanaman dan komoditas. Pendapatannya diperoleh dari penjualan input (ke anggota) dan output.
12.  Commodity-Based and Market-Orientated Organization = organisasi petani yang basisnya karena melakoni pekerjaan yang sama, misalnya sama-sama mengusahakan tanaman sayuran, dan organisasi mereka berorientasi pasar. Organisasi dibentuk lebih untuk membantu anggota dalam memasarkan hasil pertaniannya.
13.  Organizational Memory = memori organisasi, kadang-kadang digunakan untuk merefer pada apa yang eksis saat ini dalam social conventions, individuals, memories, dan lain-lain. Dapat juga dimaknai sebagai kapasitas baru organisasi. Pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki menjadi pelajaran penting untuk menjalankan organisasi saat ini dan ke depan. Organizational Memory System (OMS) sering dipertentangkan dengan Knowledge Management System (KMS).
14.  Credit Union = sebuah lembaga kerjasama yang menyediakan pinjaman untuk anggotanya dengan suku bunga yang lebih rendah. Tujuannya adalah menyediakan kredit dengan suku bunga yang menyenangkan untuk anggota dibandingkan penyedia kredit lain. Seringkali, credit unions merupakan sebuah koperasi yang menggunakan dana dari anggota sendiri (funds deposited) yang dipinjamkan kepada yang membutuhkan. Contohnya adalah Koperasi Simpan Pinjam (KOSIPA). Arisan bukan merupakan CU karena tidak mengenal bunga, dan hanya giliran memperoleh uang tunai yang disetor oleh masing-masing anggota. Tidak ada nilai tambah berupa uang yang tercipta. Anggota CU terbatas hanya pada individu-individu yang berada pada area geografis tertentu atau karena kriteria tenaga kerja tertentu.
15.  Self-Help Organization = secara definisi adalah organisasi yang berupaya mandiri tanpa bantuan pihak luar. “……. the act of helping or improving yourself without relying on anyone else”. Istilah “self-help” merefer kepada individu atau kelompok apapun, misalnya berupa support group, yang berupaya mencapai kondisi yang lebih baik bagi hidup mereka dari sisi ekonomi, intelektual, dan juga emosional.
16.  Self-Organization adalah sebuah organisasi dengan upaya, strategi, atau tekad untuk mandiri. Esensial dari sebuah Self-Organisation adalah bahwa struktur sistemnya tidak berada di bawah tekanan atau kendali dari luar. Dengan demikian, jika ditemui kendala dan permasalahan, mereka akan mencarikan solusinya dari internal sistem belaka. Mereka bersikap bahwa apapun yang terjadi adalah akibat dari interaksi antar komponen di dalam organisasi itu sendiri, bukan dari luar. Mereka berupaya menyelesaikan sendiri masalahnya. Bukan berarti mereka menolak sama sekali bantuan luar, namun itu bukan pilihan pokoknya (critical point). Ini bisa dimaknai sebagai prinsip. Maka, sebuah organisasi yang memegang prinsip self organization, berupaya mengembangkan dirinya dengan memfokuskan ke dalam. Makin lama semakin menguat kemampuan organisasinya, karena kuatnya struktur dan keberfungsian tiap komponen di dalam dirinya.
17.  Mutual Organization = adalah sebuah organisasi kerjasama (cooperative organization) yang umumnya berupa perusahaan atau usaha bisnis yang didasarkan kepada prinip-prinsip mutualitas atau kesalinguntungan. Contohnya dalah clubs. Organisasi ini ada karena tujuan tertentu misalnya untuk mengumpulkan dana, dari keanggotaan atau pelanggan suatu produk, yang dapat digunakan untuk menyediakan pelayanan yang bersifat umum untuk seluruh anggotanya. Organisasi ini dimiliki oleh anggota dan dijalankan untuk kepentingan anggota, sehingga tidak ada pihak luar yang terlibat. Di level petani, Credit Unions bekerja dengan prinsip mutualitas ini.
18.  Organizational Performance = kinerja organisasi. Setiap organisasi akan berusaha untuk mencapai tujuannya yang disesuaikan dengan sumber daya yang dimilikinya. Kinerja organisasi yang baik (“good performance”) adalah apabila semua bagian organisasi bekerja secara benar, efektif, dan efisien, untuk mencapai tujuan tersebut. Kinerja organisasi dapat dipelajari dengan memperhatikan seberapa efektif organisasi bergerak maju menuju misi dan tujuannya sendiri, bagaimana kinerja organisasi dalam hal pencapaian tujuan utama (major achievements), tingkat produktifitas organisasi dalam kaitannya dengan misi dan nilai-nilai dalam organisasi, dan daya guna produk-produknya (utilization of results); serta seberapa efisien organisasi dalam menuju misinya dan bagaimana ketersediaan dan dukungan keuangan dalam organisasi.
19.  Organizational Motivation = motivasi organisasi. Tidak ada dua organisasi yang sungguh-sungguh serupa.  Setiap organisasi memiliki sejarah perkembangan yang berbeda, juga visi, misi, kultur, serta sistem insentif dan penghargaannya (reward system). Level motivasi organisasi dapat dilihat dari sejarah organisasi, misi organisasi, kultur organisasi (the organization’s culture), serta sistem insentif  dan penghargaan yang berlaku di dalamnya.
20.  Organization’s Culture = kultur organisasi, yakni bagaimana sikap organisasi (seluruh orang dalam organisasi) secara umum terhadap “kerja”, sikap terhadap kolega (colleagues), klien, atau stakeholders yang berkepentingan dengan organisasi; kepercayaan terhadap nilai-nilai yang dimiliki, serta norma-norma dalam organisasi yang mendasari dan menjadi pedoman dalam berjalannnya organisasi.
21.  Organizational Capacity = kapasitas keorganisasian. Kapasitas yang dimiliki organisasi menjadi basis tempat berdirinya kinerja organisasi. Kapasitas organisasi dapat dipahami melalui kekuatan dan kelemahan strategi kepemimpinan (strategic leadership) dalam organisasi, manajemen keuangan, struktur keorganisasian, sarana dan prasarana yang dimiliki, sistem perekrutan, serta proses atau dimensi sumberdaya manusia, program dan manajemen pelayanan, manajemen proses, dan hubungan antar organisasi (inter-organizational linkages).

1.      Purchase order
Purchase Order atau yang lebih dikenal dengank PO merupakan salah satu jenis surat binis. Saat melakukan order atau pemesanan kepada perusahaan rekanan atau supplier, pasti diminta untuk mengirimkan baik via fax, email, maupun pos Surat Purchase Order. Surat ini akan digunakan para supplier untuk mengetahui secara detail barang-barang apa saja yang dipesan. Ini berguna untuk mengatasi kesalahan dalam memproduksi pesanan. Selain itu, Surat Purchase Order juga akan digunakan mereka (dan juga kita) sebagai file dan bagi bagian accounting/keuangan/pembukuan, Surat Purchase Order ini akan dijadikan bukti transaksi laporan keuangan.
Di dalam Purchase Order harus memuat dengan jelas jenis barang yang kita pesan, jumlah yang dipesan, spesifikasi/permintaan khusus bila ada, tanggal pengiriman, serta yang tidak kalah pentingnya adalah harus mencantumkan nomer PO. Nomer PO ini merupakan hal yang sangat penting dalam Surat Purchase Order. Biasanya kita maupun perusahaan rekanan akan melakukan track (penelusuran) order melalui nomer Surat Purchase Order ini bila dikemudian hari terjadi kekeliruan ataupun masalah.
Atau singkatnya Purchase Order/ PO adalah merupakan surat yang diterbitkan oleh pihak pembeli sebagai konfirmasi kepada penjual/supplier atas pembelian suatu jenis barang, jumlah barang yang dipesan, harga yang telah disepakati dan syarat pembayaran atas pembelian brg tsb (cash / kredit). Contoh kasus:
Perusahaan A ingin membeli barang kepada Supplier B, kemudian perusahaan A membuat Purchase Order (PO) untuk Supplier B.
2.      Purchase Return
Setelah perusahaan menerima barang yang dipesan beserta tanda terima dari supplier, perusahaan biasanya akan mencocokkan dengan tanda terima barang dengan Purchase Order (PO)yang telah dibuat sebelumnya, setelah itu perusahaan akan memeriksa kondisi barang yang diterima. Jika ternyata barang yang dierima ada yang rusak atau kualitasnya kurang baik, maka perusahaan dapat mengajukan Purchase Return tentunya setelah ada kesepakatan dengan supplier. Contoh Kasus:
Setelah perusahaan A mendapat barang yang dimintanya dari Supplier B, kemudian setelah di cek ada beberapa barang yang rusak dan hendak dikembalikan maka perusahaan A membuat Purchase Return untuk Supplier B.
3.      Invoice
Invoice/Faktur penjualan yang selanjutnya kita sebut invoice adalah dokumen yang digunakan sebagai pernyataan tagihan yang harus dibayar oleh customer. Dalam bentuk sederhana dikenal dengan nama BON. Pada transaksi yang nominalnya relatif kecil, invoice digunakan langsung sebagai dokumen tagihan sedangkan pada perusahaan yang nominal transaksinya besar, biasanya dilengkapi dengan surat tagihan atau kwitansi.
4.      Invoice AP
Invoice AP adalah Invoice sebagaimana yang kita ketahui adalah sebuah tagihan yang harus dibayar oleh customer, sedangkan AP adalah singkatan dari Account Payable yang artinya akun hutang.
5.      Order Payment
Instrumen pasca-kontrak sering digunakan untuk membayar kesepakatan biaya untuk agen dan biasanya mengandung kondisi untuk pembayaran yang harus dipenuhi seperti berhasil menyelesaikan persyaratan kontrak. Perintah pembayaran  dengan "kondisi" tidak harus bingung dengan "perintah pembayaran bersyarat.
6.      Sales Payment
Sales adalah hasil penjualan, sedangkan payment adalah pembayaran. Maka sales payment adalah data pembayaran dari sebuah hasil penjualan.

Sumber: http://thality.blogspot.com/2013/04/pemahaman-beberapa-kata.html, diakses pada tanggal 22 Oktober 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar