Jumat, 29 Maret 2013

ASPEK-ASPEK GLOBAL KEWIRAUSAHAAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Globalisasi telah menjadi fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam dunia bisnis. Perekonomian dunia semakin terbuka dan mengarah pada suatu kesatuan global. Lalu lintas barang dan jasa telah melewati batas-batas negara. Barang dan jasa yang diproduksi tidah hanya dikonsumsi oleh negera tersebut, namun sudah dikonsumsi oleh negara-negara lain. Globalisasi telah membuat batas-batas geografis dan teritorial suatu negara menjadi semakin kabur.
Dalam dunia global, produk luar negeri yang masuk ke dalam negeri menjadi pesaing produk lokal. Begitupula dengan produk lokal dapat diekspor dan menjadi sumber devisa negara. Wirausahawan tumbuh dengan cara yang berbeda-beda, sehingga tidak ada satu jalan yang pasti dalam membuat peta menuju kesuksesan bagi wirausahawan baru.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh wirausahawan adalah perubahan yang dipicu oleh perkembangan teknologi adalah :
1.   Produk-produk baru yang dilempar ke pasar oleh pesaing.
2.   Perkembangan teknologi komputer dan informasi.
3.   Perkembangan teknologi barang substitusi.
4.   Berbagai penemuan baru.
5.   Adaptasi teknologi yang siap pakai.
6.   Strategi perkembangan teknologi nasional.
7.   Pengeluaran biaya Research & Development oleh perusahaan pesaing atau perusahaan-perusahaan di dalam satu industri.
8.   Siklus hidup suatu produk (product life cycle).
9.   Terobosan-terobosan yang dapat meningkatkan produktivitas yang lebih baik di bidang input, pengolahan dan pemasaran.
10. Berbagai ramalan pengembangan teknologi di masa depan.





B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah diatas adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan globalisasi?
2.      Apa manfaat globalisasi?
3.      Bagaimana strategi melakukan globalisasi?
4.      Apa saja halangan dalam melakukan globalisasi?
5.      Bagaimana potret pasar global?
6.      Bagaimana keterlibatan dalam pasar global?
7.      Apa saja aktivitas perusahaan global?
8.      Apa saja hambatan perdagangan internasional?
9.      Bagaimana strategi untuk “usaha mendunia”?

C.    TUJUAN
Adapun tujuan berdasarkan rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan globalisasi.
2.      Untuk mengetahui apa manfaat globalisasi.
3.      Untuk mengetahui bagaimana strategi melakukan globalisasi.
4.      Untuk mengetahui apa saja halangan dalam melakukan globalisasi.
5.      Untuk mengetahui bagaimana potret pasar global.
6.      Untuk mengetahui bagaimana keterlibatan dalam pasar global.
7.      Untuk mengetahui apa saja aktivitas perusahaan global.
8.      Untuk mengetahui apa saja hambatan perdagangan internasional.
9.      Untuk mengetahui bagaimana strategi untuk “usaha mendunia”.









BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN GLOBALISASI
Globalisasi dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi saling tergantung dalam jaringan internasional meliputi transportasi, distribusi, komunikasi, dan ekonomi yang melampaui garis batas teritorial negara. Kegiatan produksi dan konsumsi sudah menjadi suatu “kegiatan bersama” di muka bumi ini.
Globalisasi juga merupakan suatu proses sosial dan budaya yang dimulai dengan berinteraksinya suatu bangsa dengan bangsa lain. Interaksi sosial budaya tersebut membawa pengaruh bagi bangsa-bangsa di dunia. Kebudayaan suatu bangsa menyerap berbagai pengaruh kebudayaan lain. Terjadi banyak penyerapan atas unsur-unsur budaya seperti nilai, adat istiadat, kebiasaan, kesenian, dan bahasa dalam suatu kebudayaan. Saat ini fenomena globalisasi mengalami proses percepatan, bangsa-bangsa di dunia saling berinteraksi dan bertukar kebudayaan.
Bagi perusahaan di seluruh dunia, globalisasi merupakan hal yang berhubungan dengan daya tahan, bukan merupakan suatu pilihan.
Indonesia, sebenarnya sudah sejak lama mempraktekkan globalisasi, ditandai dengan kebijakan industrialisasi di segala bidang sejak orde baru. Hal itu ditandai dengan banyaknya perusahaan atau investor asing yang menanam modal di Indonesia, seperti Freeport, Toyota Astra Motor, dan lain-lain.
Sayangnya tidak banyak pelaku bisnis yang dapat berpikir global. Kemampuan menghargai, mengerti dan menghormati perbedaan nilai, perilaku dan praktek bisnis perusahaan dan orang-orang di berbagai negara, inilah yang disebut berpikir global (global thinking).








Perbedaan kondisi bisnis sebelum dan sesudah globalisasi:
Sebelum
Sesudah
Berpikir lokal
Sifat bisnis statis
Lalu lintas orang dan barang terbatas
Kompetisi tertutup
Kontrol pemerintah dominan
Proteksi terhadap produk lokal
masih dimungkinkan
Dari padat karya
 Berpikir Global
Dinamis
 Lalu Lintas orang dan barang
   Tidak terbatas
 Kompetisi terbuka
Tuntutan pasar
 Tidak boleh ada proteksi
Teknologi canggih (ditandai
   dengan meluasnya penggunaan IT)

B.     MANFAAT GLOBALISASI
1.      Meningkatkan penjualan dan laba perusahaan, seiring dengan meningkatnya penjualan dan perkembangan pasar.
      Apabila perusahaan memasuki bisnis internasional maka perusahaan dapat meningkatkan keuntungan karena biaya per unit tiap produk dapat ditekan. Dengan demikian sebenarnya perusahaan meningkatkan margin keuntungannya. Misalnya biaya riset dan pengembangan yang mahal dapat dikompensasi dengan meningkatnya penjualan produk.
2.      Memperpanjang daur produk (life cycle).
3.      Mengurangi biaya manufaktur.
      Nike dan Adidas membangun pabriknya di Indonesia untuk mencari tenaga kerja yang murah. Dengan demikian, perusahaan tersebut tetap kompetitif karena dapat menjual produknya dengan harga yang lebih murah dengan menghemat biaya.
4.      Memperbaiki kemampuan daya saing.
5.      Meningkatkan kualitas produk.
6.      Berorientasi pada pelanggan.

C.      STRATEGI MELAKUKAN GLOBALISASI
1.      Bergantung pada prantara perdagangan.
Perusahaan yang akan melakukan globalisasi tidak perlu melakukannya sendiri, dapat melalui outsourcing (misal: tidak perlu memiliki departemen ekspor sendiri)
2.      Usaha patungan.
Untuk memperkuat penetrasi pasar ada baiknya dua atau tiga perusahaan yang memiliki produk atau jasa yang sejenis beraliansi.
3.      Memberikan lisensi dagang (foreign licencing).
Bisnis yang memasuki pasar luar negeri dengan memberikan lisensi bisnis di negara lain (Astra Motor, Honda, Suzuki, Pesawat CASA di PT. DI)
4.      Waralaba internasional (McDonald, KFC, Hoka-Hoka Bento, Sogo, Metro Departement Store)
5.      Barter.
Di negara-negara yang mata uangnya tidak dapat diperdagangkan secara internasional, bisnis dilakukan dengan cara barter (Sukoi dengan CPO)
6.      Menetapkan lokasi internasional.

D.      HALANGAN DALAM MELAKUKAN GLOBALISASI
1     Adanya sikap rendah diri (“aku terlalu kecil melakukan ekspor”).
Sikap rendah diri yang berpangkal dari adanya ke-tidak percayaa-an diri para wirausahawan Indonesia untu melakukan penetrasi pasar ke luar negeri, membuat produk/jasa yang dihasilkan tidak berkembang, bahkan tidak jarang menjadi ’bumerang’ yang mematikan usahanya sendiri karena ’kejenuhan pasar’ di dalam negeri dan ’kalah bersaing’ dengan banjirnya produk/jasa dari pasar luar negeri yang sangat ofensiff membanjiri pasar-pasar lokal.
2     Kurang informasi tentang bagaimana memulai perdagangan global.
Keterbatasan informasi dan kurangnya pengalaman menjalin relasi dengan pasar luar negeri merupakan kendala lainnya lagi. Usahawan kita masih kurang terbiasa berinisiatif mencari informasi dan belajar dari pengalaman wirausahawan lainnya. Seperti ’katak dalam tempurung’, masih cenderung menunggu ’bantuan orang lain’ untuk membukakan wawsan pengetahuannya.
3     Kurang tersedianya pembiayaan.
Kurangnya pendanaan adalah hal lain lagi, ketika wirausahawan kita ingin mencoba melakukan pemasaran ke luar negeri. Ketidak mampuan para wirausahawan dalam membuat Laporan Keuangan menjadi titik pangkal, sehingga pihak perbankan atau para pemodal ‘enggan’ memberikan dukungan permodalan bagi mereka.

E.       POTRET PASAR GLOBAL
Globalisasi pasar merupakan gejala dunia yang perlu diikuti. Contoh, penyatuan Masyarakat Ekonomi Eropa (European Economic Community) pada tahun 2000, terbukti telah mempengaruhi kekuatan negosiasi isu perdagangan dan investasi dari negara anggota EEC dengan Negara Sedang Berkembang. Dalam banyak kasus hasilnya cenderung merugikan negara berkembang.
Bentuk kerjasama perekonomian lainnya antara lain, Asosiasi Kelompok Produsen Minyak Bumi (OPEC), kerjasama Perekonomian Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) dan  kerjasama Perekonomian Negara-Negara Asia Pasifik (APEC).  Kluster kerjasama mereka telah mendorong dan membuat pasar barang, jasa, dan keuangan  semakin luas (globalise) dengan pengurangan berbagai hambatan (borderless) dalam birokrasi perijinan, dan lalulintas modal, pekerja dan tranfer teknologi.
Globalisasi pasar internasional sekarang ini cenderung meluas, menjadi rumit  dan sulit dilacak. Proses ini terjadi sedemikian cepat dengan kecenderungan aksi dari berbagai perusahaan raksasa multinasional (MNCs) dan dunia (global firms) mengadakan strategi usaha melalui integrasi, merger maupun kegiatan usaha patungan dengan melintasi batas-batas teritorial antar negara.
Kepentingan bisnis mereka secara keseluruhan seringkali mengalahkan kepentingan dari perusahaan-perusahaan cabang yang mereka miliki maupun kepentingan partner dagang di negara berkembang.  Globalisasi pasar disamping memberikan dampak positif, tidak jarang menghasilkan pengaruh yang negatif untuk perekonomian Indonesia, perkembangan perusahaan menegah dan kecil dan keunggulan bersaing di sektor ekonomi atau industri tertentu.
Jepang (salah satu dari tiga poros ekonomi dunia, selain MEE & NAFTA), merupakan pasar yang sulit dimasuki. Akan tetapi akhir-akhir ini pasar mereka semakin terbuka, khususnya bagi produk Eropa dan Amerika. Dengan produk yang tepat para pengusaha Eropa dan Amerika dapat bersaing dipasar Jepang dan bahkan dapat berkembang seperti yang telah dicapai oleh Apple Computers, Xerox, Johnson and Johnson, dan masing banyak lagi.
Pola perekonomian terpimpin atau perencanaan terpusat telah diterapkan di negara-negara Eropa Timur dan Cina selama beberapa dekade tanpa memperhatikan kekuatan pasar maupun transaksi bebas dengan ekonomi negara lain. Namun saat ini mereka telah berubah pada sistem berbasis pasar yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara penuh dalam perekonomian global sehingga pengaruhnya pasti akan nampak.
Negara-negara industri baru yang dikenal dengan Newly Industrializing Countries (NIC) terdiri atas Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, Cina, India dan Singapura. Perekonomian mereka menjadi sangat maju menjadi penantang dominator karena dapat mengurangi kesenjangan teknologi, lebih mudah mendapatkan akses terhadap modal internasional, biaya murah serta tenaga kerja yang produktif. Mereka sangat agresif memasuki pasar internasional produk elektronik, otomotif, dan barang industri lain. Mereka menjadi pesaing berat bagi ME, AS, dan Jepang. NIC tersebut percaya bahwa penciptaan pasar yang lebih bebas dapat berdampak pada kemajuan ekonomi. Oleh karena itu mereka berupaya mendorong negara-negara berkembang lain untuk membuka ekonominya bagi pasar dunia.

F.       KETERLIBATAN DALAM PASAR GLOBAL
Ketika pasar domestik mengalami kejenuhan dan pertumbuhan penjualan mulai melambat, perusahaan di semua industri menyadari semakin pentingnya usaha-usaha untuk mengembangkan bisnis di negara lain. Sebagai contoh, McDonald telah membuka restoran di Amerika Latin, Nike merancang sepatu sepak bola untuk masyarakat Brazil dan Wal-Mart menggoda para pembeli Cina melalui berbagai barang dagangan yang dapat dibeli dengan harga diskon.

G.     AKTIVITAS PERUSAHAAN GLOBAL
Perusahaan yang telah berhasil menembus pasar internasional dan bersaing dalam era globalisasi ditandai dengan aktivitasnya seperti :
1     Mereka membakukan dan memadukan aktivitas operasi-operasi perusahaannya di seluruh dunia dalam semua bidang fungsional manjemen, dengan penempatan SDM nya yang terbaik.
2     Mereka memiliki kehadiran pasar produk/jasa yang dihasilkan perusahaannya di hampir seluruh penjuru seluruh dunia.
3     Merek menjalankan operasi-operasi yang distandarisasikan di seluruh dunia dalam satu atau lebih bidang-bidang fungsional perusahaan untuk menjamin kualitas produk/jasa yang dihasilkannya, serta pelayanan baku (service quality) yang terbaik bagi para pelanggannya.
4     Mereka selalu mengadakan perbaikan dan memajukan operasi-operasinya di seluruh dunia melalui investasi yang tidak sedikit dalam departemen Research and Development untuk berupaya menemukan inovasi-inovasi baru bagi operasi perusahaannya secara berkesinambungan.

H.    HAMBATAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
1.      Hambatan domestik :
1)      Sikap – “Perusahaan saya terlalu kecil untuk mengekspor.”
2)      Kekurangan dalam informasi tentang bagaimana memulai langkah pertama.
3)      Kekurangan dalam pendanaan ekspor.
2.      Hambatan internasional :
1)      Tarif – pajak yang ditarik oleh pemerintah setempat atas impor barang dan jasa.
2)      Kuota – batasan jumlah impor barang yang dimasukkan ke dalam negeri.
3)      Embargo – jumlah larangan impor terhadap beberapa barang tertentu.
4)      Dumping – Menjual produk dalam kuantitas yang banyak di luar negeri dengan harga yang rendah untuk meraih pangsa pasar.
5)      Hambatan politik - peraturan, ketentuan-ketentuan dan resiko.
6)      Hambatan budaya – Perbedaan bahasa, falsafah, tradisi, dan praktek-praktek bisnis yang dapat diterima.

I.        STRATEGI UNTUK “USAHA MENDUNIA”
1.      Meluncurkan situs internet.
Pendekatan 3 Tahap Evolusi :
1)      Menggunakan surat elektronik
2)      Menggunakan internet untuk mengadakan penelitian pasar internasional
3)      Membangun situs internet yang dapat diakses dari seluruh penjuru dunia
2.      Mempercayakan pada perantara perdagangan.
Perantara Perdagangan :
1)      Perusahaan Manajemen Ekspor (EMCs)
2)      Perusahaan Perdagangan Ekspor (ETCs)
3)      Agen Pabrikan Ekspor (MEAs)
4)      Pedagang ekspor
5)      Kantor pembelian setempat
6)      Distributor asing
3.      Menanggung resiko bersama-sama (joint venture)
1)       Joint venture lokal – dua atau lebih perusahaan bersekutu dalam rangka ekspor barang dan jasa ke luar negeri.
2)       Joint venture asing – perusahaan lokal yang bersekutu dengan perusahaan di luar negeri yang dituju.
§  Kebanyakan joint venture asing gagal ; rata-rata rasio kesuksesan berkisar 43%.
§  Hal yang teramat penting : pilihlah rekan yang tepat.
4.      Lisensi asing
5.      Waralaba internasional
6.      Imbal balik perdagangan dan barter
7.      Ekspor
8.      Mendirikan lokasi internasional
Petunjuk untuk Sukses dalam Pasar Internasional
§  Buat diri anda seperti di rumah sendiri pada tiga area kunci pasar dunia – Amerika Utara, Eropa, dan Asia.
§  Mengembangkan produk-produk baru untuk pasar dunia.
§  Biasakan diri anda terhadap kebiasaan, tatacara, dan bahasa asing.
§  “Mendunia namun memiliki sentuhan lokal” Buat keputusan global tentang produk, pasar, dan manajemen, tapi ajak pegawai lokal anda untuk membuat keputusan yang taktis tentang paket barang, iklan, dan pelayanan.
§  Latih pegawai anda untuk berpikir global, kirim mereka pada perjalanan internasional, dan lengkapi mereka dengan sentuhan seni teknologi komunikasi.
§  Menggaji pegawai lokal untuk menempati pos-pos kantor dan cabang di luar negeri.
§  Lakukan yang terbaik, meskipun orang-orang kehilangan pekerjaan dan tanggungjawabnya.
§  Mempertimbangkan penggunaan rekan kerja dan joint venture untuk masuk ke dalam pasar luar negeri yang tidak dapat anda lakukan sendiri.





BAB III
KESIMPULAN

Dalam konteks persaingan global yang semakin terbuka seperti sekarang ini, banyak tantangan yang harus dihadapi. Setiap negara harus bersaing dengan menonjolkan keunggulan sumber daya masing-masing. Negara-negara yang unggul dalam sumber dayanya akan memenangkan persaingan. Sebaliknya negara-negara yang tidak memiliki keunggulan bersaing dalam sumber daya akan kalah dalam persaingan dan tidak akan mencapai banyak kemajuan. Negara-negara yang memiliki keunggulan bersaing adalah negara-negara yang dapat memberdayakan sumber daya ekonominya (conomic empowering) dan memberdayakan sumber daya manusianya (resourcess empower) secara nyata. Sumber-sumber ekonomi dapat diberdayakan apabila sumber daya manusia betul-betul menghadapi tantangan dan persaingan yang kompleks.
Tantangan persaingan global, tantangan pertumbuhan penduduk, tantangan pengangguran, tantangan tanggung jawab sosial, keanekaragaman ketenagakerjaan, dan tantangan etika, tantangan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, dan tantangan gaya hidup berserta kecenderungan-kecenderungannya merupakan tantangan yang saling terkait satu sama lain. Dalam persaingan global, semua sumber daya antar negara akan bergerak bebas tanpa batas. Sumber daya alam, sumber daya manusia, ilmu pengetahuan, teknologi, dan gaya hidup akan bergerak melewati batas-batas negara. Hanya sumber daya yang memiliki keunggulanlah yang dapat bertahan dalam persaingan. Demikian juga pertumbuhan penduduk dunia yang cepat disertai persaingan yang tinggi akan menimbulkan berbagai angkatan kerja yang kompetitif (competitive advantages), diantaranya melalui proses kreatif dan inovatif wirausaha.
Untuk dapat bersaing di pasar global sangat diperlukan barang dan jasa yang berdaya saing tinggi, yaitu barang dan jasa yang memiliki keunggulan-keunggulan tertentu. Untuk menghasilkan barang dan jasa yang berdaya saing tinggi diperlukan tingkat efisiensi yang tinggi. Tingkat efisiensi yang tinggi ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang tinggi, yaitu sumber daya manusia yang profesional dan terampil yang dapat menciptakan nilai tambah baru dan mampu menjawab tantangan baru. Selanjutnya kualitas sumber daya manusia yang tinggi tersebut hanya dapat ditentukan oleh sistem pendidikan yang menghasilkan sumber daya yang kreatif dan inovatif. Sumber daya kreatif dan inovatif hanya terdapat pada wirausaha.oleh sebab itu, wirausaha yang mampu menciptakan keunggulan bersaing melalui kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (create the new and different).



 
DAFTAR PUSTAKA


Pandapotan, Rizky, DKK. 2012. Aspek Global Kewirausahaan. Bandung: STIMIK-IM

Santoso, Agung Sigit. 2013. Modul 13 Aspek Global Kewirausahaan. Jakarta: FEUMB.

Srijani, Ninik. 2008. Modul Mata Kuliah Kewirausahaan. Madiun: FPIPS.




1 komentar: