BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap
kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan tentu membutuhkan berbagai
sumberdaya, seperti modal, material, dan mesin. Sumber daya yang ada tidak akan
berarti apabila tidak dikelola dengan baik. Untuk mengelolanya dibutuhkan
sumber daya lain, yakni sumber daya manusia. Sumber daya manusia mempunyai
peranan penting bagi perusahaan, karena memiliki bakat, tenaga dan kreativitas
yang sangat dibutuhkan untuk menggerakkan perusahaan. Perlu disadari bahwa pegawai
merupakan sumber daya manusia yang terlibat langsung dalam menjalankan kegiatan
perusahaan. Oleh sebab itu perusahaan harus memberikan perhatian secara
maksimal pada pegawainya, baik perhatian dari segi kualitas pengetahuan dan
keterampilan, maupun tingkat kesejahteraannya, sehingga pegawai yang
bersangkutan dapat terdorong untuk memberikan segala kemampuan sesuai dengan
yang dibutuhkan oleh perusahaan. Peningkatan kemampuan, pengetahuan dan
keterampilan pegawai dapat dilakukan melalui program pelatihan dan pengembangan
, terutama untuk menghadapi perkembangan teknologi yang demikian pesat
Pelatihan dan pengembangan (training and development) adalah jantung dari upaya
berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi karyawan dan kinerja organisasi.
Pelatihan memberi para pembelajar pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
untuk pekerjaan mereka saat ini. Menunjukkan kepada para karyawan cara
mengoperasikan gerinda atau kepada supervisor cara menjadwalkan produksi harian
merupakan contoh-contoh pelatihan .Di sisi lain, pengembangan melibatkan
pembelajaran yang melampaui pekerjaan saat ini dan memiliki fokus lebih jangka
panjang.
Pengembangan mempersiapkan para karyawan untuk
tetap sejalan dengan perubahan dan pertumbuhan organisasi. Aktivitas-aktivitas
pengembangan dan pelatihan memiliki potensi untuk menyelaraskan para karyawan
dengan strategi-strategi perusahaan mereka. Beberapa manfaat sratejik yang
mungkin diperoleh dari pelatihan dan pengembangan mencakup kepuasaan karyawan,
meningkatkan semangat, tingkat retensi yang lebih tinggi, turnover yang
lebih rendah, perbaikan dalam penarikan karyawan, hasil akhir yang lebih baik,
dan kenyataan bahwa para karyawan yang puas akan menghasilkan para pelanggan
yang puas. Peningkatan kinerja, tujuan akhir pelatihan dan pengembangan, adalah
tujuan stratejik bagi organisasi-organisasi.Berkenaan dengan tujuan tersebut,
banyak perusahaan telah menjadi atau berusaha menjadi organisasi pembelajar
(learning organization). Organisasi pembelajar adalah suatu perusahaan yang menyadari
pentingnya pelatihan dan pengembangan yang terkait denga kinerja
berkelanjutan dan mau mengambil tindakan yang tepat.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
penerapan pelatihan dan pengembangan di perusahaan?
2. Apa tujuan
dari pelatihan dan pengembangan suatu perusahaan?
3. Apa saja
kendala dari pelatihan dan pengembangan di perusahaan?
4. Bagaimana
solusi untuk mengatasi kendala tersebut ?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan
dari makalah ini adalah untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan dan menetapkan
tujuan-tujuan pelatihan dan pengembangan.
1. Untuk
mengetahui pengertian dari pelatihan dan pengembangan
2. Untuk
mengetahui proses pelatihan dan pengembangan
3. Untuk
mengetahui apa saja yang dibutuhkan di dalam pelatihan dan pengembangan.
1.4.
Manfaat Penulisan
Pelatihan
merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan dalam usaha mengembangkan
karyawan, bentuk usaha lainnya dalam pengembangan karyawan ini adalah
pendidikan. Kedua bentuk usaha pengembangan karyawan ini digunakan sebagai
sarana untuk meningkatkan keterampilan dan meningkatkan pengetahuan umum bagi
karyawan.
Adapun tujuan
daripada pelatihan sebagaimana dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya:
Menurut
Drs. AS. Moenir : 1) Memelihara dan meningkatkan kecakapan dan kemampuan
dalam menjalankan tugas / pekerjaan baik pekerjaan lama maupun pekerjaan baru,
baik dari segi peralatan maupun dari segi metode. 2) Menghaluskan keinginan
pegawai untuk maju dari segi kemampuan dan memberikan ras kebanggan kepada
mereka.
Menurut Drs. Musanef untuk
meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian
guna memenuhi persyaratan jabatan struktural dan pekerjaannya.
Demikian
pula Menurut Drs. IG. Wursanto mengemukakan
pendapatnya bahwa tujuan pelatihan ialah “ Untuk menambah efektifitas dan
efisiensi pegawai baik untuk kepentingan sekarang maupun untuk kepentingan yang
akan datang.
BAB II
LANDASAN TEORI
Perbandingan
Biaya Dan Keuntungan Pelatihan
Biaya
|
Keuntungan Pelatihan
|
Gaji pelatih
|
Peningkatan Produktivitas
|
Materi Untuk Pelatihan
|
Menurunnya Kesalahan Kerja
|
Biaya Hidup Untuk Pelatih dan
Peserta Pelatihan
|
Menurunnya Tingkat Pergantian Karyawan
|
Biaya Untuk Fasilitas
|
Semakin Kurangnya Keperluan Untuk
Pengawasan Kerja
|
Peralatan
|
Kemampuan Untuk Meningkatkan Diri
|
Transportasi
|
Kemampuan-Kemampuan Baru
|
Gaji Peserta Pelatihan
|
Perubahan sikap
|
Kehilangan Produksi
|
KONTEKS PELATIHAN
Pelatihan
adalah suatu proses dimana orang- orang mencapai kemampuan tertentu untuk
membantu mencapai tujuan organisasi. Pelatihan menyediakan para karyawan dengan
pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan yang digunakan
dalam pekerjaan. Para manajer kemungkinan menjadi sumber terbaik dari informasi
yang bersifat teknis yang digunakan dalam pelatihan keterampilan. Mereka juga
berada pada posisi yang lebih baik untuk menentukan pelatihan atau pelatihan
ulang.
UNIT
SUMBER DAYA MANUSIA
|
PARA
MANAJER
|
Menyiapkan
materi pelatihan keterampilan
|
Menyediakan
informasi teknis
|
Mengkoordinasi
usaha-usaha pelatihan
|
Mengawasi
kebutuhan latihan
|
Menyelenggarakan
atau mengatur pelatihan di luar pekerjaan
|
Menyelenggarakan
pelatihan di lokasi kerja
|
Mengkoordinasi
rencana karier dan usaha
|
Secara
terus-menerus mendiskusikan perkembangan karyawan dan potensi masa depannya
|
Menyediakan
input serta keahlian untuk perkembangan organisasi
|
Berpatisipasi
dalam usaha perubahan organisasi
|
Jenis-Jenis
Pelatihan
Pelatihan
Internal, Pelatihan di lokasi kerja canderung
dipandang sebagai hal yang sangat aplikatif untuk pekerjaan, menghemat biaya
untuk mengirim karyawan untuk pelatihan, dan terkadang dapat terhindar dari
biaya untuk pelatih dari luar. Satu sumber pelatihan internal yang berkembang
adalah pelatihan informal dimana terjadi secara internal melalui interaksi dan
umpan balik di antara karyawan. Beberapa faktor mencatat jumlah pembelajaran
informal. Pertama, karyawan yang bekerja pada tim dan pada proyek dengan yang
lainnya, mereka bertanya, menerima penjelasan, dan membagi informasi dengan
sesama karyawan. Kedua, pengusaha untuk melatih karyawan dalam menerima
kemampuan yang ada, para karyawan meminta bantuan dari karyawan lain yang
memiliki pengetahuan dan keahlian. Ketiga, pembelajaran informal terjadi di
antara karyawan yang berusaha menemukan tujuan organisasi dan batas waktu.
Pelatihan
Eksternal, pelatihan yang muncul karena beberapa
alasan :
·
Lebih murah bagi
pengusaha untuk menggunakan pelatih dari luar untuk menyelenggarakan pelatihan di
tempat dimana sarana pelatihan internal bebas.
·
Mungkin waktunya tidak
memadai untuk persiapan pengadaan materi pelatihan internal.
·
Staf sumber daya
manusia tidak memiliki tingkat keahlian yang dibutuhkan untuk materi dimana
pelatihan diperlukan.
·
Ada beberapa keuntungan
di mana para karyawan berinteraksi dengan para manajer, rekan-rekan kerja dari
perusahaan lain dalam suatu program pelatihan yang dilaksanakan di luar.
Beberapa pabrikan perangkat lunak
menawarkan kepada karyawan sertifikasi teknis pada perangkat lunak mereka.
Contohnya, Insinyur Novell bersertifikat Master
Certified Novell Engineer atau spesialis produk Microsoft bersetifikat
Microsoft Certified Product Spesialis. Sertifikasi ini memberikan materi untuk
dicantumkan di CV dan menguntungkan pengusaha sebagai persyaratan jabatan untuk
tujuan perekrutan dan promosi karyawan.
Aspek Legal dari
Pelatihan
Pelatihan adalah suatu wilayah yang
mencapai target hukum dan peraturan EEO. Salah satu hal yang menjadi perhatian
adalah cara-cara yang digunakan untuk memilih individu yang akan diikutkan
dalam program pelatihan.
Kriteria yang digunakan harus
terkait dengan pekerjaan dan harus adil membatasi partisipasi dari anggota
kelas tertentu. Hal lainnya lagi adalah perbedaan gaji berdasarkan pelatihan
dimana ada anggota kelas tertentu yang tidak memiliki akses yang sama ke
pelatihan tersebut. Hal ketiga adalah kegunaan dari pelatihan sebagai kriteria
untuk memilih individu di dalam promosi karyawan.
Pelatihan adalah biaya dan beberapa
pengusaha maju ke sidang pengadilan dalam usahanya untuk menuntut
individu-individu yang meninggalkan perusahaan setelah pelatihan agar membayar
kembali biaya pelatihan tersebut. Konsep
proses belajar keseluruhan jika diterapkan dalam pelatihan kerja , ini
berarti seluruh petunjuk/intruksi dibagi ke dalam elemen-elemen kecil setelah
karyawan memiliki kesempatan untuk melihat bagaimana keseluruhan elemen itu
menyatu. Konsep lainnya adalah saran untuk dijadikan perhatian yang mengarah
pada penyediaan informasi kepada para peserta mengenai strategi maupun
proses-proses yang dapat mengarah pada keberhasilan di dalam pelatihan.
Penguatan
Konsep penguatan adalah berdasarkan
hukum sebab akibat yang menyatakan bahwa manusia cenderung mengulangi respons
mereka yang memberikan semacam penghargaan yang positif kepada mereka dan
menghindari tindakan yang diasosiasikan dengan konsekuensi negatif. Penguat
yang diterima seorang individu dapat bersifat internal maupun eksternal dan
banyak situasi pelatihan yang memberikan keduanya. Tenaga administrasi
penjualan yang baru dapat menjawab pertanyaan dari atasannya secara tepat dan
kemudian mendapatkan penghargaan, mungkin saja menerima kedua penghargaan
positif, baik bersifat eksternal (berupa pujian) dan bersifat internal (rasa
kebanggaan). Seseorang yang mendapat penguatan secara positif untuk belajar
akan cenderung terus belajar.
Modifikasi Perilaku
Modifikasi perilaku memanfaatkan
empat cara untuk mengubah perilaku, yang dinamakan sebagai strategi intervensi.
Keempat strategi tersebut adalah penguatan positif, penguatan negatif, hukuman,
dan penghilangan.
Seseorang yang menerima penghargaan
yang diinginkan disebut menerima penguatan
positif. Menghindari konsekuensi yang bersifat negatif disebut penguatan negatif. Sedangkan hukuman adalah tindakan yang diambil
untuk memberhentikan seseorang dari perbuatan yang tidak diinginkan. Dan
perilaku yang dapat dimodifikasi melalui teknik dikenal sebagai penghilangan.
Pola dan Latihan dalam
Belajar
Peniruan perilaku hal
yang paling mendasar dari proses belajar manusia dan salah satu yang terbaik
adalah peniruan perilaku atau meniru perilaku orang lain. Variasi dari peniruan
ini muncul ketika manusia menghindari kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh
orang lain.
Latihan secara aktif muncul
ketika peserta pelatihan mengerjakan tugas-tugas yang berkaitan dengan
pekerjaannya selama pelatihan. Ini lebih efektif dibandingkan dengan sekedar
membaca atau mendengarkan secara pasif.
Latihan yang berjarak
waktu versus yang dipadatkan latihan aktif dapat
disusun dalam dua cara. Pertama, latihan yang berjarak waktu yaitu ketika
beberapa sesi pelatihan diberi jarak waktu beberapa jam atau hari. Kedua,
latihan yang dipadatkan yaitu ketika seseorang mengerjakan seluruh latihan
secara sekaligus. Pelatihan berjarak waktu akan lebih baik untuk beberapa macam
proses belajar, sedangkan latihan dipadatkan untuk jenis belajar lainnya.
Kurva belajar orang-orang
dalam situasi belajar yang berbeda-beda dengan pola yang berbeda pula, disebut
sebagai kurva belajar. Macam dari tipe kurva belajar dari tugas yang memiliki
implikasi terhadap cara suatu program pelatihan dirancang.
ORIENTASI : PELATIHAN
UNTUK KARYAWAN BARU
Tanggung Jawab Orientasi
Orientasi menuntut kerja sama antara
individu dengan unit sumber daya manusia dan para manajer serta atasan lainnya.
Di dalam organisasi yang kecil tanpa departemen sumber daya manusia, seperti
toko mesin, atasan langsung dari karyawan baru memiliki tanggung jawab penuh
untuk orientasi.
Tujuan Orientasi bagi
Pengusaha
Peningkatan
produktivitas, baik pengusaha maupun karyawan
menginginkan setiap individu untuk segera mulai bekerja, untuk menjadi
produktif secepat mungkin. Texas Instrument menemukan bahwa orientasi membantu
karyawan mencapai tingkat produktivitas penuh sedikitnya dua bulan lebih awal
dibandingkan dengan mereka yang tanpa pengalaman orientasi yang efektif. Bagian
lain dari orientasi yang mempengaruhi produktivitas adalah pelatihan kepada
karyawan baru tentang cara-cara yang tepat untuk mengerjakan pekerjaan mereka.
Salah satu pengusahaan konstruksi telah menemukan bahwa dengan penekanan kepada
keamanan dan mengintruksikan karyawan baru praktik-praktik yang aman dalam
bekerja telah secara signifikan menurunkan jumlah waktu yang hilang karena
cidera yang dialami oleh karyawan baru.
UNIT
SUMBER DAYA MANUSIA
|
PARA
MANAJER
|
· Menempatkan
karyawan sesuai gaji
· Mendesain
program orientasi formal
· Menjelaskan
benefit dan organisasi perusahaan
· Mengembangkan
daftar orientasi
· Mengevaluasi
kegiatan orientasi
|
· Mempersiapkan
rekan kerja untuk karyawan baru
· Memperkenalkan
rekan kerja kepada karyawan baru
· Memberikan
gambaran peraturan kerja dan lingkungan kerja
|
Pengurangan tingkat keluar masuk karyawan beberapa
pengusaha telah mengalami tingkat keluar masuk karyawan yang signifikan dari
para karyawan yang baru direkrut, dan hal ini umum bagi setengah dari karyawan
baru yang bekerja di pekerjaan harian , dimana mereka meninggalkan pekerjaan
mereka dalam satu tahun pertama mereka bekerja. Akan tetapi pengusaha dengan
program orientasi yang efektif menemukan bahwa karyawan bertahan lebih lama.
Pengenalan Organisasi tujuan
orientasi adalah menginformasikan kepada karyawan baru mengenai sifat dari
organisasi itu sendiri. Pengenalan organisasi secara umum mungkin termasuk
pandangan singkat mengenai organisasi, sejarahnya, struktur, para pimpinan
kunci, tujuan, produk, dan pelayanan dari organisasi.
Tujuan Orientasi untuk
Karyawan Baru
Kesan menyenangkan bagi karyawan program
orientasi yang baik dapat menciptakan kesan yang menyenangkan bagi organisasi
dan pekerjaan itu sendiri. Kesan ini akan dimulai saat sebelum karyawan melapor
untuk bekerja.
Meningkatan penerimaan interpersonal bertujuan
untuk memudahkan masuknya karyawan baru ke dalam kelompok kerja. Para karyawan
baru sering khawatir akan peertemuannya dengan orang-orang di dalam unit
kerjanya. Lebih jauh lagi, harapan dari kelompok kerja tidak selalu paralel
dengan yang sudah disampaikan oleh pihak manajemen selama masa orientasi
formal.
MEMBENTUK SISTEM
ORIENTASI YANG EFEKTIF
Persiapan
bagi karyawan baru karyawan baru harus merasa bahwa mereka dimiliki dan
penring bagi organisasi.
Menyediakan karyawan baru dengan informasi yang
dibutuhkan sering kali karyawan diminta
menandatangani formulir yang menandakan bahwa mereka telah mendapatkan buku
pegangan serta sudah membacanya.
Menyampaikan informasi orientasi secara efektif
manajer serta perwakilan SDM harus menetapkan cara untuk menyampaikan informasi
orientasi.
Evaluasi dan tindak lanjut program
orientasi yang sistematika harus mempunyai tahap evaluasi dan pengenalan
kembali setelah satu titik tertentu dari orientasi awal.
TAHAP PENILAIAN
Tahap Implementasi
Implementasi
dapat dimulai, dengan contoh atasan bagian pengihan dan spesialis pelatihan
Sumber Daya Manusia dapat bekerja sama untuk menentukan bagaimana melatih
karyawan administrasi untuk meningkatkan kecepatan kerjanya. Pengaturan untuk
pemberian instruksi, ruang kelas, materi, dan seterusnya harus dibuat pada
tahap ini. Implementasi terjadi ketika pelatihan sudah benar-benar
dilaksanakan.
Tahap Evaluasi
Tahap
ini sangatlah kritis, dengan memfokuskan seberapa baik pelatihan telah mencapai
apa yang di harapkan oleh penyelenggara pelatihan. Mengawasi pelatihan
berfungsi sebagai jembatan antara tahap implementasi dan evaluasi umpan balik
untuk menentukan tujuan pelatihan di masa mendatang.
PENILAIAN KEBUTUHAN
PELATIHAN
Pelatihan
dirancang untuk membantu organisasi mencapai tujuannya. Menentukan kebutuhan
pelatihan organisasi memerlukan tahap diagnostik dalam menyusun tujuan-tujuan
pelatihan. Para manajer dapat mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan dengan
mempertimbangkan ketiga sumber di bawah ini, yang menjelaskan beberapa metode
yang di gunakan untuk masing-masing dari ketiga sumber itu.
Pengukuran Kebutuhan
Tingkat Pelatihan
Analisis Organisasi
Cara
pertama untuk mendiagnosis kebutuhan pelatihan adalah melalui analisis
organisasi, yang melihat organisasi sebagai suatu sistem. Bagian terpenting
dari perencanan strategis Sumber Daya Manusia perusahaan adalah
mengidentifikasikan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan (KSAs) yang di
butuhkan pengusaha di masa mendatang baik untuk menjawab perubahan pekerjaan
maupun perubahan organisasi.
Satu sumber penting dari
analisis organisasi datang dari beberapa pengukuran operasional pada hasil
kerja organisasi. Secara terus-menerus, analisis terinci dari data-data Sumber
Daya Manusia dapat menunjukan kelemahan pelatihan. Departemen atau wilayah yang
memiliki tingkat pergantian karyawan yang tinggi, tingkat absensi yang tinggi ,
kinerja kerja rendah, atau kelemahan lainnya dapat ditunjukkan secara tepat.
Setelah masalah-masalah dianalisis tujuan pelatihan akan dapat dibuat. Sumber
informasi yang spesifik dan pengukuran operasional untuk analisis tingkat
kebutuhan pelatihan organisasi dapat terdiri dari hal-hal berikut ini:
·
Keluhan
·
Catatan kecelakaan
kerja
·
Observasi
·
Wawancara perpisahan
(saat karyawan keluar kerja)
·
Pengaduan dari konsumen
·
Gambaran penggunaan
peralatan kerja
·
Observasi dari komite
pelatihan
·
Data quality control/sampah/sisa-sisa
Analisis Tugas
Cara
kedua untuk mendiagnosis kebutuhan pelatihan adalah melalui analisis dari
tugas-tugas yang dilaksanakan di organisasi. Untuk melakukan melakukan analisis
ini, adalah penting untuk mengetahui persyaratan pekerjaan dalam organisasi.
Deskripsi pekerjaan serta spesifikasi pekerjaan menyediakan informasi bagi
kinerja yang diharapkan dan keterampilan yang dibutuhkan bagi karyawan untuk
berhasil melakukan pekerjaan yang dibutuhkan. Dengan membandingkan persyaratan
dengan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan karyawan, kebutuhan pelatihan
akan dapat diidentifikasi.
Menggunakan Kinerja
Kerja untuk Menganalisis Kebutuhan Pelatihan
Analisis Pekerjaan Manusianya
Kinerja
Penilaian
Pelatihan
Analisis Individual
Cara
ketiga untuk mendiagnosis kebutuhan adalah dengan memfokuskan pada
individu-individu dan bagaimana mereka melakukan pekerjaan mereka.
Survei
kebutuhan pelatihan dapat berbentuk formulir kuesioner atau wawancara dengan
para atasan dan para karyawan secara individual ataupun kelompok. Tujuannya
adalah mengumpulkan informasi mengenai masalah yang dirasakan oleh orang-orang
yang terlibat. Sumber-sumber berikut ini dapat bermanfaat bagi analisis
individual:
·
Kuesioner
·
Alat pengetahuan kerja
·
Tes keterampilan
·
Survei sikap
· Catatan
mengenai kejadian-kejadian yang kritis
· Data-data
dar pusat penilaian karyawan
· Hasil
dari bermain peran
Menetapkan Prioritas dan Tujuan Pelatihan
Keberhasilan
pelatihan harus diukur dengan menggunakan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Tujuan-tujuan yang berguna haruslah terukur. Sebagai contoh, tujuan
dari seorang tenaga kerja penjualan yang baru adalah “ mendemonstrasikan
kemampuan untuk menjelaskan fungsi dari setiap produk di dalam apartemennya
dalam waktu dua minggu”. Tujuan ini bertujuan untuk memeriksa proses
internalisasi, atau apakah karyawan tadi benar-benar belajar.
Tujuan pelatihan dapat dibuat untuk
wilayah apapun dengan menggunakan salah satu dari keempat dimensi berikut:
·
Kuantitas
pekerjaan yang dihasilkan dari pelatihan (
contohnya, jumlah kata yang diketik per menitnya, atau jumlah surat aplikasi
yang diproses selama satu hari)
·
Kualitas
pekerjaan setelah pelatihan (contohnya, biaya
dalam dolar untuk pengerjaan ulang, kehilangan akibat kerusakan, atau kesalahan
lainnya)
·
Batasan
wakktu dari pekerjaan setelah pelatihan
(contohnya, jadwal waktu yang dipenuhi, atau
anggaran diserahkan sesuai waktu)
·
Penghematan
biaya sebagai hasil dari pelatihan (contohnya,
deviasi dari anggaran, biaya penjualan, atau penurunan biaya)
PENDEKATAN-PENDEKATAN
PELATIHAN
Beberapa metode yang lebih sering
digunakan untuk pengembangan manajemen akan didiskusikan dalam bab berikutnya,
walaupun bisa saja ada tumpang tindih dalam penggunaan beberapa metode
tersebut.
Pelatihan
di Tempat Kerja
Bentuk pelatihan yang paling umum untuk
semua tingkatan di dalam organisasi adalah pelatihan di tempat kerja (on the job training-OJT).
Pelatihan
Instruksi Kerja Bentuk
pelatihan OJT yang khusus dan terarah adalah apa yang dikenal sebagai Pelatihan Instruksi Kerja (Job Instruction
Training-JIT).
Permasalahan
dengan OJT Pelatihan
di tempat kerja (OJT) sejauh ini merupakan cara yang paling umum digunakan
pelatihan karena fleksibilitasnya serta relevan dengan apa yang dikerjakan
karyawann sehari-hari. Bagaimanapun, pelatihan ini juga memiliki beberapa
masalh. Permasalahan yang paling umum adalah pelatihan model ini dilaksanakan
secara sembarangan.
Proses
Pelatihan dengan Instruksi Kerja (JIT)
Simulasi
Simulasi adalah
pendekatan pelatihan yang menggunakan tempat pelatihan diatur sedemikian rupa
agar identik dengan tempat kerja. Satu jens simulasi adalah apa yang dinamakan pelatihan vestibule, yaitu dengan
menggunakan fasilitas khusus untuk menggantikan peralatan dan tuntutan suatu
pekerjaan.
Pelatihan Kerja Sama
Dua metode
pelatihan kerja sama yang luas digunakan adalah masa magang dan kerja praktik.
Keduanya mencampur pelatihan dalam ruang kelas dan pengalaman dipekerjakan
langsung.
Ø Magang Magang adalah bentuk
dari pelatihan di tempat kerja yang biasanya mengkombinasikan latihan kerja
dengan pengajaran di ruang kelas di sekolah kejuruan, sekolah lanjutan, akademi
atau universitas.
Ø Kerja Praktik Bentuk lain
pelatihan kerja sama yang digunakan oleh pengusaha, asosiasi perdagangan, dan
agen pemerintah adalah pelatihan kerja pabrik.
Undang-undang Kerja Sama Investasi Tenaga Kerja
(1998)
Sebelum tahun 1998, sebagian besar
pelatihan oleh negara dilaksanakan dibawah pengawasan Undang-undang Kerja Sama
Latihan Kerja (JTPA). Namun demikian, pada tahun 1998, JTPA digantikan oleh
Undang-undang Kerja Sama Investasi Tenaga Kerja (Workforce Investment
Partnership Act 1998-WIPA).
Pelatihan
dengan Pengalaman Perilaku
Pelatihan
dengan pengalaman perilaku (behaviorally
experienced training) memfokuskan lebih sedikit keterampilan fisik
dibandingkan sikap, persepsi dan masalah-masalah hubungan interpersonal.
Bentuk-bentuk yang Umum
dari Pelatihan dengan Pengalaman Perilaku
Jenis
Pelatihan
|
Sifat
Pelatihan
|
Permasalahan
dengan Pelatihan
|
Bermain Peran
|
Partisipan memainkan peran-peran di dalam
situasi yang berhubungan dengan
pekerjaan dan dapat memperbaiki hubungan interpersonal.
|
Peserta
pelatihan mungkin saja melihat hal ini sebagai suatu “permainan”, dan tidak
dapat ditransfer ke pekerjaan.
|
Permainan Bisnis
|
Simulasi komputer di mana para peserta pelatihan
membuat keputusan-keputusan manajemen dan mendapatkan umpan balik dari
keberhasilan mereka. Melatih orang-orang untuk membuat keputusan bisnis tanpa
benar-benar mempengaruhi bisnis itu sendiri.
|
Biaya
pelatihan mahal dan memakan waktu
|
Pelatihan Sensitivitas
|
Usaha yang tidak terstruktur untuk menunjukkan
bagaimana orang lain memandang si individu.
|
Para
peserta pelatihan bisa jadi secara pribadi merasa “terancam”, juga bisa dilihat tidak relevan dengan
pekerjaan.
|
Pelatihan Beragam
|
Pendekatan kuliah dalam ruang kelas untuk
meringankan tekanan rasial atau gender di pekerjaan.
|
Pelatihan
dapat menimbulkan “serangan balik” atau over sensitivitas.
|
Pelatihan dalam keranjang (in basket)
|
Serangkaian surat-surat atau memorandum yang harus
ditangani, biasanya dengan cara yang cepat.
|
Pelatihan
memakan waktu dan harus dibuat agar sesuai dengan pekerjaan yang menjadi
fokus.
|
Kejadian/Studi Kasus
|
Deskripsi dari perusahaan yang sebenarnya atau
situasi yang menuntut adanya penanganan terhadap banyak fakta, serta
pembuatan keputusan.
|
Tindakan
harus diambil untuk memastikan bahwa kasus-kasusnya relevan dan
permasalahannya realistis.
|
Pelatihan Bentuk
Konferensi dan Dalam Kelas
Seminar
pelatihan, kursus-kursus, dan presentasi dapat digunakan baik untuk pelatihan
yang berkaitan dengan keterampilanmaupun pelatihan pengembangan. Kuliah dan
diskusi merupakan bagian utama dari pelatihan jenis ini.
Media Pelatihan
beberapa
jenis media pelatihan akan dijelaskan berikut ini:
Ø Bantuan Audiovisual Dukungan teknis yang bersifat audio maupun
visual termasuk di dalamnya antara lain radio, kaset video, film, televisi, dan
video telekonferensi interaktif.
Ø Instruksi dengan
Dukungan Komputer Instruksi dengan
dukungan komputer (Computer assited instruction-CAI ) memungkinkan
para peserta pelatihan untuk belajar dengan berinteraksi dengan komputer.
Ø Belajar/Pelatihan Jarak
Jauh Banyak
akademi serta perguruan tinggi menggunakan televisi interaktif dua arah untuk
mengadakan kelas/kuliahnya. Media ini memungkinkan intsruktur pada satu tempat
untuk melihat dan merespons pada “kelas” di sejumlah lokasi lainnya.
Menyeleksi
Pendekatan-pendekatan Pelatihan
Ada beberapa metode pelatihan yang
berbeda-beda, dan teknologi pelatihan semakin meluas dengan sejumlah pilihan
pelatihan yang tersedia.
Pertimbangan-
pertimbangan Ketika Memilih
Pendekatan-pendekatan Pelatihan
Ø Biaya
Ø Individual
vs Kelompok
Ø Jumlah
Peserta Pelatihan
Ø Batas
Waktu Alokasi Waktu
Ø Sifat
Subjek Permaslahan
Ø Tujuan
Pelatihan
Ø Mandiri
vs Terarah
Ø Sumber-sumber
Pelatihan
EVALUASI PELATIHAN
Salah satu cara
untuk mengevaluasi pelatihan adalah memeriksa biaya-biaya yang dihubungkan dengan
pelatihan serta keuntungan-keuntungan yang diterima melalui analisis biaya/keuntungan.
Tingkat
Penilaian
Donald L. Kirkpatrick
mengidentifikasikan empat tingkat di mana pelatihan dapat di evakuasi,
diantaranya:
Ø Reaksi
Ø Belajar
Ø Perilaku
Ø Hasil
Rancangan Evaluasi
Berikut beberapa cara untuk merancang
evaluasi program pelatihan untuk mengukur adanya peningkatan:
Ø Pengukuran
Akhir (Post Measure)
Ø Pengukuran
Awal/Akhir (Pre/Post Measure)
Ø Pengukuran
Awal/Akhir dengan Menggunakan Kelompok Kontrol
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Pengembangan dapat dilihat sebagai pertumbuhan kemampuan yang
terjadi jauh melampaui apa-apa yang dituntut dalam suatu pekerjaan, hal ini
mewakili usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan karyawan untuk menangani
berbagai jenis penugasan. Pengembangan menguntungkan baik bagi organisasi
maupun individu.
Mengembangkan sumber daya manusia di dalam organisasi dapat
membantu menyediakan dukungan kelebihan kompetisi sejauh ketiga tuntutan dasar
ini terpenuhi:
·
Tenaga
kerja yang berkembang menghasilkan nilai ekonomis yang lebih positif bagi
organisasi dibandingkan dengan tenaga kerja yang tidak dikembangkan.
·
Kemampuan
dari tenaga kerja memberikan kelebihan dibandingkan para kompetitor.
·
Kemampuan
tersebut tidak mudah diduplikasi oleh kompetitor.
Mengembangkan Kemampuan
Jenis pengembangan yang mungkin dibutuhkan oleh individu yang
menerima untuk mengembangkan kemampuan dirinya tergantung pada orang tersebut
maupun kemampuan yang diperlukan. Meskipun demikian, hal-hal berikut ini
merupakan kemampuan-kemampuan manajemen yang penting dan umum untuk
dikembangkan:
·
Berorientasi
tindakan
·
Keputusan
yang berkualitas
·
Nilai-nilai
etis
·
Keterampilan-keterampilan
teknis
Kemampuan-kemapuan yang sama pentingnya tetapi kurang dikembangkan
bagi para manajer yang berhasil adalah kemampuan membangun kelompok kerja,
membentuk bawahan, mengarahkan orang lain, dan berurusan dengan ketidakpastian.
Belajar Seumur Hidup
Belajar dan pengembangan tidak terjadi hanya sekali dalam hidup
seseorang. Belajar dan pengembangan seumur hidup lebih sering terjadi.
Bagi para profesional, proses belajar seumur hidup dapat berarti tuntutan untuk
pendidikan yang berkelanjutan untuk tetap mendapatkan sertifikat.
Proses Pengembangan Sumber Daya Manusia
Proses pengembangan sumber daya manusia meliputi hal-hal berikut:
·
Perencanaan
sumber daya manusia
·
Kemampuan
dan kapasitas yang diperlukan untuk menjalankan rencana tersebut
·
Perencanaan
suksesi
·
Penilaian
kebutuhan pengembangan
·
Perencanaan
pengembangan
·
Pendekatan
pengembangan
·
Evaluasi
keberhasilan pengembangan
ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN SUKSESI
Sama halnya dengan pelatihan, pengembangan karyawan harus dimulai
dengan analisis dari kebutuhan baik kebutuhan dari organisasi maupun individu-individunya.
Analisis Kebutuhan Pengembangan
Baik perusahaan atau individu dapat menganalisis apa sebenarnya
yang dibutuhkan seseorang dari cara pengembangan itu dilakukan. Tujuannya,
tentu saja untuk mengidentifikasikan kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan.
Metode yang digunakan oleh organisasi untuk mengukur kebutuhan pengembangan
adalah termasuk pusat penilaian, tes psikologis, dan penilaian kinerja kerja.
Perencanaan Suksesi
·
Suksesi
dalam Organisasi yang Kecil dan Dikendalikan secara Ketat. Rencana suksesi
khususnya menjadi penting di dalam perusahaan berukuran kecil dan sedang,
tetapi studi menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut justru paling
sedikit melakukan perencanaan. Hanya sejumlah kecil perusahaan berukuran kecil
dan sedang yang memiliki rencana suksesi yang bersifat formal.
·
Daftar
Penggantian. Tujuan daftar penggantian adalah untuk memastikan bahwa
individu-individu yang tepat tersedia pada waktu yang tepat pula, dan mereka
sudah memiliki pengalaman yang cukup untuk menghadapi tugas dan pekerjaan yang
ditargetkan.
MERENCANAKAN DAN MEMILIH PENDEKATAN PENGEMBANGAN
Pendekatan pengembangan yang utama mencakup pengembangan di tempat
kerja dan di luar tempat kerja.
Pendekatan Pengembangan: Metode di Tempat Kerja
Sejumlah metode pengembangan di tempat kerja juga tersedia.
Kesulitan utama dari pengembangan yang mengambil tempat di tempat kerja adalah
sering kali, aktivitas-aktivitas yang tidak terencana dianggap sebagai suatu
pengembangan.
Pengembangan di tempat kerja meliputi:
Ø Pembinaan. Pembinaan adalah pelatihan harian dan umpan balik yang
diberikan kepada para karyawan oleh para atasannya langsung.
Ø Komite Penugasan. Menugaskan para karyawan yang menjanjikan ke
dalam komite yang penting dapat memberikan para karyawan ini perluasan
pengalaman dan dapat membantu mereka untuk memahami sifat kepribadian,
masalah-masalah dan proses pemerintahan yang ada di organisasi.
Ø Rotasi Pekerjaan. Rotasi pekerjaan adalah proses perpindahan
seorang karyawan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya.
Pendekatan
Pengembangan di Luar Tempat Kerja
Teknik
pengembangan di luar tempat kerja dapat menjadi efektif karena pimpinan
memberikan kesempatan kepada individu untuk menjauh dari pekerjaan dan hanya
berkonsentrasi terhadap apa saja yang harus dipelajari. Selanjutnya, pertemuan
dengan orang-orang yang memiliki persoalan-persoalan yang berbeda dan dating
dari organisasi yang berbeda pula bisa jadi memberikan karyawan perspektif baru
terhadap persoalan lama para karyawan baru. Berbagai metode diluar tempat kerja
yang sering digunakan, yaitu :
1. Kursus
dalam Kelas dan Mendapat Gelar.
Banyak
program di luar tempat kerja yang mencakup instruksi di ruang kelas. Kelebihan
dari pelatihan dalam kelas diterima secara meluas karena orang-orang lebih
mengenal metode ini. Akan tetapi, kekurangan dari metode instruksi kelas ini
adalah system kuliahnya, dimana mendorong seseorang untuk mendengarkan secara
pasif dan mengurangi partisipasi murid. Efektifitas dari instruksi kelas
tergantung dari besarnya kelompok, kemampuan, instruktur, dan materi persoalan.
Banyak organisasi yang mendukung pendidikan yang berkelanjutan dengan membiayai
para karyawannya untuk mengambil kuliah. Beberapa perusahaan mendorong para
karyawan untuk belajar agar mencapai gelar tinggi.
2. Pelatihan
Hubungan Antar-Manusia.
Jenis
pelatihan ini memfokuskan pada pengembangan dari ketrampilan hubungan
antar-manusia yang diperlukan seseorang untuk bekerja dengan baik bersama orang
lain. Banyak program pelatihan hubungan antar-manusia yang ditujukan bagi para
atasan ditingkat pertama dan para manajer tingkat menengah yang relative baru
dan belum berpengalaman. Program hubungan antar-manusia secara umum memiliki
sesi mengenai motovasi, kepemimpinan, komunikasi karyawan, dan memanusiakan
lingkungan kerja. Persoalan dari program ini adalah sulitnya mengukur
keefektivitasan. Pengembangan ketrampilan hubungan antar-manusia memiliki
jangka waktu cukup panjang, hasil yang dapet terukur sulit untuk
diidentifikasikan dalam jangka waktu beberapa tahun.
3. Studi
Kasus.
Studi
kasus adalah teknik pengembangan yang berorientasi pada kelas yang sudah digunakan
secara luas. Kasus-kasus memberikan suatu media di mana para peserta pelatihan
dapat mempelajari aplikasi dari manajemen atau konsep-konsep perilaku.
Penekanannya adalah pada analisa dan aplikasi, tidak hanya pada penghafalan
konsep-konsep belaka. Salah satu kekurangan yang paling umum pada kasus ini
adalah tidak cukup realistisnya kasusu sehingga bisa digunakan. Juga,
kasus-kasus yang berisi informasi yang tidak tepat terhadap macam-macam
keputusan yang harus dibuat oleh para peserta pelatihan dalam kondisi nyata.
4. Bermain
Peran.
Bermain
peran adalah teknik pengembangan yang menuntut para peserta pelatihan untuk
mengasumsikan suatu peran yang ada dalam situasi tertentu dan memerankan
perilaku yang dihubungkan dengan peran tersebut. Para partisipan dapat
menghargai beberapa faktor perilaku yang mempengaruhi situasi kerja. Bermain
peran merupakan alat yang bermanfaat dalam beberapa situasi, tetapi tetap ada
satu kekurangan. Para peserta pelatihan seringkali merasa tidak nyaman dalam
situasi bermain peran dan para peserta pelatihan harus dikenalkan dengan
situasi tersebut dengan baik agar proses belajar terjadi.
5. Simulasi.
Simulasi
menuntut para partisipan untuk menganalisis sebuah situasi dan memutuskan
tindakan-tindakan yang terbaik berdasarkan data-data yang didapat. Saat
digunakan dengan tepat, simulasi dapat berguna sebagai alat pengembangan
manajemen. Akan tetapi, simulasi menerima kritikan yang sama sebagaimana pada
bermain peran. Realitas sering kali terbatas, sehingga pengalaman belajar jadi
menghilang. Belajar harus menjadi fokusnya, tidak hanya memainkan peran.
6. Cuti
Panjang atau Izin.
Cuti
panjang adalah waktu meninggalkan kerja dnegn tetap menerima gaji untuk
mengembangkan atau memulihkan kembali kondisi seseorang. Popular selama
beberapa tahun dalam dunia akademis, di mana para profesor mengambil cuti untuk
mempertajam ketrampilan dan meningkatkan pendidikan serta mengadakan pelatihan
cuti panjang kini juga sudah dilakukan oleh masyarakat bisinis.
7. Pelatihan
Luar Ruangan.
Banyak
organisasi yang mengirim para eksekutifnya keluar untuk menjalani “siksaan” di
alam bebas, yang dinamakan sebagai pelatihan luar ruangan sebagai sebuah alat
pengembangan. Kegiatatan di alam liar ini adalah sebagai berikut: bagi
individu, pengalaman tersebut dapat meningkatkan keyakinan diri dan membantu
mereka untuk mengevaluasi kembali tujuan pribadi mereka dan usaha
pencapaiannya. Bagi unit kerja, resiko yang ditanggung bersama selama di luar
lingkungan kantor dapat menciptakan rasa kerja sama kelompok. Pengembangan
manajemen jenis pertahanan diri ini bisa saja memiliki dampak yang lebih
dibandingkan dengan seminar-seminar manajemen lainnya.
Pengembangan Manajemen
Pengembangan
penting untuk seluruh karyawan, khusunya untuk para manajer. Kecuali jika para
manajer dikembnagkan secara semestinya, sumber-sumber yang ada (termasuk para
karyawan) di seluruh organisasi mungkin saja tidak dapat diatur secara baik.
Pengembangan manajemen harus dipandang sebagai cara untuk menanamkan
pengetahuan dan pertimbangan yang diperlukan oleh para manajer untuk memenuhi
tujuan strategis dan organisasi. Di antara ketrampilan-ketrampilan ini adalah
memimpin, mengatasi perubahan-perubahan, membina dan menasihati para bawahan,
mengawasi operasi dan memberikan masukan umpan balik. Sebagai contoh, kebutuhan
yang meningkat terhadap para manajer utnuk menghadapi konsumen daripada hanya
untuk memimpin karyawan membuat manajemen semakin sama dan semakin memandang
penting bagian pemasaran dibandingkan sebelumnya. Pada akahirnya, dengan makin
banyaknya tanggung jawab yang dipindahkan ke tingkat yang lebih rendah di
organisasi, makin banyak orang-orang pada tingkat lebih rendah yang mendapatkan
tanggung jawab manajerial.
Pengalaman
adalah bagian penting dari pengembangan manajemen. Bahkan, pengalaman kadangkala
lebih memberikan kontribusi kepada pengembangan dari manajer senior daripada
yang diberikan pelatihan dalam kelas, karena banyak dari pengalaman ini muncul
dalam berbagai kondisi pekerjaan sepanjang waktunya. Pengalaman dengan berbagai
kondisi dan situasi memberikan kontribusi terhadap pengembangan manajemen dan
membuat para manajer semakin bernilai. Berikut metode pengembangan manajemen
yang paling luas digunakan yaitu:
1.
Modeling Manajerial
Peribahasa
yang paling umum dalam pengembangan manajemen adalah yang menyatakan bahwa para
manajer cenderung memimpin sebagaimana mereka sendiri dipimpin. Cara lain untuk
mengatakan ini adalah bahwa para manajer belajar melalui peniruan perilaku (behavior modeling) atau menjiplak
perilaku orang lain. Usaha-usaha pengembangan manajemen dapat mengambil manfaat
dari sifat asal perilaku manusia dengan cara memasangkan seorang manajer muda
yang sedang berkembang dengan model yang pantas dan kemudian mendorong
tampilnya perilaku-perilaku yang diharapkan. Penting untuk dicatat bahwa
peniruan bukanlah imitasi yang bersifat langsung atau menjiplak, proses
sebenarnya lebih rumit dari itu. Sebagai contoh, seseorang dapat belajar apa
saja yang tidak boleh dilakukan dengan mengganti seorang model. Oleh karena
itu, menghadapkan seseorang baik kepada model yang positif maupun negative
dapat menguntungkan bagi para manajer baru.
2.
Pembinaan Manajeman.
Pembinaan
mengkombinasikan observasi dengan pemberian nasihat. Seperti modeling, ini
merupakan cara yang paling alamiah untuk belajar.
Dalam
konteks pengembangan manajemen, pembinaan dapat dicapai dengan lebih baik jika
melibatkan hubungan yang sehat antara dua manajer selama periode waktu mereka
mengerjakan pekerjaan. Pembinaan yang baik antara lain mencakup :
·
Penjelasan akan
perilaku yang pantas
·
Menjelaskan mengapa
tindakan-tindakan tertentu harus diambil.
·
Secara akurat
menetapkan pengamatan-pengamatan
·
Memberikan
saran/alternative yang memungkinkan
·
Menindak lanjuti
3.
Bimbingan.
Bimbingan
adalah hubunga di mana para manjer pada titik tengah karir mereka membantu
individu-individu yang berada di awal karier mereka. Ketrampilan teknis,
hubungan antar-pribadi dan politik dapat disampaikan dalam hubungan sedemikian
rupa antara orang yang lebih tua dengan yang lebih muda. Tidak saja pihak yang
lebih muda mengambil keuntungan tetapi, yang lebih tua juga bisa menikmati
tantangan untuk berbagai kebijakan yang dimilikinya.
Bimbingan
bukanlah sesuatu yang tidak memliki permasalahan sama sekali. Manajer muda
mionoritas mengalami kesulitan untuk menemukan pembimbing senior yang lebih
tua. Para pembimbing yang tidak puas dengan pekerjaan mereka dan mereka
mengajarkan pandangan yang sempit dan keliru terhadap kejadian tertentu bisa
saja tidak membantu pengembangan seorang manajer muda.
Permasalahan dari
Usaha-usaha Pengembangan Manajemen.
Usaha-usaha
pengembangan merupakan pokok permasalahan dari segala kesalahan dan
permasalahan yang umum. Permasalahan yang umum antara lain mencakup:
· Analisis
kebutuhan yang tidak akurat.
· Percobaan
dari program atau metode pelatihan yang bersifat “iseng” saja.
· Melepaskan
diri dari tanggung jawab pengembangan karyawan.
· Mencoba
mengganti pelatihan untuk seleksi.
· Kurangnya
pelatihan diantara mereka yang memimpin aktivitas pengembangan.
· Hanya
menggunakan “kursus-kursus” sepanjang pengembangan tersebut.
· Pengembangan
yang tersimpan.
BAB III
HASIL OBSERVASI
3.1 BLUE STAR TOUR AND TRAVEL
1.
Profile
Perusahaan
BLUE
STAR merupakan perusahaan otobus yang khusus melayani pariwisata dalam
negeri. BLUE STAR didirikan pada tahun 2004 di Jakarta. BLUE STAR merupakan
salah satu anak perusahaan PO. SAFARI EKA KAPTI yang berpusat di
Salatiga-Jawa Tengah yang telah berpengalaman lebih dari 25 tahun dalam
melayani kebutuhan transportasi masyarakat.
Semua
armada BLUE STAR menggunakan armada bus MERCEDES BENZ yang sudah terkenal
akan standar kenyamanan dan keamanannya di bidang otomotif. Selain itu
untuk mendukung lingkungan yang bersih, BLUE STAR juga menggunakan bus yang memiliki
standar EURO 2 & EURO 3 yang ramah lingkungan. Untuk menambah kenyamanan
dalam perjalanan, semua armada bus BLUE STAR juga dilengkapi dengan AC, DVD,
LCD (TV layar datar), karaoke, dan reclining seats. Perkembangan audio maupun
teknologi juga selalu menjadi salah satu acuan BLUE STAR dalam memberikan “entertainment
on the move” di setiap armadanya. Hal ini menjadikan BLUE STAR sebagai
pionir “BUS THEATRE” di Indonesia.
Keselamatan
dan keamanan penumpang juga menjadi prioritas BLUE STAR dalam melayani
konsumen. Setiap armada BLUE STAR juga dilengkapi dengan palu pemecah kaca,
pintu darurat, dan tabung pemadam kebakaran. Setiap pengemudi BLUE STAR
merupakan pengemudi yang sudah berpengalaman di bidang pariwisata sehingga
kenyamanan dan keselamatan penumpang lebih terjamin.
Seiring
dengan berjalannya waktu, BLUE STAR telah banyak melayani
perusahaan-perusahaan swasta lokal dan asing, BUMN, sekolah-sekolah swasta,
negeri maupun internasional, yayasan-yayasan sosial, dan acara-acara keluarga
(perkawinan, mudik).
|
2.
Hasil
Observasi
Narasumber : Bapak Abdul Rohman
Perusahaan Blue Star Tour and Travel
beralamat di jalan Pemuda 15 Rawamangun, Jakarta Timur. Menurut narasumber yang
kami wawancarai, perusahaan ini tidak mempunyai atau mengadakan pelatihan
khusus terhadap karyawannya, baik yang berada di kantor ataupun karyawan yang
terjun langsung ke lapangan (misalnya supir).
Namun, pihak Blue Star Tour and Travel mempunyai cara lain untuk
menutupi kekurangan tersebut, yaitu sebagai berikut:
1) Mengadakan perekrutan karyawan dengan selektif dan mensyaratkan
berbagai ketentuan yang harus dipenuhi oleh calon karyawan. Misalnya untuk
tenaga supir, diharuskan memiliki sim, terampil mengemudi, mengetahui dengan
jelas rambu lalu lintas, tidak pernah mengalami masalah kelalaian mengemudi,
pembatasan usia, dan sebagainya. Untuk tenaga lain misalnya acounting,
mensyaratkn minimal D3, diutamakan berpengalaman, lulusan dari program studi
yang bersangkutan, dan lain-lain.
2) Mengadakan tes pada saat perekrutan karyawan. Misalnya supir,
mengadakan tes mengemudi.
3) Mengadakan magang kerja selama tiga bulan.
Setiap calon karyawan Blue Star Tour and
Travel diharuskan melalui tahap magang kerja terlebih dahulu selama tiga bulan.
Magang ini di maksudkan untuk memperoleh karyawan yang sesuai dan benar-benar
ahli di bidangnya masing-masing dan dapat bekerja dengan baik di perusahaan.
Selain itu, magang ini merupakan salah satu tahap seleksi untuk menjadi karyawan
tetap di Blue Star Tour and Travel sekaligus masa orientasi atau pengenalan
calon karyawan terhadap perusahaan. Apabila kinerja karyawan pada saat magang
di nilai bagus oleh pihak perusahaan, maka dapat langsung di angkat menjadi
karyawan tetap. Diharapkan
dengan usaha tersebut Blue Star Tour and Travel dapat memperoleh karyawan
yang mempunyai kinerja baik, bermutu, dan menguntungkan perusahaan.
Blue Star Tour and Travel sudah membuat
wacana untuk mengadakan pelatihan karyawan. Pelatihan ini di utamakan kepada
karyawan lapangan, misalnya kepada supir. Perusahaan menginginkan kinerja dan
pelayanan yang maksimal kepada pelanggan, maka ketika bertugas dilapangan supir
tidak hanya mengemudikan bis dan mengatar pelangan ke tempat wisata yang
dituju, perusahaan mengingingan supir juga mempunyai pengetahuan tentang tempat-tempat
yang akan di kunjungi sehingga dapat menjelaskan kepada pelanggan.
Sedangkan mengenai pengembangan SDM,
narasumber menyatakan bahwa perusahaan tidak terlalu detail dalam pengembangan.
Maksudnya, pihak perusahaan tidak secara khusus mengagendakan
pengembangan para karyawan. Beliau menyadari bahwa Blue Star Tour and Travel
belum terlalu perlu untuk pengembangan SDM yang mendetail. Namun perusahaan
tetap menyesuaikan beberapa sistemnya sesuai dengan perkembangan
perusahaan induknya. Misalnya apabila ada perubahan atau pengembangan cara baru
dalam tata kelola tiket di perusahaan induk, maka pihak Blue Star Tour and
Travel akan menyesuaikan pengelolaan tiket yang baru.
3.2 PT. BENUA MAS
1.
Profile
Perusahaan
Sekilas Benua Emas
Benua Emas adalah bagian dari lingkungan akademika yang mempunyai
tanggung jawab moral terhadap pelayanan informasi, pendelegasian, pengambilan
keputusan dan hasil akhir dari sebuah konsultasi pendidikan masyarakat.
Mendukung pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, terutama pelajar agar
menjadi generasi multi talenta dan siap membangun dan memajukan bangsa dan
Negara di segala lini kehidupan dan disiplin ilmu pengetahuan.
Peningkatan kesadaran praktikal lapangan tentang penting dan
urgensi sebuah konsultasi pendidikan. Penyangga keberhasilan sebuah konsultasi
pendidikan adalah kemampuan sebuah lembaga konsultasi yang berorientasi pada
transfer ilmu dan pendelegasian sebuah mutu pendidikan. Pendelegasian mutu
pendidikan yang handal adalah usaha untuk membuat parameter yang diambil atau
diserap langsung dari sebuah sistem pendidikan yang bertaraf internasional.
Visi, Misi dan Motto
·
Visi
Menyelenggarakan
sebuah konsultasi pendidikan secara professional pada masyarakat dengan nilai
edukatif yang paripurna.
·
Misi
Meningkatkan dan memberikan daya
dukung pengembangan mutu pendidikan nasional.
·
Motto
Pelayanan paripurna dan
berkesinambungan.
Sejarah
Benua Emas
berdiri pada tahun 2002 yang didirikan oleh Nancy Virginia RS di Bekasi dengan beberapa
item program seperti Konsultan Pendidikan dan agensi lainnya. Pelaksanaan
operasi lapangan didukung oleh beberapa staf professional dan kompeten.
Identitas dan Direksi
Nama Lembaga : Benua Emas
Bidang Usaha : Konsultan
Pendidikan
Tahun Berdiri : 2002
Alamat : Jl. Raya Babakan
Mustikasari 32 Bekasi
Telepon : +6221 82412062
Email : benuaemas@yahoo.co.id
Web : www.benuaemas.com
Direksi : Nancy Virginia R.S.
Mobile : +628179109972
Kilas Layanan
1. Immersion Program
2. Sister School
3. Education Tour
4. School Visit
5. University Visit
6. Shadow Teaching Provider
7. Native Speaker Provider
Rekanan
a. Rekanan Dalam Negeri
1.
SMPN 1 JAKARTA
2.
SMPN 255 JAKARTA
3.
SMPN 115 JAKARTA
4.
SMPN 30 JAKARTA
5.
SMPN 99 JAKARTA
6.
SMPN 49 JAKARTA
7.
SMAN 13 JAKARTA
8.
SDI PB. SOEDIRMAN JAKARTA
Dan beberapa SMPN di wilayah Bekasi
b. Rekanan Luar Negeri
1.
Queensway Secondary School Singapore
2.
Siglap Secondary School Singapore
3.
Springfield Secondary School Singapore
4.
ST. Francis Methodost School Singapore
5.
Manila Science High School Philippines
6.
Ramon Magsaysay High School Philippines
7.
Parde Gomez Primary School Philippines
8.
Departement Of Education Manila and Singapore
9.
National University Of Singapore
10.
Nanyang Technological University Singapore
11.
Lassale College Pof The Art Singapore
12.
Osac Singapore
13.
Wak Tanjong Elementari School Malaysia
14.
Sekolah Kebangsaan Jalan 3 Selangor Malaysia
Kilas Pandang Program
Perkembangan
pendidikan di Indonesia pada akhir-akhir ini menunjukan grafik naik dengan
adanya inovasi dan pengembangan sistim pendidikan terpadu yang banyak
melibatkan unsur masyarakat dan komponen.
Benua Emas adalah sebuah
lembaga yang bergerak di bidang konsultan pendidikan yang berwacana dengan
pemberdayaan skill manajemen dan maksimalisasi usaha penjembatan
permasalahan di ranah pendidikan. Benua Emas mempunyai spesialisasi
pengembangan dan penanganan tentang usaha peningkatan mutu pendidikan dasar dan
menengah dengan titik program Shadow Teaching, Native Speaker, dan Immersion
serta Educational Visit. Untuk lebih mengetahui dan paham tentang program
program tersebut maka berikut ini kilasan singkat program:
1.
Program Shadow Teaching
a. Pengertian
Program ini menitik beratkan kemampuan komunikasi berbahasa
Inggris dalam mempelajari Science dan Math. Siswa dituntut terampil berbahasa
Inggris aktif baik verbal ataupun tulis. Program ini dipandu oleh pengajar
pengajar berpengalaman dari manca negara yang sudah terbukti kreadibilitasnya.
Siswa akan dihantarkan untuk menyelami science and math dalam teori dan praktek
yang komprehensif.
b. Lingkup Program
Science terpadu yang meliputi Biologi, Fisika dan Kimia serta Math
dengan tambahan praktikal edukatif dan kerja laboratorium.
Pemberdayaan kosakata ESP (English for Special Purposes) semisal
English for Physics, English for Biology ataupun English for Chemistry, dan
English for Math.
Pemanduan kurikulum yang berlaku dengan tambahan pengayaan
kurikulum dan bahan mancanegara. Shorcut penyelesaian soal yang
cepat dan tepat. Kerja portofolio siswa yang berdasar pada
metode ilmiah dan penelitian langsung.
2.
Program Native Speaker
a. Pengertian
Program ini merupakan program kemampuan berbahasa Inggris sebagai
pendukung program shadow teaching , immersion and twinning program. Dengan
menghadirkan Native Speaker siswa dapat melihat bagaimana berbahasa Inggris
yang berstandar internasional dari penutur aslinya.
b. Lingkup Program
Pemahaman "The Eight of Speech" dari penutur asli. Pengembangan
"Vocabulary Builder" dari penutur asli. Program "Daily
Conversation" yang aktif dari penutur asli. Daya dukung pada
kurikulum dan silabus yang berjalan di sekolah. Pengembangan
pengetahuan "Cross Cultural Understanding" dari penutur asli.
3. Immersion Program dan
Educational Tour
a.
Pengertian
Educational Tour pada dasarnya adalah program pengembangan
kemampuan siswa dalam interaksi akademik berbasis bahasa Inggris dan Cross
Cultural Understanding. Perkembangan pendidikan di Indonesia pada akhir-akhir
ini menunjukan grafik naik dengan adanya impromisasi dan pengembangan sistim
pendidikan terpadu yang banyak melibatkan unsur masyarakan dan komponen.
b. Tujuan
Tujuan utama dari program Educational Tour ini adalah sebagai
berikut:
1.
Mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris siswa sebagai bagian
dari peningkatan kemampuan kognitif siswa.
2.
Meningkatkan pemahaman Cross Cultural Understanding terhadap
kemampuan afektif dan psikomotorik siswa.
3.
Memperdalam kemampuan interaksi akademik mata pelajaran siswa
terhadap kegiatan kegiatan Class Session pada kegiatan Educational Tour.
4.
Membuka wawasan seluas luasnya terhadap sistim pendidikan luar
negeri yang dapat memberikan rangsang positif kepada siswa.
5.
Meningkatkan kemampuan berpikir yang luas dan kuat serta memungkinkan
membuka ide ide baru terhadap interaksi dunia luar.
2.
Hasil
Observasi
Narasumber : Nancy Virginia R.S
Hasil observasi di Benua Emas Educational
Consultan akan memaparkan bagaimana bentuk Pelatihan & Pengembangan Sumber
Daya Manusia yang diterapkan sesuai dengan hasil wawancara dengan narasumber,
sebagai berikut :
a.
Tujuan
Pelatihan dan Pengembangan di Benua Emas :
1.
Memberi orientasi
karyawan untuk lebih mengenal ruang lingkup perusahaan.
2.
Meningkatkan kemampuan
dan kinerja karyawan sesuai perkembangan teknologi.
3.
Memperoleh sumber daya
manusia yang berkualitas dan unggul.
4.
Menghemat biaya untuk
pelatihan sumber daya manusia selanjutnya.
5.
Dapat memberikan
pelayanan yang maksimal kepada konsumen.
6.
Mencegah adanya masalah
yang berkaitan dengan operasional.
7.
Penyesuaian terhadap
tuntutan pekerjaan.
b.
Pelatihan
Sumber Daya Manusia di Benua Emas.
Jenis
pelatihan yang digunakan di Benua Emas Educational Consultan yaitu berupa
pelatihan internal (didalam perusahaan) ataupun eksternal (diluar perusahaan).
Jenis pelatihan yang dilakukan sebagai beikut :
Ø Pelatihan
dengan Tutor Sebaya
Maksud
dari pelatihan tutor sebaya adalah orientasi karyawan baru dengan pelatih
sesama karyawan (pengajar) di Benua Emas Educational Consultan. Pimpinan
memberikan wewenang kepada karyawannya yang dianggap sudah terampil untuk
memberikan pelatihan kepada karyawan (pengajar) baru. Pelatihan tersebut berupa
pelatihan formal di dalam kelas, dimana karyawan baru mengikuti kegiatan
belajar-mengajar di kelas yang dibimbing oleh karyawan yang sudah diberikan
wewenang. Diharapkan setelah pelatihan ini, karyawan baru dapat menerapkan
teknik mengajar yang baik di lapangan.
Ø Pelatihan
di Instansi Terkait.
Pelatihan ini dilakukan di luar Benua Emas
yaitu, diinstansi pendidikan yang bekerja sama dengan Benua Emas. Benua Emas
banyak bekerja samadengan instansi pendidikan tinggi untuk memenuhi kebutuhan
karyawan (pengajar). Instansi tersebut memilih beberapa mahasiswanya untuk
mengikuti pelatihan dengan pendekatan simulasi.
Ø Pelatihan
dengan Mendatangkan Tutor dari Luar Perusahaan.
Pelatihan ini dilaksanakan dengan mengundang
tutor dari luar perusahaan. Hal ini dikarenakan kebutuhan pelatihan yang
diperlukan tidak dapat dilaksanakan oleh sumber daya manusia yang ada di dalam
perusahaan. Misalnya, perusahaan akan mengadakan training motivasi untuk
membangun semangat karyawan (pengajar) baru, dengan harapan karyawan tersebut
dapat merasa nyaman dalam pekerjaannya.
c.
Evaluasi
Pelatihan
Evaluasi
pelatihan dilaksanakan oleh instansi yang bekerja sama dengan Benua Emas. Hal
ini dilakukan agar karyawan (pengajar) dapat mengevaluasi dirinya secara
langsung jika memang kinerjanya dinilai kurang. Selain itu, konsumen dapat
menilai langsung baik tidaknya kinerja karyawan Benua Emas, apabila karyawan
dianggap tidak memuaskan maka konsumen berhak untuk menolak atau dicarikan
karyawan (pengajar) yang lebih baik. Selanjutnya perusahaan pun bisa menindak
lanjut apa saja yang kurang atau pun kesalahan dalam pelatihan sehingga
karyawan (pengajar) tidak bisa memberikan pelayanan yang memuaskan dengan
harapan kinerja karyawan selanjutnya bisa lebih baik.
d.
Pengembangan
Sumber Daya Manusia di Benua Emas.
Sama
halnya dengan pelatihan, pengembangan sumber daya manusia di Benua Emas juga
dilaksanakan dengan dua cara yaitu, internal (di dalam perusahaan) ataupun
eksternal (diluar perusahaan) selain itu bisa dilakukan dengan formal dan
informal. Jenis pengembangan yang diterapkan sebagai berikut:
Ø Mengadakan
Pertemuan Secara Rutin.
Pertemuan
dilaksanakan dengan dua cara yaitu, formal dan informal. Pertemuan informal
diadakan satu kali selama dua bulan namun, bisa berubah sesuai keadaan.
Misalnya, diadakan dinner tujuannya untuk mendekatkan karyawan kepada pimpinan
dengan saling bertukar pikiran mengenai perkembangan perusahaan maupun
masalah-masalah yang dialami karyawan atau perusahaan. Dengan cara ini
diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan & loyalitas diantara
karyawan.
Kemudian
pertemuan formal dilakukan satu kali selama sebulan sesuai kebutuhan
pengembangan karyawan. Pertemuan ini diadakan apabila dirasakan ada masalah
dalam kinerja karyawan atau perusahaan. Misalnya dengan mendatangkan psikolog.
Ø Mendatangkan
Tutor Asing
Hal
ini dilakukan untuk mengembangkan kinerja karyawan, khususnya untuk tenaga
pengajar agar memiliki kemampuan sesuai dengan tuntutan era globalisai.
Pengembangan dengan cara ini dinilai evektif dan efisien karena berdasarkan
monev konsumen, mereka lebih menyukai cara belajar yang diterapkan tutor asing.
Ø Kuliah
atau Mengikuti Program didalam Kelas.
Pengembangan
ini ditujukan bagi karyawan yang memang masih belum terampil walaupun pada
umumnya karyawan di Benua Emas sudah memiliki standar S1. Hal ini dilakukan
agar kinerja karyawan semakin meningkat mengingat kebutuhan peusahaan saat ini
pun semakin mendesak dan memerlukan karyawan yang berkualitas. Namun, dalam
pengembangan ini perusahaan tidak membiayai karyawan yang mengikuti program
kuliah ataupun yang lainnya karena para karyawan pun tidak menuntut peusahaan
untuk membiayai meskipun perusahaan menyediakan dana tersebut.
Ø Pemberian
Reward, Bonus dan Tunjangan.
Cara
ini dimasukan ke salah satu langkah pengembangan sumber daya manusia di Benua
Emas. Karyawan yang dinilai kinerjanya bagus akan diberikan reward, bonus dan
tunjangan untuk lebih meningkatkan kinejanya sekaligus mamcu karyawan lain
untuk meningkatkan kinerjanya.
Ø Study
Tour.
Study
Tour ini, salah satu cara pengembangan yang cukup berbeda dari peusahaan lain.
Diadakannya pengembangan jenis ini hiburan guna meningkatkan loyalitas kayawan
terhadap perusahaan serta mempererat hubungan kekeluargaan sesame karyawan dan
pimpinan. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan
kemampuan karyawan dalam bekerja (mengajar) karena kegiatan ini sebenarnya
bukan hanya hiburan semata namun juga melihat bagaimana perkembangan perusahaan
lain atau lembaga lain dengan bidang yang sama baik di dalam negeri maupun luar negeri. Dengan
begitu karyawan dapat melihat perbandingan secara langsung serta dapat
mengevaluasi apa saja yang belum terlaksana dalam pekerjaannya.
BAB IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Program pendidikan dan pelatihan karyawan harus dilakukan dengan
perencanaan yang baik. Perlu dilakukan analisis kebutuha pendidikan dan
pelatihan bagi karyawan sebelum memutuskan untuk mengadakan pelatihan.
Mengingat bahwa program diklat pada dasarnya diselenggarakan sebagai
sarana untuk menghilangkan atau setidaknya mengurangi gap (kesenjangan) antara
kompetensi yang ada saat ini dengan kompetensi standard atau yang diharapkan
untuk dilakukan oleh seseorang, maka dalam hal ini analisis kebutuhan diklat merupakan
alat untuk mengidentifikasi gap-gap yang ada tersebut dan melakukan analisis
apakah gap-gap tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan melalui suatu program
diklat.
Johanes popu (2002) bahwa tanpa analisis kebutuhan yang
sungguh-sungguh maka dapat dipastikan bahwa program pelatihan yang dirancang
hanya akan berlangsung sukses di ruang kelas atau tempat pelaksanaan pelatihan
semata. Artinya pelaksanaan pelatihan mungkin berjalan dengan sangat baik,
tetapi pada saat partisipan (peserta pelatihan) kembali ke tempat kerja
masing-masing mereka menjadi tidak tahu atau bingung bagaimana menerapkan apa
yang telah mereka pelajari dari pelatihan.
Analisis kebutuhan
pelatihan memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah:
·
Memastikan
bahwa pelatihan memang merupakan salah satu solusi untuk memperbaiki atau
meningkatkan kinerja pegawai dan produktivitas perusahaan.
·
Memastikan
bahwa para partisipan yang mengikuti pelatihan benar-benar orang- orang yang
tepat.
·
Memastikan
bahwa pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan selama pelatihan benar-benar
sesuai dengan elemen-elemen kerja yang dituntut dalam suatu jabatan tertentu.
·
Mengidentifikasi
bahwa jenis pelatihan dan metode yang dipilih sesuai dengan tema atau materi
pelatihan.
·
Memastikan
bahwa penurunan kinerja/kurangnya kompetensi atau pun masalah yang ada adalah
disebabkan karena kurangnya pengetahuan, ketrampilan dan sikap-sikap kerja.
4.2 Saran
Pada hampir setiap survey, pelatihan mendapat peringkat tiga besar
tunjangan yang diingankan oleh karyawan dari pemberi kerja mereka dan mereka
mencari perusahaan- perusahaan yang akan memberi mereka perangkat untuk maju
dalam profesi mereka. Oleh karena itu, upaya-upaya pelatihan dan pengembangan
yang dilakukan oleh perusahaan sangat penting guna pencapaian tujuan perusahaan
yang diharapkan. Peningkatan kinerja, tujuan akhir dari pelatihan dan
pengembangan, adalah tujuan stratejik bagi organisasi-organisasi.